Tidak Ada Lagi Sedotan Plastik di Gerai Starbucks


Naviri Magazine - Sedotan plastik ada di mana-mana, termasuk di gerai kopi Starbucks. Sedotan sekali pakai itu biasanya ditujukan untuk menyedot minuman dari gelas. Kenyataannya memang ada jenis-jenis minuman tertentu yang membutuhkan sedotan untuk meminumnya. Namun, belakangan, Starbucks berencana menghilangkan sedotan plastik dari gerai mereka.

Starbucks mengumumkan bahwa perusahaan kopi tersebut akan menghilangkan penggunaan sedotan plastik sekali pakai di seluruh gerainya, mulai 2020. Sebagai gantinya, menurut Independent, Starbucks bakal memakai penutup minuman yang memungkinkan pelanggan meminum kopi tanpa harus menggunakan sedotan. 

Untuk minuman jenis lain yang memerlukan sedotan, misalnya Frappucino, Starbucks akan menggunakan sedotan dari kertas atau bahan lain yang bisa terurai di tanah. Perusahaan kopi tersebut pun bakal menyediakan sedotan ramah lingkungan bagi pelanggan yang membutuhkan alat untuk meminum kopi. 

Seperti yang dilaporkan Guardian, minuman dengan penutup tanpa sedotan ini dipakai gerai Starbucks di Seattle, Amerika Serikat, dan Vancouver, Kanada, pada musim gugur tahun ini. Tahun depan, seluruh toko Starbucks di Kanada dan Amerika Serikat akan menggunakan wadah minum kopi baru.

Setelah AS dan kanada, Starbucks dikabarkan akan memperkenalkan wadah minuman berpenutup tanpa sedotan di Eropa. Di Eropa, wadah minum kopi dengan desain anyar itu bisa ditemui di sejumlah gerai kopi Starbucks di Perancis dan Belanda. 

Starbucks, masih menurut Independent, akan membantu mengurangi satu miliar sedotan plastik yang dibuang per tahun jika kebijakan minuman tanpa sedotan ini berjalan. Upaya ini diperkirakan akan menyelamatkan sebanyak 100.000 mamalia, khususnya yang hidup di laut dan pantai, yang terancam mati karena menelan atau terjerat limbah plastik.

Kebijakan ini menuai komentar positif di kalangan ilmuwan dan aktivis. Marcus Eriksen, ilmuwan lingkungan sekaligus pendiri LSM 5 Greys, mengatakan sedotan plastik dapat berbahaya, sebab alat minum itu akan berubah menjadi mikroplastik. Menurut Eriksen, penggunaan sedotan akan membawa perubahan lingkungan yang nyata. 

Meski begitu, ada keberatan atas peraturan yang diterapkan Starbucks. Blogger Melissa Blake, misalnya, mengatakan bahwa para penyandang disabilitas membutuhkan sedotan plastik dan mereka sama sekali tak dimintai pendapat sampai kebijakan itu diterapkan. 

Menurut Blake, sedotan kertas tak cukup kokoh untuk dipakai oleh orang dengan kontrol otot yang terbatas, sehingga pilihan menggunakan alat minum yang digagas Starbucks masih diragukan efektivitasnya. 

Related

Business 4669594856202590187

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item