Kisah Nyata 5 Mertua Paling Jahat di Dunia

Naviri Magazine - Kisah tentang hubungan menantu dengan mertua yang tidak harmonis bisa dibilang telah menjadi kisah klise, karena banyak terjadi di mana-mana. Mertua tidak cocok dengan menantu, lalu menantu juga tidak cocok dengan mertua. 

Atau, mertua yang terlalu mendominasi hubungan anak dengan menantunya, hingga sang menantu merasa tertekan. Atau hal-hal lain yang menjadikan hubungan antara menantu dengan mertua tidak bisa dibilang baik.

Kenyataan semacam itu tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di luar negeri. Mertua-mertua jahat tampaknya memang ada di mana-mana, dengan aneka ulah mereka. Berikut ini adalah kisah lima mertua yang sangat mengerikan, hingga dikenal sebagai mertua-mertua paling jahat di dunia.

Diana Reaves Costarakis

Diana Reaves Costarakis adalah wanita berusia 70 tahun, dan dia memiliki menantu perempuan bernama Angela. Pada tahun 2013, Diana Reaves mencari-cari informasi mengenai pembunuh bayaran. Ketika hal itu terdengar kepolisian setempat, seorang polisi di sana melakukan penyamaran, dan menemui Diana Reaves. 

Wanita tua itu tidak tahu kalau orang yang ditemuinya adalah polisi yang menyamar. Jadi, Diana Reaves pun menyampaikan maksudnya, yaitu ingin menyewa sang pembunuh untuk menghabisi menantunya. 

Dia juga memberikan uang muka sebagai biaya pembunuhan tersebut. Diana Reaves bahkan mempersilahkan apabila sang pembunuh “ingin berbuat sesuatu” kepada menantunya, sebelum membunuhnya.

Atas perbuatannya tersebut, Diana Reaves pun ditangkap polisi dengan tuduhan merencanakan pembunuhan. Sementara itu, Angela, sang menantu, terkejut ketika mengetahui ibu mertuanya bermaksud membunuhnya dengan menyewa pembunuh bayaran. 

Menurut Angela, ibu mertuanya selama ini bersikap lembut dan baik. Bahkan, dalam pertemuan terakhir sempat memeluknya, dan mengatakan gembira karena bisa “berteman baik” dengan menantunya. 

Naseebah Bibi

Tiga orang wanita Pakistan, bernama Nagina, Tazeem, dan Nisbah, pergi ke Inggris, untuk menikah dengan seorang pria. Mereka tidak berangkat dalam waktu yang sama, bahkan tiga wanita itu tidak saling kenal. Nagina berangkat pada tahun 1993, Tazeem pada tahun 2001, dan Nisbah pada tahun 2005. Tapi tujuan mereka sama, yaitu menikah dengan seorang pria bernama Nahim.

Ternyata, Nahim adalah lelaki yang sengaja digunakan sebagai perangkap oleh ibunya, yang bernama Naseebah Bibi. Nahim diperintah ibunya untuk mencari wanita sebagai istri. Begitu mendapat istri, Naseebah Bibi memperbudak istri Nahim (menantunya). Dari pagi sampai malam, wanita-wanita yang menjadi istri Nahim dipaksa bekerja menjahit tanpa henti. Jika menolak, mereka dipukuli.

Naseebah Bibi juga menyekap tiga menantunya di dalam rumah, dan tak boleh keluar, juga tidak boleh menelepon. Penderitaan wanita-wanita itu baru berakhir, ketika anak Nagina yang sudah remaja berhasil kabur dari penyekapan, dan melaporkan hal itu kepada pihak berwajib pada tahun 2006.

Dalbir Kaur

Dalbir Kaur punya anak lelaki bernama Hardeep Bhakar. Anak lelaki itu dijodohkan dengan seorang wanita bernama Gina Satvir Singh. Gina menerima perjodohan itu, karena mengira akan menjalani rumah tangga yang bahagia. Tapi ternyata impiannya berubah bencana. Setelah menikah, dia tidak dianggap sebagai menantu, tapi sebagai pembantu.

Sebelumnya, mertuanya memiliki tiga pembantu di rumah. Setelah anaknya menikah dengan Gina, tiga pembantu itu dipecat, dan Gina dipaksa menggantikan tugas mereka. Gina harus bangun pagi-pagi sekali untuk melakukan berbagai aktivitas dan pekerjaan rumah. Dia juga dilarang pergi beribadah atau menemui keluarganya. Bahkan untuk menelepon pun, mertuanya terus mengawasi. Gina pun menderita lahir batin.

Penderitaan Gina baru selesai ketika ia jatuh sakit. Dengan alasan akan pergi ke dokter, Gina kabur dari rumah mertuanya, dan melaporkan perbuatan mertuanya yang jahat. Pada tahun 2006, pengadilan Nottingham County di Inggris menjatuhkan hukuman pada Hardeep Bhakar berupa denda sebesar 35.000 pounds yang harus dibayarkan kepada Gina, sang menantu.

Mertua di Italia

Tidak disebutkan namanya, karena peraturan hukum Italia, namun yang jelas sama-sama mertua yang mengerikan. Kisah ini melibatkan seorang wanita bernama Marianna, seorang warga Italia.

Marianna telah cukup lama menjalin hubungan dengan seorang pria. Ketika pria yang dicintainya itu mengajaknya menikah, Marianna pun menerima. Ia berharap dapat membangun keluarga bahagia bersama laki-laki yang dicintai dan mencintainya. Sayangnya, harapan itu pupus gara-gara ulah sang mertua.

Seusai pesta pernikahan, pasangan itu berbulan madu ke Prancis. Ternyata, ibu mertua Marianna ikut acara bulan madu tersebut. Belum cukup, seusai bulan madu, mertua Marianna juga memaksa ikut hidup di rumah baru mereka. 

Tidak cukup hanya itu, sang ibu mertua juga ikut campur dalam urusan keluarga Marianna bersama suaminya. Yang menjadi masalah, sang suami tidak bertindak menegur ibunya yang keterlaluan.

Akhirnya, karena merasa tidak nyaman menjalani pernikahan itu akibat terus menerus direcoki mertuanya, Marianna pun melayangkan gugatan cerai.

Carolyn Bourne

Carolyn Bourne mendapat julukan sebagai “Monster in Law”, setelah email jahat yang dikirimkannya terbongkar di dunia maya.

Ceritanya, Carolyn Bourne punya anak lelaki yang akan menikah dengan seorang wanita bernama Heidi Withers. Rupanya, Carolyn tidak suka dengan calon menantunya tersebut. Pada tahun 2011, Carolyn mengirimkan email kepada Heidi Withers, yang isinya berupa caci-maki. 

Dalam email itu, Carolyn menyatakan bahwa Heidi adalah calon kuat pengganti tokoh jahat di serial TV, seorang cewek matre yang tidak punya sopan santun, tidak pantas menjadi menantunya karena miskin, dan lain-lain.

Heidi shock menerima email dari calon mertuanya tersebut. Karena shock pula, dia mem-forward email tersebut kepada teman-temannya. Entah bagaimana, email busuk itu kemudian tersebar ke mana-mana, bahkan sampai ke beberapa media. 

Setelah mendapat kepastian dari calon suaminya bahwa ibunya tidak akan mengganggunya lagi, Heidi memutuskan untuk tetap melangsungkan pernikahan. Namun dia memakai kerudung yang menutupi seluruh wajahnya, agar tidak harus bertemu pandang dengan sang calon mertua.