Apa yang Terjadi Sebelum Adanya Alam Semesta?


Naviri Magazine - Bumi adalah salah satu planet yang ada di alam semesta yang luas tak berbatas. Selain bumi, ada planet-planet lain di alam semesta, yang telah kita kenal nama-namanya. Ada Merkurius, Mars, Jupiter, dan lain-lain. Meski di planet-planet selain bumi belum tentu ada kehidupan manusia sebagaimana di bumi. Yang jelas, bumi hanyalah satu di antara planet-planet lain di alam semesta.

Lalu, bagaimana alam semesta tercipta? Sebagian besar ilmuwan percaya bahwa alam semesta terbentuk setelah peristiwa yang disebut Big Bang atau ledakan besar. Saat Big Bang terjadi, semua hal di alam semesta terhampar. 

Sampai di sini, pertanyaan bisa dilanjutkan, apa yang terjadi sebelum Big Bang? Apakah benar hanya ada debu angkasa di semesta? 

Ternyata, fisikawan terkenal Stephen Hawking punya jawabannya. Jawaban tersebut diutarakannya dalam wawancara bersama fisikawan Neil deGrasse Tyson, yang ditayangkan oleh National Geographic Channel. 

Sebelum menyampaikan pendapatnya tersebut, awalnya Hawking mendapat pertanyaan, "Apa yang ada sebelum sesuatu tercipta?" 

Dia kemudian menjawab bahwa hal itu bergantung pada teori yang dikenal sebagai "no-boundary proposal", teori yang dibuat oleh Hawking dan koleganya, yang bernama James Hartle. 

"Kondisi batas alam semesta... adalah tidak memiliki batas," ujar Hawking, dikutip dari Popular Science. 

Untuk memahami teori Hawking tersebut, mungkin kita perlu memutar ulang apa yang terjadi sebelum adanya alam semesta. Saat kita bergerak mundur dalam waktu, maka alam semesta akan berkontraksi. Saat kita memutar cukup jauh, hingga 13,8 miliar tahun, maka seluruh alam semesta akan menyusut seukuran satu atom tunggal (berupa bola subatomik), kata Hawking. 

Bola subatomik dari semuanya disebut singularitas. Dalam titik api yang sangak kecil dan padat itu, hukum fisika dan waktu yang kita ketahui berhenti berfungsi. Dengan kata lain, waktu yang kita pahami sama sekali tidak ada sebelum semesta mulai berkembang. 

Sebaliknya, arah waktu menyusut tak terbatas, karena alam semesta menjadi lebih kecil dan kecil lagi, tidak sampai pada titik awal yang jelas. Menurut laporan Tech Times, dalam tayangan tersebut, Hawking juga mengatakan bahwa waktu hadir dalam keadaan lentur di tengah "busa" singularitas sebelum Big Bang. Waktu terdistorsi sepanjang dimensi lain, ia selalu mendekati apa-apa tapi tidak menjadi apa-apa. 

Hal ini juga pernah diungkapkan oleh Hawking dalam sebuah kuliah umum tentang no-boundary proposal. 

"Peristiwa sebelum Big Bang tidak didefinisikan secara pasti, karena tidak mungkin seseorang mengukur apa yang terjadi," kata Hawking, dikutip dari Live Science. "Karena peristiwa sebelum Big Bang tidak memiliki konsekuensi pengamatan, seseorang mungkin juga menyadur dari teori, dan mengatakan bahwa waktu dimulai saat Big Bang." 

Related

Science 4514070845750083241

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item