Mengapa Voldemort Hanya Menyerang Sekolah Sihir Hoghwarts? (Bagian 2)

Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Mengapa Voldemort Hanya Menyerang Sekolah Sihir Hoghwarts? - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.  Sekitar tahun 1996, atau timeline buku keenam Harry Potter, Voldemort mulai mendeklarasikan perang secara terbuka. Menenggelamkan banyak muggle di jembatan Brockdale karena Fudge menolak untuk menyerahkan Kementrian Sihir, Amelia Bones dan Emmeline Vance tewas tanpa tahu siapa pelakunya.   Igor Karkaroff, yang tidak lain adalah Kepala Sekolah Durmstrang sekaligus mantan Pelahap Maut, ditemukan tewas di sebuah gubuk dengan Tanda Kegelapan di atas gubuk tersebut. Belum lagi Florean Fortescue (pemilik es krim parlour di Diagon Alley) dan Garrick Olivander (si pembuat tongkat sihir) menghilang tanpa jejak.  Voldemort juga mulai mengumpulkan aliansi pasukan, mulai dari para raksasa, manusia serigala, dan bahkan dementor. Banyak tahanan Azkaban kabur dan beraliansi dengan Voldemort, termasuk di dalamnya rencana pembunuhan Albus Dumbledore yang selanjutnya terjadi di akhir buku keenam.   Di buku ketujuh, pasca tewasnya kepala sekolah Hoghwarts, tampuk kekuasaan sekolah sihir Hogwarts dipegang oleh Severus Snape. Penyihir gondrong dengan hidung berminyak ini jadi kepala sekolah Hogwarts menggantikan Dumbledore. Tahun itu, Hogwarts sangat suram dan penuh dengan aroma sihir hitam.   The Golden Trio, Harry Potter, Ronald Weasley, dan Hermione Granger, tidak meneruskan tahun ketujuh pendidikan sihir di Horgwarts karena mereka dalam penugasan mencari keberadaan horcrux dan menghancurkannya. Horcrux-horcrux ini yang kemudian diketahui adalah benda-benda heirloom dari ketiga Asrama (Cangkir Hufflepuff, Locket Slytherine, Diadem/Tiara Ravenclaw).  Saat cangkir Hufflepuff berhasil mereka ambil dari brankas keluarga Lestrange di Gringotts, berita ini sampai ke telinga Voldemort, dan Voldemort ngamuk luar biasa (kalau dalam film, voldemort dapat visi). Lalu Harry mendapat visi akan kekhawatiran dan ketakutan Voldemort, kalau-kalau Harry Potter tahu Horcrux selanjutnya ada di Hogwarts.  Berangkat dari penglihatan atau visi ini, Golden Trio berangkat ke Hogwarts yang ternyata lingkungan sekitarnya sudah dijaga ketat atas himbauan Voldemort. Singkat cerita, mereka mendapatkan Tiara Ravenclaw dan menghancurkannya, sementara sekolah mempersiapkan kemungkinan terburuk, yaitu perang terbuka, head to head dengan Voldemort dan antek-anteknya.  Akhirnya Voldemort mengirimkan bala tentaranya menyerang Hogwarts, hanya untuk menangkap satu manusia bernama Harry Potter. Setelah perang habis-habisan, Voldemort kembali menarik pasukannya dan mengirimkan pesan lewat sihir:  Harry Potter, yang sudah mengetahui fakta sebenarnya, berangkat sendiri ke Hutan Terlarang, di bawah Jubah Gaib, dimana Voldemort menunggunya. Di situlah akhirnya Voldemort menghancurkan horcrux-nya sendiri, yaitu The Living Harry.   Dengan hancurnya horcrux Harry, tewasnya Nagini - yang juga adalah Horcrux - dipenggal oleh Neville Longbottom, Voldemort hanyalah penyihir biasa. Head to head dengan Harry Potter dengan tongkat yang sebenarnya adalah milik Harry Potter, Voldemort sekali lagi kalah terkena kutukan kematian yang berbalik padanya.   Namun kali ini Voldemort tidak lagi jadi sesuatu yang lebih rendah daripada hantu, karena tak ada lagi Horcrux, tapi Voldemort benar-benar tewas. Dengan tewasnya Lord Voldemort, berakhirlah Perang Sihir Kedua.  Kalau dalam buku, mayat Lord Voldemort ditempatkan di aula terpisah dari para korban perang, tapi kalau di film Voldemort menghilang (vanishes) bagai debu.  Kenapa hanya Hogwarts yang diserang?  Karena saat itu di Hogwarts ada Harry Potter yang sedang mencari keberadaan Horcrux Tiara Helena Ravenclaw. Begitu haus darahnya Voldemort pada Harry Potter, hingga menyerang Hogwarts hanya untuk menangkap dan membunuh Harry Potter.   Harry dianggap Voldemort sebagai penghambat keberhasilannya, seperti yang ramalan katakan, dan berhubung Voldemort hanya tahu sebagian isi ramalannya, dia tidak sadar bahwa si bocah yang kita kenal dengan Harry Potter inilah yang kelak mengakhiri kekuatannya.  Apakah sekolah lain tidak membantu?  Jawabannya tidak. Meskipun kekuatan dan kebengisan Voldemort terkenal sepenjuru dunia sihir, tapi konflik sipil ini terjadi di Inggris Raya, dengan Harry Potter adalah target utama. Voldemort saat itu memang sangat berhasrat membunuh Harry Potter karena ramalan, tapi di satu sisi Harry Potter ada dalam perlindungan Dumbledore dan anggota Orde, sehingga agak sulit mendekatinya secara langsung.   Menentang Dumbledore duel sama saja cari masalah, maka dari itu di buku keenam Voldemort menyusun rencana untuk melenyapkan Dumbledore, agar bisa mendekati Harry. Sebenarnya plot Vildemort bisa dibaca, membunuh Dumbledore, melenyapkan Harry, melancarkan pembersihan Muggle di Inggris Raya, lalu melebarkan sayap ke penjuru dunia.

Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Mengapa Voldemort Hanya Menyerang Sekolah Sihir Hoghwarts? - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Sekitar tahun 1996, atau timeline buku keenam Harry Potter, Voldemort mulai mendeklarasikan perang secara terbuka. Menenggelamkan banyak muggle di jembatan Brockdale karena Fudge menolak untuk menyerahkan Kementrian Sihir, Amelia Bones dan Emmeline Vance tewas tanpa tahu siapa pelakunya. 

Igor Karkaroff, yang tidak lain adalah Kepala Sekolah Durmstrang sekaligus mantan Pelahap Maut, ditemukan tewas di sebuah gubuk dengan Tanda Kegelapan di atas gubuk tersebut. Belum lagi Florean Fortescue (pemilik es krim parlour di Diagon Alley) dan Garrick Olivander (si pembuat tongkat sihir) menghilang tanpa jejak.

Voldemort juga mulai mengumpulkan aliansi pasukan, mulai dari para raksasa, manusia serigala, dan bahkan dementor. Banyak tahanan Azkaban kabur dan beraliansi dengan Voldemort, termasuk di dalamnya rencana pembunuhan Albus Dumbledore yang selanjutnya terjadi di akhir buku keenam. 

Di buku ketujuh, pasca tewasnya kepala sekolah Hoghwarts, tampuk kekuasaan sekolah sihir Hogwarts dipegang oleh Severus Snape. Penyihir gondrong dengan hidung berminyak ini jadi kepala sekolah Hogwarts menggantikan Dumbledore. Tahun itu, Hogwarts sangat suram dan penuh dengan aroma sihir hitam. 

The Golden Trio, Harry Potter, Ronald Weasley, dan Hermione Granger, tidak meneruskan tahun ketujuh pendidikan sihir di Horgwarts karena mereka dalam penugasan mencari keberadaan horcrux dan menghancurkannya. Horcrux-horcrux ini yang kemudian diketahui adalah benda-benda heirloom dari ketiga Asrama (Cangkir Hufflepuff, Locket Slytherine, Diadem/Tiara Ravenclaw).

