Sejarah PKB dan Asal Usul Pecahnya Gus Dur VS Cak Imin (Bagian 2)
https://www.naviri.org/2021/09/sejarah-pkb-dan-asal-usul-pecahnya-gus_8.html
Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Sejarah PKB dan Asal Usul Pecahnya Gus Dur VS Cak Imin - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.
Dikutip dari Hukum Online, perpecahan di PKB berawal dari pemecatan sepihak tehadap Matori oleh Dewan Syura PKB dari posisinya selaku Ketua Tandfidz Dewan Pengurus PKB. Pemecatan Matori tersebut dilatarbelakangi kehadirannya saat Sidang Istimewa MPR 2001 yang digawangi oleh Amien Rais untuk menjungkalkan Gus Dur dari kursi kepresidenan, yang kemudian digantikan oleh Megawati Soekarnoputri.
Kendati diterpa badai perpecahan yang cukup berlarut-larut, PKB masih mampu berbicara banyak di Pemilu 2004 dengan mempertahankan posisi ke-3 dan memperoleh 52 kursi di DPR.
Gus Dur vs Cak Imin
Muktamar PKB di Semarang pada 2005 memilih Muhaimin Iskandar sebagai ketua umum yang baru, sedangkan Gus Dur duduk sebagai Ketua Dewan Syura. Cak Imin adalah keponakan Gus Dur. Namun, menjelang Pemilu 2009, internal PKB kembali bergolak. Cak Imin dipecat dari jabatannya karena dianggap melakukan manuver dengan “bermain-main ke istana” atau mendekati pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kala itu.
Cak Imin dan para pendukungnya tidak terima, kemudian mengajukan gugatan terhadap Gus Dur ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Isu Muktamar Luar Biasa (MLB) PKB pun mulai mengemuka. Ternyata benar. Hanya saja kedua belah pihak yang berseteru menggelar MLB sendiri-sendiri. Kubu Gus Dur di Parung (Bogor) pada 30 April-1 Mei 2008, sedangkan rombongan Cak Imin melaksanakan hajat di Hotel Mercure Ancol sehari berselang.
MLB Ancol memutuskan Cak Imin kembali duduk sebagai Ketua Umum PKB, sekaligus mendepak Yenny Wahid, putri Gus Dur, dari jabatan Sekretaris Jenderal PKB dan menunjuk Lukman Edy sebagai penggantinya. Posisi Gus Dur sebagai Ketua Dewan Syuro juga digusur, digantikan oleh KH Aziz Mansyur. Putusan pengadilan semakin menguatkan penguasaan kubu Cak Imin atas PKB.
“PKB hanya satu di bawah kepemimpinan Muhaimin dan Lukman Edy,” tandas Wakil Sekjen PKB saat itu, Hanif Dhakiri, dilansir Kompas (18 Mei 2009).
Gus Dur memilih diam dan perlahan tetapi pasti mulai meninggalkan kancah politik hingga akhir hayatnya.
Di bawah kendali Cak Imin pasca polemik, perolehan suara PKB di Pemilu 2009 merosot drastis, hanya meraih 5.146.122 suara dan anjlok ke urutan 7. Jatah kursi di parlemen pun berkurang nyaris separuhnya, yakni cuma mendapat 27 kursi. Namun, Cak Imin cukup sukses membawa PKB bangkit di gelaran pesta demokrasi selanjutnya.
Pada Pemilu 2014, PKB kembali menembus angka 11 juta suara lebih, tepatnya 11.298.957 suara dengan 47 kursi DPR, kendati menempati posisi ke-5.
Cak Imin tak lelah terus bermanuver di jagat politik nasional jelang Pemilu 2019. PKB pun berhasil menempatkan KH Ma’ruf Amin sebagai cawapres yang akhirnya memenangkan Pilpres 2019 mendampingi Joko Widodo (Jokowi) selaku capres.
Kini, dalam Muktamar PKB 2019 di Bali, takhta kuasa Cak Imin di pucuk tertinggi pimpinan partai yang kerap "menjual" nama Gus Dur ini tak tergoyahkan. Muhaimin Iskandar kembali terpilih sebagai Ketua Umum PKB secara aklamasi alias mutlak.