Mengapa Voldemort Hanya Menyerang Sekolah Sihir Hoghwarts? (Bagian 1)

Mengapa Voldemort Hanya Menyerang Sekolah Sihir Hoghwarts?

First Wizarding War atau Perang Sihir Pertama merupakan perang sipil yang terjadi di Inggris Raya, dengan dalang utama Lord Voldemort. 

Perang sihir ini dimulai saat Lord Voldemort mendapatkan kekuatan penuh, dalam arti kekuatan ini didukung oleh antek-anteknya, yaitu para Death Eaters/Pelahap Maut, pendukung loyal dan fanatik, serta horcrux-horcrux yang membuat Voldemort secara teknis tidak bisa mati. Voldemort benar-benar mendeklarasikan diri sebagai The Lord Voldemort di tahun 1970.

Di zaman itu serasa hidup dalam ketidaktenangan. Orang yang dulu disebut kawan, keluarga, sahabat, bisa jadi ternyata simpatisan Voldemort. Tiap hari selalu ada berita tentang kematian, pembunuhan, atau orang hilang, dari pihak dunia sihir maupun Muggle. 

Kementerian Sihir juga mengalami kekacauan dalam mengatasi hal-hal ini. Satu-satunya yang menghambat upaya revolusi Voldemort adalah Orde Phoenix bentukan Albus Dumbledore, yang berisi orang-orang dengan kecakapan sihir, yang menentang Voldemort.

Long story short, tersebutlah sebuah ramalan soal kejatuhan Voldemort. Ramalan yang disebutkan oleh Sybill Trelawney malam itu, dalam keadaan trans, saat bertemu dengan Dumbledore di Bar Hogsmeade, berkenaan dengan lowongan sebagai guru mata pelajaran Ramalan di Hogwarts. Ramalan itu kemudian ditunjukkan oleh Dumbledore pada Harry Potter lewat Pensieve, diakhir buku seri kelima.

Tanpa Dumbledore sadari, Snape - yang sedang menginap di Hogsmeade saat itu - mencuri dengar alias nguping ramalan malam itu. Tapi baru dengar sebagian, dia sudah diusir oleh pemilik Bar Hogsmeade malam itu, yang tidak lain adalah anggota Orde sekaligus adik Albus Dumbledore, yaitu Alberforth Dumbledore.

Snape, yang kemudian melapor ke Voldemort, langsung merasa menyesal, karena Voldemort malah berencana menghabisi Harry Potter atau Neville Longbottom. Snape lalu meminta tolong pada Dumbledore untuk menyembunyikan Potter sekeluarga, dengan ganti Snape pindah aliansi. 

Snape yang cinta mati pada ibu Harry, Lily Potter, bersedia menjadi agen ganda untuk melindungi mereka. 

Satu minggu setelah bocornya mantra Fidelius, yang digunakan keluarga Potter untuk bersembunyi, Voldemort datang ke kediaman Keluarga Potter di desa Godric's Hollow. Voldemort lalu menghabisi nyawa Lily dan James – ayah dan ibu Harry - karena berusaha melindungi Harry. 

Harry Potter, yang baru berusia 1 tahun, lalu face to face dengan Voldemort. Dan Voldemort meluncurkan Kutukan Kematian, namun malah berbalik ke Voldemort sendiri, menghancurkan tubuh dan sihirnya, sehingga Voldemort seperti tidak berbentuk, lebih rendah daripada hantu. 

Voldemort bisa survive - tidak mati - karena horcrux-horcrux-nya. Tanpa sepengetahuan Voldemort juga, Harry Potter kemudian menjadi The Living Horcrux dari Voldemort.

Setelah kejatuhan Voldemort di saat itu, pihak kementerian dengan bantuan para anggota Orde mulai menangkapi simpatisan dan para Pelahap Maut. Ada yang kabur dan berlindung dengan dalih terkena mantra Imperius, ada yang tertangkap dan masih setia pada Voldemort, ada juga yang bekerja pada kementerian, seperti Antonin Dolohov. 

Severus Snape sendiri aman di bawah Dumbledore, karena Dumbledore memberikan jaminan bahwa Snape sudah insyaf. Kejatuhan Voldemort menandai berakhirnya Perang Sihir pertama.

Second Wizarding War

Second Wizarding War atau Perang Sihir Kedua menjadi latar sebenarnya dari cerita Harry Potter. Seperti yang kita ketahui, dari mulai buku pertama sampai buku ketujuh, Harry Potter selalu konfrontasi dengan Voldemort dalam berbagai bentuk (kecuali buku ketiga dan keenam).

Dalam buku pertama, Harry Potter berhadapan dengan Voldemort yang nempel (karena belum punya fisik) dengan Professor Quirell.

Dalam buku kedua, Harry Potter berhadapan dengan Voldemort dalam bentuk horcrux yang kemudian melepaskan Basilisk.

Buku ketiga mengungkap fakta bahwa Peter Pettigrew adalah bajingan yang selama ini telah mengkhianati keluarga Potter, yang menyebabkan kedua orang tua Harry tewas.

Dalam buku keempat, Harry Potter face to face dengan Voldemort di komplek pemakaman Little Hangleton.

Dalam buku kelima, Harry Potter berhadapan lagi dengan Voldemort di Kementrian.

Buku keenam mengisahkan pencarian horcrux, dan Dumbledore tewas dibunuh Severus Snape menggunakan Kutukan Kematian.

Buku ketujuh head to head fight: Voldemort vs Harry Potter.

Sekitar tahun 1995 atau di akhir buku keempat Harry Potter, Harry dan Dumbledore sudah memberitahu bahwa Voldemort telah bangkit kembali. Namun tidak ada yang percaya - atau tidak mau percaya - termasuk Perdana Menteri Sihir saat itu, Cornelius Fudge. 

Di buku kelima, Harry dan Dumbledore dicap sebagai pendusta besar karena dianggap menyebarkan kebohongan soal bangkitnya Voldemort, yang kemudian baru Cornelius Fudge percayai di akhir buku kelima.

Baca lanjutannya: Mengapa Voldemort Hanya Menyerang Sekolah Sihir Hoghwarts? (Bagian 2)

Related

Entertainment 2791187629205880454

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item