Kandang Ayam Dipasang CCTV, Kadus Syok Tahu Kelakuan Tetangga, Densus 88 Turun Tangan


Seorang kepala dusun (kadus) heran kandang ayamnya dipasangi CCTV oleh aparat  Densus 88. Rasa penasarannya baru terjawab sebulan kemudian. 

Hal itu dialami Ponidi (55), Kadus Krajan, Desa Tabet, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. 

Ponidi menuturkan, semua itu berawal ketika datang seseorang yang tidak dikenal ke rumahnya, bertanya soal pemuda berinisial DK (23) yang merupakan salah satu tetangganya. 

"Pertama datang satu orang tanya DK dan rumahnya. Saat itu saya di sekitar kandang ayam, kebetulan kandang ayam saya di belakang rumah DK," katanya, saat dikonfirmasi. 

Setelah pertemuan itu, kata dia, datang kembali dua personel pada keesokan harinya dengan memasang kamera pengawas ( CCTV). Kamera tersebut dipasang di satu sudut bangunan kandang ayam milik Ponidi. 

Ponidi pun diminta untuk merahasiakan misi pengawasan dan pemantauan itu dari siapapun. 

Kadus pun kaget ketika tahu maksud dan tujuan dari personel yang ternyata anggota Densus 88. Ditambah lagi soal identitas DK yang ternyata dicurigai adalah teroris golongan ISIS. 

"Saya sempat tanya, kenapa DK diawasi? Dijawab, masuk dalam daftar jaringan teroris. Saya juga kaget," ucapnya. 

Setelah kamera pengawas itu terpasang, keseharian DK dipantau oleh tim Densus 88. Setiap hari, mulai pagi sampai sore hari, datang tim pengawas untuk memantau aktivitas DK. Baik aktivitas rutin sehari-hari, hingga aktivitas lain yang tak terduga, seperti COD-an barang dengan kurir/jasa pengantar barang. 

"Setiap hari ada yang datang mengawasi DK. Mulai dari cari rumput, ke sawah, salatnya, Jumatannya, sampai COD-an barang. Kalau ada kurir yang datang, dicegat oleh petugas, ditanya bawa apa, dari mana," tuturnya. 

Akhirnya, warga Dusun Krajan, RT 03 RW 02, Desa Tabet, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal itu diamankan tim Densus 88 pada 9 Maret 2022 lalu. 

Penangkapan 

Hingga akhirnya Ponidi dikabari petugas untuk mengamankan DK sehari sebelum penangkapan dilakukan. 

Ada sekitar 20 personel yang turun untuk mengamankan DK dengan menggunakan pakaian biasa. Rumah DK pun turut digeledah di hari yang sama saat penangkapan. 

Ada beberapa barang yang diamankan oleh tim Densus 88 antiteror, meliputi handpone, barbel, alat panahan, buku rekening, dan beberapa barang lain. 

"DK juga kadang terlihat belajar panahan di belakang rumah. Beli panahan, katanya harga Rp 3 jutaan. Bilangnya mau ikut lomba gitu," terang Ponidi, seraya menambahkan, orangtua DK syok dan terkejut ketika anak semata wayangnya ditangkap tim Densus 88. 

Ponidi (55) mengatakan DK dikenal sebagai seorang pendiam. DK jarang berbaur dengan tetangganya, baik dalam forum kegiatan ataupun hanya sekadar bertegur sapa. 

Ia menuturkan, DK merupakan tamatan SMK di Kecamatan Limbangan. Kesehariannya sibuk mencari rumput untuk pakan hewan ternak peliharaannya. Tak ada hal mencurigakan yang dilakukan DK di mata tetangga-tetangganya. 

Hanya saja, DK terkenal sebagai remaja yang tertutup dari aktivitas masyarakat sekitarnya. 

"Memang dia (DK) orangnya pendiam, kalau bertemu di jalan diam saja. Kalau nggak ditegur dulu, enggak akan ngomong. Kalau sehari-harinya cuma cari rumput untuk makan peliharaan kambing," katanya. 

DK merupakan putra tunggal pasangan A dan M yang berprofesi sebagai petani. DK dikenal kerap membantu orangtuanya di sawah. Praktis, keseharian DK hanya di rumah untuk membantu orangtuanya bertani dan merawat hewan ternaknya. 

Sementara itu, Kepala Desa Tabet, Supriyadi mengungkapkan, penangkapan satu warganya itu dilakukan secara senyap. Pihak pemerintah desa baru mendapatkan kabar di hari penangkapan untuk menjadi saksi penggeledahan rumah DK. Ia pun mengaku tekejut dengan kabar itu. 

"Saya dapat kabar itu pas hari penangkapan. Saya juga telat, enggak lihat penangkapannya. Hanya menyaksikan penggeledahan rumahnya. Waktu itu turun hujan," papar dia. 

Supriyadi berujar, penangkapan DK dilakukan tim Densus 88 sekitar pukul 15.00. Ada tiga perwakilan dari pemerintah desa yang ikut menyaksikan penggeledahan rumah DK. Dua di antaranya menjadi saksi langsung penangkapan DK. 

Pasca-kejadian itu, Supriyadi mengumpulkan tokoh masyarakat desa untuk memberikan edukasi atas peristiwa penangkapan DK. Ia meminta kepada masyarakat agar tidak panik dan tidak khawatir atas peristiwa yang telah terjadi. 

"Alhamdulillah masyarakat kondusif. Kami juga lakukan pendampingan kepada keluarga DK. Kegiatan masyarakat pun tetap berjalan normal," jelasnya. 

Related

News 1098115082494030558

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item