Kisah Foto Pertama di Dunia yang Hampir Hilang

Kisah Foto Pertama di Dunia yang Hampir Hilang

Naviri Magazine - Membuat foto pada zaman kita bisa dibilang sangat mudah. Cukup siapkan kamera atau ponsel berkamera, dan dalam beberapa detik saja sudah tercipta foto yang kita inginkan. Namun, pernahkah kita membayangkan bagaimana teknologi foto dihasilkan?

Di masa lalu, ketika teknologi belum secanggih sekarang, proses pembuatan foto bisa dibilang sangat sulit, dan membutuhkan waktu yang lama untuk menghasilkannya. Selain alat yang digunakan sangat rumit, foto juga menjadi barang langka, karena tidak setiap orang mampu menghasilkannya.

Terkait hal itu, kapan kira-kira foto dibuat pertama kali di dunia? 

Berdasarkan catatan sejarah, foto pertama di dunia dibuat di Perancis, antara tahun 1826 hingga 1827, atau sekitar 190 tahun yang lalu. Foto bersejarah itu dibuat oleh Nicephore Niepce, salah satu pelopor fotografi. Yang menarik, foto berjudul "Pemandangan dari Jendela di Le Gras" itu pernah hampir lenyap ditelan bumi, setelah menghilang pada tahun 1905.

Selang hampir lima dekade kemudian, pada 1952, sejarawan foto, Helmut Gernsheim, menemukannya teronggok dalam sebuah kotak tak bertanda, dalam gudang rumah seorang keturunan dari pemilik sebelumnya. 

Sesuai judulnya, foto itu memperlihatkan bagian bangunan dan lingkungan sekeliling yang tampak dari rumah milik Niepce, Le Gras. Niepce memakai pelat timah yang dilapis Bitumen of Judea (sejenis aspal yang timbul secara alami di alam). 

Pelat ini lantas ditaruh di dalam camera obscura, alat sederhana berupa kotak tertutup yang diberi lubang kecil di satu sisinya. Cahaya yang masuk dari lubang itu terproyeksi (secara terbalik) pada pelat timah. 

Setelah menunggu selama delapan jam, bagian bitumen yang terkena cahaya mengeras, sementara sisanya tetap lunak dan bisa diluruhkan dengan memakai cairan llavender. Foto pertama di dunia pun tercipta. 

Metode penciptaan foto dengan kamera obscura dan bitumen tersebut muncul setelah Niepce berulang kali melakukan eksperimen secara trial and error. Dia menyebut temuannya sebagai "heliography" atau teknik "menulis dengan cahaya". 

Pada waktu kemudian, Niepce bekerja sama dengan pionir fotografi lainnya, Louis Daguerre, untuk mengembangkan heliography. Setelah kematian Niepce pada 1833, Daguerre meneruskan penelitian hingga akhirnya menelurkan teknik daguereotype yang memopulerkan fotografi di kalangan publik pada 1839.

Related

History 5936357585351287086

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item