Begini Cara Hendry Susanto Tipu Para Investor Lewat Robot Trading Fahrenheit


Anggota Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri pada Selasa (22/3/2022) kemarin menangkap pemilik robot trading Fahrenheit Hendry Susanto, terkait kasus dugaan investasi ilegal. 

Setelah ditangkap tim dari Bareskrim Polri, Hendry langsung ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus investasi ilegal robot trading Fahrenheit. Sebelum menangkap Hendry Susanto, penyidik dari Polda Metro Jaya lebih dulu mengamankan empat anak buah Hendry yang bekerja sebagai karyawan pada robot trading Fahrenheit. 

Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirreskrimsus) Polda Metro Jaya Komisaris Besar (Kombes) Auliansyah Lubis mengatakan, keempat tersangka tersebut yakni D, IL, DB, dan MF.

Menurut Auliansyah, para pelaku berperan sebagai admin, pengelola situs, dan mencari anggota baru atau mengajak masyarakat berinvestasi di robot trading Fahrenheit. 

Dari keempat tersangka itulah polisi mendapat informasi soal sosok Hendry. Hendry disebut menjabat sebagai direktur di PT FSP Akademia Pro, perusahaan yang mengelola robot trading Fahrenheit.

Rekayasa Margin Call

Seperti dikutip dari Kontan, aksi penipuan dalam robot trading Fahrenheit adalah operator membuat transaksi seolah-olah margin call (MC). 

Margin call adalah peringatan dari broker atau sekuritas kepada investor untuk menambah modal ke rekening investasinya. Kondisi itu terjadi saat nilai ekuitas nasabah nyaris habis karena adanya posisi merugi cukup parah dalam akunnya. 

Jika hal itu terjadi, maka seorang trader harus menambah dana akun. Karena, kalau tidak, maka pihak broker dapat menutup paksa posisi tradingnya dalam kondisi stop out (rugi). 

Dari aksi manipulasi margin call robot trading Fahrenheit menyebabkan deposit member habis terkuras. 

Sutopo Widodo mengatakan, saat investor bertransaksi di robot trading abal-abal dan menggunakan broker yang tidak memiliki izin dari Bappebti, maka risiko margin call tidak bisa dihindari.

"Tidak bisa menghindari margin call yang dibuat-buat, karena semua memang sudah direncanakan dari awal," kata Sutopo. Bahkan, melakukan withdrawal atau penarikan dana oleh nasabah kemungkinan besar tidak bisa. 

Begitu pun jika ingin memasang stop loss atau menghentikan transaksi yang merugi dalam perdagangan. 

"Ini merupakan cara exit yang disengaja," kata Sutopo. 

Menurut advokat Sukma Bambang Susilo, saat ini dia menjadi kuasa hukum dari 80 orang korban dugaan penipuan robot trading Fahrenheit. Salah satu kliennya adalah artis Chris Ryan.

Sukma menjelaskan, para korban baru menyadari Fahrenheit adalah penipuan saat Bappebti mengumumkannya. 

Para korban kemudian tidak dapat melakukan pencairan dana maupun pembatalan pembelian sejak 7 Maret 2022 lalu. 

“Mereka dengan sengaja selama satu jam me-margin call-kan, me-loss-kan, semua investasi hilang dan itu diduga sampai Rp 5 triliun (dari keseluruhan korban),” kata Chris Ryan.

Related

News 5204616330902801926

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item