Mengapa Harga-harga Barang Selalu Naik di Saat Lebaran?


Naviri Magazine - Mungkin kita memperhatikan bahwa ketika lebaran datang, ada banyak barang yang harganya naik. Khususnya makanan. Kenaikan harga makanan bahkan sering terjadi sebelum lebaran tiba. Beberapa hari sebelum lebaran, banyak harga makanan yang tiba-tiba naik. Yang semula Rp10.000, misalnya, naik menjadi Rp11.000 atau Rp12.000. Biasanya si pedagang akan berkata, “Maklumlah, lebaran.”

Kenaikan harga bukan hanya terjadi pada makanan, tapi juga pada transportasi, pakaian, dan aneka barang lain. Intinya, ketika lebaran tiba, harga-harga barang akan naik, dan kita seperti dipaksa untuk menerima kenyataan itu. Pertanyaannya, kenapa harga-harga barang selalu naik saat datang lebaran?

Kenaikan harga-harga terjadi karena adanya inflasi. Momen seperti Ramadan dan lebaran termasuk hal yang menumbuhkan besaran inflasi. 

Ada dua faktor yang menjadi pemicu terjadinya inflasi, yaitu cost-push Inflation dan demand-pull inflation. Dalam cost-push Inflation, pemicu inflasi disebabkan oleh kenaikan harga komoditas input, seperti bahan mentah dan upah tenaga kerja, yang akan mengakibatkan kenaikan biaya produksi. 

Dalam kondisi ini, permintaan masyarakat cenderung tetap (demand remains constant). Sedangkan dalam demand-pull inflation, pemicu inflasi disebabkan oleh tingginya permintaan dari masyarakat. Dalam kondisi ini, hasil produksinya tidak sebanding dengan permintaan tersebut, sehingga harga di masyarakat meningkat. 

Demand-pull inflation inilah yang cederung menjadi pemicu inflasi di Indonesia, mulai dari menjelang puasa hingga lebaran. 

Mayoritas masyarakat Indonesia berada pada kelas menengah yang cenderung memiliki pola hidup konsumtif. Maka, pada bulan puasa hingga lebaran, permintaan masyarakat atas barang dan jasa dapat dipastikan meningkat. Hal ini tak lepas dari keberadaan Ramadan yang dapat dikatakan sebagai bulan hajatan nasional, di mana masyarakat tak hanya mengisinya melalui aktivitas keagamaan, juga dengan berbagai tradisi. 

Peningkatan permintaan ini juga akan berdampak pada semakin cepatnya uang beredar di masyarakat. Selain itu, THR (tunjangan hari raya) yang diterima masyarakat pun akan meningkatkan jumlah uang yang beredar, sehingga inflasi tak dapat dihindari. Di sisi lain, inflasi musiman ini merupakan pendorong pertumbuhan ekonomi.

Peningkatan permintaan dan cepatnya uang beredar menjadi indikasi aktivitas ekonomi yang semakin besar. Namun, di sisi lain, tingkat inflasi juga harus tetap di bawah pengawasan dan pengendalian ketat pemerintah. Risikonya, bila peningkatan harga tidak dapat dikendalikan, apalagi yang berasal dari bahan makanan dan sandang, daya beli masyarakat akan turun dengan cepat. Dampaknya, pertumbuhan ekonomi pun akan melambat.

Related

Business 759515953457733954

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item