Sengaja Posting Surat Anak Nenek Trimah, Ini Penjelasan Yayasan Griya Lansia


Naviri Magazine - Ketua Yayasan Griya Lansia Husnul Khatimah, Malang, Jawa Timur, Arief Camra mengaku dirinya memang sengaja mengunggah surat pernyataan ketiga anak nenek Trimah. 

Dalam surat tersebut, ketiga anak nenek Trimah mengaku tak ada paksaan menyerahkan sang ibu ke panti jompo tersebut. Bahkan jika nenek Trimah meninggal, ketiga anaknya mengaku menyerahkan urusan pemakaman pada pihak panti. 

Siapa sangka setelah diunggah di media sosial, surat pernyataan anak nenek Trimah malah viral. 

Arief Camra pun mengaku sengaja memosting surat pernyataan anak nenek Trimah ke Facebook untuk menarik donasi. Arief tak menampik bahwa untuk merawat para lansia dibutuhkan biaya yang tak sedikit. 

Dalam sebulan, setiap lansia bisa menghabiskan Rp 1 juta. Jika ada 60 orang, kebutuhan untuk merawat para lansia itu membutuhkan Rp 60 juta dalam sebulan. 

"Griya Lansia ini ladang amal bersama, bukan milik perorangan. Siapa saja boleh ikut beramal, membantu lansia," kata Arief melalui pesan tertulis. 

Unggahan surat itu diketahui berujung viral, terutama yang menyangkut Trimah, lansia asal Magelang, Jawa Tengah yang dititipkan oleh ketiga anaknya. 

Arief menuturkan bahwa merawat lansia merupakan pekerjaan terberat. Untuk itu butuh dukungan dari publik agar tidak ada lansia yang telantar hingga tinggal di tempat sampah maupun kolong jembatan. 

"Griya Lansia membantu pemerintah menyelesaikan problem lansia terlantar agar mereka mendapat kehidupan yang lebih baik," ungkapnya. 

Arief menjelaskan, pendirian Griya Lansia Husnul Khatimah yang ada di Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang itu adalah murni berdasarkan dari idenya. Panti khusus lansia itu dirintis pada tahun 2019 dan baru bisa dibangun pada Januari 2021. Kemudian pada Juli 2021, panti tersebut mulai merawat lansia. 

Selain untuk memberikan pembelajaran tentang dinamika lansia, Arief mengaku ingin mengajak semua pihak bersama-sama bertanggung jawab atas kehidupan lansia melalui donasi. 

"Mengapa harus di-posting? Ya dengan cara itu lah kami mengajak publik untuk merawat dan menghidupi mereka. Saya selama ini tidak lebih hanya memposting program harian dan atau asal usul lansia yang ditemukan," tuturnya. 

Kapasitas panti jompo yang ada di Wajak, Kabupaten Malang itu sebanyak 60 orang. Menurutnya, dari 60 orang yang ada di sana, tiga orang di antaranya merupakan penyerahan dari anaknya. 

Mereka yakni Martiin asal Sidoarjo, Soetiyo asal Jombang yang sudah meninggal, termasuk Trimah asal Magelang. 

"Tiga kasus penelantaran orangtua tersebut memang saya posting terbuka agar menjadi pelajaran bagi publik. Bahwa apapun keadaannya, orangtua harus menjadi tanggungjawab anaknya. Apalagi ketiga kasus tersebut, semua orang tuanya kondisinya lumpuh," jelasnya. 

Adapun, Arief juga menyampaikan permohonan maaf karena persoalan Trimah yang dirawat di tempatnya menjadi ramai diperbincangkan publik. 

Sementara itu, belum ada penjelasan dari anak Trimah terkait kasus ini. Saat dihubungi, mereka tidak berkenan untuk dimintai penjelasan. 

Sementara itu, kini harapan ketiga anak nenek Trimah untuk menjemput sang ibunda dari panti jompo pupus sudah. Nenek Trimah mengaku sudah betah tinggal di panti jompo. 

Bahkan di depan anak keduanya, nenek Trimah mengaku tak ingin pulang bersama anak-anaknya. 

Deni anak kedua nenek Trimah mengaku tak membuang sang ibu ke panti jompo. Ia dan kedua saudaranya hanya menitipkan sang ibu ke panti jompo dan berjanji akan menjemputnua kembali. 

Deni, kakak, dan adiknya sepakat menitipkan Trimah ke panti jompo di Griya Lansia Husnul Khatimah, Malang, Jawa Timur lantaran faktor ekonomi. Meski begitu, Deni membantah membuang dan tak mau mengurus lagi sang ibunda hingga diserahkan ke panti jompo. 

Deni mengklaim hanya menitipkan sang ibunda untuk sementara di panti jompo yang terletak di Malang tersebut. 

"Mamah yang sabar di sana, kami anak-anak tidak membuang hanya menitipkan, jika nanti keadaan kami membaik kami pasti jemput," 

"Dan apabila kami ada rezeki kami pasti nengokin, pesen saya cuma sabar," tutur Deni. 

Mendengar ucapan sang anak, Trimah terlihat meneteskan air matanya. 

"Saya di sini enak, udah, saya gak mau pulang dulu. Betah di sini," kata lansia berusia 64 tahun tersebut kepada sang putra. 

Deni dan saudara lainnya mengaku terpaksa menitipkan Trimah lantaran faktor ekonomi. Deni berharap dititipkannya Trimah ke panti jompo bisa mendapatkan perawatan yang lebih baik. 

"Karena kami pertama gak punya tempat tinggal yang tepat. Kedua untuk biaya memang perekonomian kami lagi sulit, begitu alasannya," tutur Deni. 

Sementara itu, Deni juga sempat meluruskan pengakuan Trimah yang menyebut tak diberitahu ketika dibawa ke panti jompo. Sebelum mengantar Trimah ke Griya Lansia Husnul Khatimah, Malang, Jawa Timur, Deni klaim sudah memberitahu Trimah. 

"Nah itu dia saya ingin meluruskan itu," ucap Deni. 

Deni saat ini tinggal di Jakarta, dua hari sebelum menjemput Trimah ke Magelang ia mengaku mendapatkan kabar dari adik sang ibunda. Pasalnya saat itu, Trimah tinggal bersama adiknya di Magelang. 

"Sebenernya dari dua hari sebelum berangkat ke Magelang untuk menjemput itu dapat kabar dari adiknya untuk segera pulang, dan istilahnya dirembukin masalah ini harus gimana. Kakak saya mendapatkan info yayasan di Malang ini, maka kami bertiga berangkat (ke Malang)," cerita Deni. 

Deni mengklaim sang ibu mengetahui akan diserahkan ke panti jompo. Bahkan kala itu, Trimah bertanya kepada Deni apakah benar dirinya akan dititipkan. 

"Bu Trimah pun tahu menanyakan saya 'Den kamu mau bawa saya ke Malang?' saya bilang iya, 'kamu mau buang saya?' saya bilang enggak, cuma menitipkan. Saya udah pamit kok, udah izin kok, dari Ibu Trimah, adiknya, mereka menyepakati mengizinkan," jelas Deni. 

Related

News 921361469114605330

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item