Bagaimana Jadinya Jika di Dunia Tidak Ada Twitter?


Naviri Magazine - Twitter yang dulunya cocok buat seru-seruan dan menghibur diri, kini berubah menjadi tempat yang kadang menjengkelkan. Tiada hari tanpa menyaksikan cerita atau kelakuan pengguna yang bikin marah-marah. 

Belum lagi, kita sering berhadapan dengan orang sok tahu yang tiba-tiba datang dan menceramahi isi twit kita padahal tidak ada yang minta. Padahal saat itu, kita hanya mengetwit hal yang disukai, bukan sesuatu yang perlu dipermasalahkan.

Tak sedikit pengguna yang mengekspresikan rasa muak mereka terhadap Twitter. Bahkan ada yang terpikir meninggalkan jejaring sosial ini selama-lamanya.

Status yang disandang Twitter sebagai platform menyebalkan tak sepenuhnya salah aplikasi itu sendiri. Jejaring sosial mana pun yang mengandalkan berita terbaru pasti berada di posisi yang tidak mengenakkan, mengingat konten semacam itu sangat menakutkan dan meresahkan sepanjang waktu. Fakta bahwa istilah “doomscrolling” muncul dari Twitter saja sudah sangat memberatkan platform tersebut.

Doomscrolling adalah kebiasaan berselancar atau menelusuri media sosial tanpa henti, menjadi gambaran yang paling tepat bagi keberadaan Twitter di dunia maya: dibenci para penggunanya, tapi mereka tak mampu meninggalkan Twitter. 

Tapi, bagaimana jika kita membebaskan diri kita sendiri? Bagaimana kalau kita semua dipaksa menikmati selera masing-masing?

Gagasan ini sulit diterima karena Twitter telah menjadi bagian penting dalam hidup dan menghubungkan kita semua dengan dunia luar. Internet telah membuat sebagian besar dari kita hanya mengonsumsi berita yang sesuai dengan bias kita, dan TL Twitter merupakan perpanjangan langsung dari itu. 

Kemungkinan besar ini telah mengubah cara kita mengonsumsi berita, dan mungkin akan ada entitas mirip Twitter lainnya yang membayangi masyarakat.

Bagi banyak orang, daya tarik Twitter terbungkus dalam gagasan pekerjaan (atau keberadaan) mereka takkan pernah diakui tanpanya. Orang-orang yang mencoba berhenti main Twitter, akhirnya balik lagi ke aplikasi itu karena FOMO (takut ketinggalan berita terbaru). 

Sebagian orang mungkin akan berpendapat menyingkirkan Twitter dapat berdampak buruk bagi budaya karena situs ini “ladangnya ide” dan tempat bertukar pikiran (hanya orang-orang yang tidak pernah terlibat dalam debat Twitter yang bisa berbicara seperti ini). Memang, kita tidak bisa mengabaikan fungsi media sosial untuk menyebarkan ide, mengorganisir aktivisme dan berbagi informasi.

Platform ini juga berperan penting menciptakan komunitas bagi mereka yang terpinggirkan—namun sulit untuk tidak menertawakan orang-orang yang menyebut Twitter sebagai sarana debat serius dan produktif. 

Twitter menghilangkan kemampuan kita untuk memahami konteks. Postingan paling sepele dan tidak berbahaya sekali pun dapat berujung pada argumen melelahkan ketika ada yang terpelatuk.

Semakin ke sini, semakin sulit mencari hiburan di Twitter. Aplikasi burung ini dulu gudangnya video lucu, tapi sekarang TikTok telah mengambil alih. Berita yang muncul sehari-hari juga suram, sehingga Twitter dipenuhi olehnya dan diskusi di sekitarnya. 

Namun, pada saat yang sama, Twitter juga dipenuhi orang-orang yang suka membicarakan dirinya sendiri melalui lensa berita apa pun, cara yang bagus menciptakan perasaan terluka.

Hilangnya kemampuan Twitter untuk membuat orang tertawa juga menunjukkan jenis kesungguhan dan ketertarikan pada kemurnian moral (semakin banyak yang takut “di-cancel” karena twitnya).

Hal ini jelas merugikan bagi seni maupun pemikiran cerdas. Manusia memiliki banyak kekurangan. Beberapa dari kita akan mengatakan apa pun untuk mendapat perhatian. Hidup ini mungkin akan lebih mudah jika kita tidak terpapar berbagai pikiran dan kelakuan banyak orang setiap harinya. 

Coba kalian bayangkan betapa nyenyaknya tidur kita di malam hari jika Twitter hilang. Pada dasarnya, kita mungkin tetap menggunakan aplikasi ini untuk memahami dunia, membuat kita merasa seperti orang penting, atau bahkan merasakan koneksi, tapi itu takkan menjadi satu-satunya tempat untuk mewujudkan semua ini.

Related

Internet 7264572195210998469

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item