Kisah George Lazenby, Agen 007 yang Terlupakan Dunia (Bagian 1)


Naviri Magazine - On Her Majesty's Secret Service (OHMSS) menjadi satu-satunya film Bond yang dibintangi aktor asal Australia, George Lazenby. Lazenby juga menjadi satu-satunya Bond yang berasal dari luar British Isles. Di antara tujuh aktor yang pernah memerankan Bond, Lazenby juga satu-satunya yang tampil hanya dalam satu film. 

Dengan latar belakang tersebut, mudah saja untuk menemukan Lazenby kerap berada di peringkat buncit dalam daftar Bond terbaik atau terfavorit. Lupakan khayalan untuk menemukan dia bersaing dengan Daniel Craig atau Sean Connery. Namanya bahkan dijadikan metafora untuk kata dilupakan, non-ikonik, bahkan diabaikan. 

Peran George Clooney dalam Batman & Robin (1997), misalnya, disebut San Francisco Chronicle sebagai "the George Lazenby of the series," Lazenby-nya Batman. Sedangkan musisi asal Norwegia, Sondre Lerche, menulis lagu berjudul 'Like Lazenby' yang bercerita tentang menyesali kesempatan yang disia-siakan. 

Dalam bonus DVD film OHMSS, Sondre Lerche mendapati Lazenby tua "sedikit menyesali" keputusannya meninggalkan peran sebagai agen 007. Bagaimanapun, dalam usia 29 tahun saat OHMSS difilmkan, Lazenby adalah pemeran Bond termuda dalam sejarah.
 
Lazenby muda kelak meninggalkan perannya sebagai Bond, lebih tertarik pada film-film western spaghetti yang menaikkan pamor aktor macam Clint Eastwood, atau sekalian terpikat gerakan counterculture yang sedang berkembang seperti hippies atau "generasi bunga" yang bermekaran di akhir 1960-an. 

Dia bahkan sama sekali bukan aktor saat dipilih untuk memerankan Bond menggantikan Sean Connery (yang kelak kembali memerankan Bond selepas cabutnya Lazenby). Lazenby mulanya berkarier sebagai model dan hanya pernah tampil dalam iklan, sebelum produser Albert R. Broccoli menawarkannya audisi. 

Peran sebagai Bond lantas berhasil ia raih, usai secara tak sengaja mematahkan hidung pegulat profesional yang juga koordinator stunt film itu. 

Mematahkan hidung orang saat audisi tentu bukan jaminan dipilih menjadi Bond. Namun hal itu menjadi semacam penegas untuk "kriteria standar" yang diajukan sutradara debutan Peter R. Hunt: seorang lelaki yang memancarkan sex appeal tinggi. Lazenby dianggap memiliki karakteristik semacam itu. 

Lazenby memiliki tinggi badan 187 cm (ingat Daniel Craig yang dianggap banyak pihak kurang tinggi untuk menjadi Bond?), rambut belah pinggir rapi, dan wajah masa mudanya mengingatkan pada Clive Owen (yang juga pernah menjadi kandidat Bond masa kini). 

Sebagai aktor kedua yang memerankan Bond, ia bisa dibilang tampil baik-baik saja saat bertugas menggantikan Sean Connery yang imaji Bond-nya kadung melekat di benak publik. Rokok disulut di sudut mulut, hafal aroma parfum, tahu soal lepidoptery, dan pastinya, tahu lebih banyak soal perempuan. 

Itu seperti menjadi hal-hal lumrah yang bisa dikesankan seorang Bond baru untuk mempertahankan kesan bagaimana seorang Bond berlaku, siapa pun pemerannya. 

Oh ya, tambahkan celetukan-celetukan yang kini mungkin bisa dikategorikan ke dalam dad jokes."He had a lot of guts," ujarnya tatkala usus seorang musuh terburai. Atau, "He's branched off!" ketika kepala musuh bebuyutannya, Blofeld, tersangkut di dahan pohon. 

"Semua perempuan menginginkan dia dan semua laki-laki ingin seperti dia" merupakan ujaran yang lumrah menyertai setiap kemunculan James Bond. Siapa pula yang tidak membayangkan jadi agen rahasia tiada banding yang punya "selera bujangan untuk kebebasan". 

OHMSS mempertahankan Bond yang seperti itu, tetapi juga membuat dia tak ubahnya pria kebanyakan yang jauh dari kehidupan spionase: mabuk udara saat menumpangi heli, jatuh cinta (betulan), dia menikah. Dengan menyertakan pertumbuhan pribadi sang agen rahasia ke dalam menu, maka film ini pun berupaya menyeimbangkan antara romansa dan tembak-tembakan, menjalin drama, aksi, dan tragedi. 

Selain menempati posisi buncit Bond terfavorit, tidak mengherankan jika Bond-nya Lazenby juga menempati posisi terbawah dalam peringkat Bond paling mematikan. 

Dalam sebuah riset oleh Fandomspot yang mengukur peringkat "Bond paling mematikan" dari seluruh film, dari Dr. No (1962) hingga Spectre (2015), Bond yang dimainkan Lazenby ada di dasar klasemen dengan total menewaskan musuh enam kali (atau satu musuh ditewaskan setiap 23 menit dan 33 detik). 

Bandingkan dengan Bond-nya Daniel Craig di peringkat teratas yang rata-rata membunuh 59 musuh dalam satu film, atau satu pembunuhan tiap 2 1/2 menit. 

Film ini memang berjalan tenang, setidaknya hingga separuh jalan, dengan lebih berfokus pada pembangunan cerita yang bulat dan Bond yang menjalin kerja sama maupun cinta. Aksi-aksi menegangkan baru mulai tampak sekitar sepertiga akhir film, termasuk tembak-tembakan dan kejar-kejaran menggunakan peralatan olahraga musim dingin seperti ski dan bobsled dengan latar belakang rangkaian Alpen di Swiss yang menawan. 

Baca lanjutannya: Kisah George Lazenby, Agen 007 yang Terlupakan Dunia (Bagian 2)

Related

Entertaintment 3030325711311109591

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item