Mengapa Orang Bisa Lupa Bahasa Daerahnya Sendiri? (Bagian 1)

Mengapa Orang Bisa Lupa Bahasa Daerahnya Sendiri?

Naviri Magazine - Bahasa daerah, yang juga biasa disebut bahasa ibu, adalah bahasa yang kita gunakan sehari-hari semenjak lahir. Orang yang lahir dan tumbuh besar di Jawa, misalnya, kemungkinan besar akan menggunakan bahasa Jawa dalam percakapan sehari-hari, karena mayoritas masyarakat di Jawa memang menggunakan bahasa itu. Karenanya, bagi orang Jawa, bahasa ibu mereka adalah bahasa Jawa.

Tetapi, apa yang sekiranya akan terjadi ketika seorang Jawa pindah ke Amerika, misalnya, karena bekerja di sana? 

Bisa jadi, setelah bertahun-tahun di Amerika, dia tidak ingat lagi bahasa daerahnya sendiri (Jawa), karena memang tidak pernah menggunakannya lagi sampai bertahun-tahun. Yang menarik di sini, bagaimana sebenarnya proses yang terjadi, hingga orang bisa lupa bahasa daerah atau bahasa ibunya sendiri?

Kebanyakan migran yang sudah pergi lama tahu rasanya sulit berbicara dalam bahasa ibu. Prosesnya terlihat jelas: semakin lama Anda meninggalkan tempat asal, semakin banyak bahasa ibu yang Anda lupakan. Namun tidak sesederhana itu.

Yang ada, mengapa dan bagaimana secara ilmiah kita bisa melupakan bahasa ibu kita itu rumit dan di luar nalar. Ternyata seberapa lama Anda meninggalkan asal Anda tidak selalu berdampak.

Bersosialisasi dengan orang lain dengan bahasa ibu yang sama di luar negeri, justru dapat memperburuk bahasa ibu Anda. Dan faktor emosional seperti trauma dapat menjadi salah satu faktor terbesar.

Bukan hanya migran yang sudah lama yang terdampak, tapi sampat ke titik tertentu juga siapapun yang sedang belajar bahasa kedua.

"Begitu Anda belajar bahasa lain, kedua sistem mulai bersaing satu sama lain," kata Monika Schmid, seorang ahli bahasa di University of Essex.

Schmid adalah seorang peneliti terkemuka di bidang bahasa yang terkikis, sebuah bidang penelitian yang berkembang, yang meneliti apa yang membuat kita kehilangan bahasa ibu kita.

Pada anak-anak, fenomena ini lebih gampang dijelaskan karena otak mereka pada umumnya lebih fleksibel, dan lebih mudah beradaptasi. Hingga sekitar usia 12 tahun, kemampuan bahasa seseorang relatif lebih rentan untuk berubah.

Penelitian pada anak-anak yang diadopsi ke luar negeri menemukan bahwa seorang anak usia sembilan tahun dapat hampir sepenuhnya melupakan bahasa pertama mereka, saat dipindahkan dari negara kelahiran mereka.

Namun, pada orang dewasa, bahasa pertama tampak tak mungkin dilupakan sepenuhnya, kecuali di kondisi-kondisi ekstrim. Misalnya, Schmid menganalisa orang Jerman keturunan Yahudi yang mengungsi saat masa perang di Inggris dan AS.

Faktor utama yang mempengaruhi kemampuan berbahasa mereka bukanlah berapa lama mereka sudah berada di luar negeri atau usia mereka saat meninggalkan tanah asal. Namun berapa besar trauma yang mereka alami sebagai korban persekusi Nazi.

Orang-orang yang meninggalkan Jerman di awal-awal rezim, sebelum kekejaman terburuk dimulai, cenderung berbicara bahasa Jerman lebih baik - meskipun sudah mengungsi lebih lama.

Orang-orang yang mengungsi kemudian, setelah pogrom 1938 yang dikenal sebagai Reichskristallnacht, cenderung kesulitan berbicara bahasa Jerman atau tidak bisa sama sekali.

"Terlihat jelas ini dampak dari trauma," kata Schmid. Meskipun bahasa Jerman adalah bahasa yang digunakan ketika kecil, di rumah dan di keluarga, itu juga merupakan bahasa dengan memori yang menyakitkan.

Pengungsi yang sangat trauma telah menekannya. Seperti salah satu mereka mengatakan, "Saya merasa Jerman mengkhianati saya. Amerika adalah negara saya, dan Inggris adalah bahasa saya."

Beralih bahasa

Hilangnya kemampuan berbahasa seperti itu adalah sebuah pengecualian. Di kebanyakan migran, bahasa ibu lebih kurang hadir bersama bahasa baru di ingatan.

Seberapa baik bahasa ibu dipertahankan sangat berkaitan dengan talenta dalam diri seseorang: orang yang cenderung jago dalam bahasa cenderung lebih baik mempertahankan bahasa ibu mereka, tak peduli selama apa mereka jauh dari tempat asal.

Namun, kemahiran berbahasa ibu juga sangat kuat terkait dengan bagaimana kita mengatur perbedaan bahasa di otak kita.

Baca lanjutannya: Mengapa Orang Bisa Lupa Bahasa Daerahnya Sendiri? (Bagian 2)

Related

Science 7968539476317063060

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item