Sejarah PKB dan Asal Usul Pecahnya Gus Dur VS Cak Imin (Bagian 1)
https://www.naviri.org/2021/09/sejarah-pkb-dan-asal-usul-pecahnya-gus.html
Muktamar Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) digelar di Bali mulai Selasa (20/8/2019). Sejarah kelahiran partai politik berbasis massa Nahdlatul Ulama (NU) ini tidak bisa dilepaskan dari sosok Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Sejak 25 Mei 2005 hingga kini, PKB dikuasai oleh Muhaimin Iskandar alias Cak Imin selaku ketua umum.
PKB merupakan salah satu partai politik yang lahir dari rahim Reformasi 1998. Sehari setelah runtuhnya rezim Orde Baru seiring lengsernya Soeharto dari kursi kepresidenan pada 21 Mei 1998, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memperoleh berbagai usulan dari Nahdliyin dari berbagai daerah di Indonesia.
Banyak warga NU yang menginginkan agar dibentuk parpol yang mewadahi aspirasi kaum Nahdliyin dan umat Islam di Indonesia pada umumnya. Tercatat, ada 39 nama parpol yang diusulkan. Belum lagi rancangan lambang parpol, visi dan misi, rumusan AD/ART, hingga orang-orang yang dinilai layak menjadi pengurus parpol orang NU nantinya.
PBNU menampung berbagai usulan tersebut. Namun, seperti yang tertulis dalam website resmi PKB, PBNU harus sangat berhati-hati karena secara organisatoris, NU tidak terkait dengan partai politik manapun dan tidak melakukan kegiatan politik praktis, sesuai keputusan Muktamar NU 1984.
Sikap PBNU membuat warga Nahdliyin kurang puas. Usulan agar segera dibentuk partai politik untuk umat NU justru semakin kencang. Bahkan, sejumlah partai politik berbasis massa NU sudah dideklarasikan, seperti Partai Bintang Sembilan di Purwokerto dan Partai Kebangkitan Umat di Cirebon.
Dikutip dari Relasi Islam, Politik dan Kekuasaan (2013) karya Abdul Halim, PBNU akhirnya rapat pada 3 Juni 1998 untuk memenuhi aspirasi Nahdliyin. Hasilnya, terbentuklah Tim Lima yang terdiri dari KH Ma’ruf Amin sebagai ketua, dengan anggota KH M. Dawam Anwar, KH Said Aqil Siradj, HM Rozy Munir, dan Ahmad Bagdja.
Dalam rapat selanjutnya, dibentuk Tim Asistensi yang bertugas membantu Tim Lima dalam menginventarisasi dan merangkum usulan pembentukan partai politik baru, sesuai aspirasi Nahdliyin, yang dapat mewadahi aspirasi politik warga NU. Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menjadi salah satu anggota Tim Asistensi ini.
Akhirnya, pada 23 Juni 1998, terbentuklah partai politik yang diberi nama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk menampung aspirasi warga NU pada khususnya, dan umat Islam serta rakyat Indonesia pada umumnya. Deklarasi dilakukan di kediaman Ketua Umum PBNU, Gus Dur.
Selain Gus Dur, beberapa tokoh NU yang turut mendeklarasikan berdirinya PKB di antaranya KH Ilyas Rukhiat, KH Munasir Ali, KH Mustofa Bisri, serta KH Muchit Muzadi. Matori Abdul Djalil terpilih sebagai Ketua Umum PKB pertama.
PKB langsung ambil bagian di Pemilu 1999 yang diikuti 49 peserta dan memperoleh jumlah suara yang mengejutkan sebagai partai pendatang baru. PKB menempati posisi ke-3 dengan 13.336.982 suara, hanya kalah dari dua partai politik lama yakni sang pemenang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Golkar. PKB bahkan lebih unggul dari partai Islam yang jauh lebih tua, yaitu Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di peringkat ke-4.
Berkat perolehan suara di Pemilu 1999 itu, sebut Mahrus Ali dan M.F. Nurhuda dalam Pergulatan Membela yang Benar: Biografi Matori Abdul Djalil (2008), PKB mendapatkan 51 kursi di DPR. Selain restu dari PBNU serta peran santri dan para kiai, juga tentunya warga Nahdliyin, keberhasilan PKB dalam debutnya di Pemilu 1999 tidak terlepas dari sosok Gus Dur yang sangat dihormati dan berpengaruh, serta merupakan salah satu tokoh Reformasi 1998.
Gus Dur kemudian menempati posisi orang nomor satu di negeri ini sebagai Presiden Republik Indonesia ke-4, menggantikan B.J. Habibie. Gus Dur menjadi Presiden RI sejak 20 Oktober 1999 hingga dilengserkan pada 23 Juli 2001.
PKB dipimpin Alwi Shihab sejak 15 Agustus 2001. Namun, perpecahan terjadi di internal partai ini antara kubu Matori dengan pihak Alwi yang didukung Gus Dur.
Baca lanjutannya: Sejarah PKB dan Asal Usul Pecahnya Gus Dur VS Cak Imin (Bagian 2)