Pandora Papers: Terkuaknya Kekayaan dan Bisnis Rahasia Para Pemimpin Dunia (Bagian 1)


Naviri Magazine - Pandora Papers adalah aksi pembocoran hampir 12 juta dokumen dan file yang mengungkap kekayaan dan transaksi rahasia para pemimpin dunia, politikus, dan kaum miliuner. Data tersebut diperoleh oleh International Consortium of Investigative Journalists di Washington DC dan telah menjadi salah satu investigasi global terbesar yang pernah ada. 

Lebih dari 600 jurnalis dari 117 negara telah melihat kekayaan tersembunyi dari beberapa orang paling berkuasa di planet ini. 

Beberapa pemimpin dunia telah membantah melakukan kesalahan setelah munculnya kebocoran besar dokumen keuangan dari perusahaan luar negeri (offshore) atau perusahaan yang didirikan di luar yurisdiksi negara masing-masing.

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Raja Yordania Abdullah II bin Al-Hussein termasuk di antara sekitar 35 pemimpin yang masih aktif maupun tidak lagi menjabat dan lebih dari 300 pejabat publik tercakup dalam bocoran dokumen bernama Pandora Papers.

Keduanya telah mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa mereka tidak melakukan kesalahan.

Istana kerajaan Yordania mengatakan "bukanlah hal yang aneh atau tidak pantas" bahwa Raja Abdullah memiliki properti di luar negeri.

Kemudian, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mempertanyakan reliabilitas informasi yang disebut "tidak berdasar" - setelah merinci kekayaan tersembunyi Presiden Putin dan anggota lingkaran dalamnya.

"Untuk saat ini tidak jelas apa informasi ini dan tentang apa," katanya kepada wartawan, seraya menambahkan bahwa "kami tidak melihat kekayaan tersembunyi dari lingkaran dalam Putin di sana".

Dokumen yang bocor menunjukkan Raja Yordania secara diam-diam membelanjakan lebih dari US$100 juta (Rp1,4 triliun lebih) untuk membangun kerajaan properti di AS dan Inggris sejak mengambil alih kekuasaan pada 1999.

Pandora Papers adalah dokumen keuangan terbesar di dunia yang bocor dan mengungkap kekayaan dan urusan bisnis rahasia dari para pemimpin dunia, politikus dan kaum konglomerat.

Selain Putin dan Raja Abdullah, Pandora Papers juga mengungkapkan mantan PM Inggris Tony Blair dan istrinya menghindari biaya meterai sebesar £312.000 (Rp6 miliar lebih) ketika mereka membeli gedung perkantoran di London.

Pasangan itu membeli sebuah perusahaan di luar negeri yang memiliki gedung tersebut.

Dokumen itu juga menunjukkan bahwa Perdana Menteri (PM) Ceko, Andrej Babis tidak melaporkan perusahaan investasi di luar negeri yang digunakannya untuk membeli dua vila seharga £12 juta (Rp231,9 miliar lebih) di wilayah selatan Prancis.

Pemeriksaan berkas terbesar yang digelar oleh International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ), melibatkan lebih dari 650 orang jurnalis.

BBC Panorama dalam penyelidikan bersama dengan Guardian dan mitra media lainnya telah memiliki akses ke hampir 12 juta dokumen dan berkas-berkas dari 14 perusahaan jasa keuangan di sejumlah negara, termasuk British Virgin Islands, Panama, Belize, Siprus, Uni Emirat Arab, Singapura dan Swiss.

Sejumlah figur menghadapi tuduhan korupsi, pencucian uang dan penghindaran pajak global.

Tetapi salah satu pengungkapan terbesar adalah bagaimana orang-orang terkemuka dan kaya-raya mendirikan perusahaan secara legal untuk secara diam-diam membeli properti di Inggris.

Dokumen-dokumen tersebut mengungkapkan bahwa sejumlah pemilik dari 95.000 perusahaan offshore berada di balik pembelian tersebut.

Temuan ini menyoroti kegagalan pemerintah Inggris untuk memperkenalkan daftar pemilik properti asal luar negeri, meskipun berulang kali berjanji untuk melakukannya, di tengah kekhawatiran sejumlah pembeli properti dapat menyembunyikan kegiatan praktik pencucian uang.

Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev dan keluarganya, yang dituduh melakukan korupsi di negara mereka sendiri, adalah salah satu contohnya.

Penyelidikan menemukan keluarga Aliyev dan mitra terdekatnya diam-diam terlibat dalam kesepakatan properti di Inggris senilai lebih dari £400 juta.

Pengungkapan ini terbukti memalukan bagi pemerintah Inggris, karena keluarga Aliyev tampaknya telah menghasilkan keuntungan £31 juta setelah menjual salah satu properti mereka di London kepada Crown Estate - properti kerajaan milik Ratu yang dikelola The Treasury dan mengumpulkan dana untuk kepentingan negara.

Banyak transaksi dalam dokumen tidak melanggar hukum.

Tetapi Fergus Shiel, dari ICIJ, mengatakan: "Tidak pernah ada apa pun dalam skala ini, dan itu menunjukkan kenyataan dari apa yang dapat ditawarkan perusahaan di luar negeri untuk membantu orang-orang menyembunyikan uang tunai bermasalah atau menghindari pajak."

Dia menambahkan: "Mereka menggunakan rekening di luar negeri itu, perwalian di luar negeri, untuk membeli ratusan juta dolar properti di negara lain, dan untuk memperkaya keluarga mereka sendiri, dengan mengorbankan warga negara mereka."

ICIJ meyakini penyelidikan itu "membuka kotak pada banyak hal" - maka dia diberi nama Pandora Papers.

Baca lanjutannya: Pandora Papers: Terkuaknya Kekayaan dan Bisnis Rahasia Para Pemimpin Dunia (Bagian 2)

Related

News 8718412377855757781

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item