Saat cangkir Hufflepuff berhasil mereka ambil dari brankas keluarga Lestrange di Gringotts, berita ini sampai ke telinga Voldemort, dan Voldemort ngamuk luar biasa (kalau dalam film, voldemort dapat visi). Lalu Harry mendapat visi akan kekhawatiran dan ketakutan Voldemort, kalau-kalau Harry Potter tahu Horcrux selanjutnya ada di Hogwarts.

Berangkat dari penglihatan atau visi ini, Golden Trio berangkat ke Hogwarts yang ternyata lingkungan sekitarnya sudah dijaga ketat atas himbauan Voldemort. Singkat cerita, mereka mendapatkan Tiara Ravenclaw dan menghancurkannya, sementara sekolah mempersiapkan kemungkinan terburuk, yaitu perang terbuka, head to head dengan Voldemort dan antek-anteknya.

Akhirnya Voldemort mengirimkan bala tentaranya menyerang Hogwarts, hanya untuk menangkap satu manusia bernama Harry Potter. Setelah perang habis-habisan, Voldemort kembali menarik pasukannya dan mengirimkan pesan lewat sihir:

Harry Potter, yang sudah mengetahui fakta sebenarnya, berangkat sendiri ke Hutan Terlarang, di bawah Jubah Gaib, dimana Voldemort menunggunya. Di situlah akhirnya Voldemort menghancurkan horcrux-nya sendiri, yaitu The Living Harry. 

Dengan hancurnya horcrux Harry, tewasnya Nagini - yang juga adalah Horcrux - dipenggal oleh Neville Longbottom, Voldemort hanyalah penyihir biasa. Head to head dengan Harry Potter dengan tongkat yang sebenarnya adalah milik Harry Potter, Voldemort sekali lagi kalah terkena kutukan kematian yang berbalik padanya. 

Namun kali ini Voldemort tidak lagi jadi sesuatu yang lebih rendah daripada hantu, karena tak ada lagi Horcrux, tapi Voldemort benar-benar tewas. Dengan tewasnya Lord Voldemort, berakhirlah Perang Sihir Kedua.

Kalau dalam buku, mayat Lord Voldemort ditempatkan di aula terpisah dari para korban perang, tapi kalau di film Voldemort menghilang (vanishes) bagai debu.

Kenapa hanya Hogwarts yang diserang?

Karena saat itu di Hogwarts ada Harry Potter yang sedang mencari keberadaan Horcrux Tiara Helena Ravenclaw. Begitu haus darahnya Voldemort pada Harry Potter, hingga menyerang Hogwarts hanya untuk menangkap dan membunuh Harry Potter. 

Harry dianggap Voldemort sebagai penghambat keberhasilannya, seperti yang ramalan katakan, dan berhubung Voldemort hanya tahu sebagian isi ramalannya, dia tidak sadar bahwa si bocah yang kita kenal dengan Harry Potter inilah yang kelak mengakhiri kekuatannya.

Apakah sekolah lain tidak membantu?

Jawabannya tidak. Meskipun kekuatan dan kebengisan Voldemort terkenal sepenjuru dunia sihir, tapi konflik sipil ini terjadi di Inggris Raya, dengan Harry Potter adalah target utama. Voldemort saat itu memang sangat berhasrat membunuh Harry Potter karena ramalan, tapi di satu sisi Harry Potter ada dalam perlindungan Dumbledore dan anggota Orde, sehingga agak sulit mendekatinya secara langsung. 

Menentang Dumbledore duel sama saja cari masalah, maka dari itu di buku keenam Voldemort menyusun rencana untuk melenyapkan Dumbledore, agar bisa mendekati Harry. Sebenarnya plot Vildemort bisa dibaca, membunuh Dumbledore, melenyapkan Harry, melancarkan pembersihan Muggle di Inggris Raya, lalu melebarkan sayap ke penjuru dunia.

Related

Entertainment 6232108460693846694

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item