Kisah Gadis Thailand yang Dapat Hidup Selamanya (Bagian 2)

Kisah Gadis Thailand yang Dapat Hidup Selamanya

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Kisah Gadis Thailand yang Dapat Hidup Selamanya - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Alcor setuju menerima Matheryn sebagai pasien, dan mendaftarkannya sebagai anggota. Rencana awalnya adalah menerbangkan Einz ke negeri Paman Sam ketika masih hidup, supaya tim Alcor bisa melakukan prosedur langsung di sana. Prosedur yang harus ditempuh sangat kompeks dan menyeluruh; bahkan "menegangkan."

Prosedur Cryonic mencakup pemindahan pasien ke atas kasur es, membungkus tubuh mereka dengan meteri pembeku, memicu ulang jantung secara artifisial dengan "heart-lung-resuscitator," memasukan belasan obat-obatan, mengeringkan darah dan menggantinya dengan materi anti beku medis, dan membuka rongga dada untuk menyambungkan pembuluh darah utama dengan mesin yang akan menyedot sisa darah. 

Lalu, semua ini dipungkasi dengan menurunkan suhu tubuh secara perlahan, sekitar 1 celsius per jam (setelah dua minggu, tubuh akan mencapai titik beku cryonic di angka -196 derajat celsius). Untuk melakukan semua prosedur rumit ini, Alcor telah memilih rumah sakit pediatrik dengan perlangkapan memadai di California.

"Harapannya, anak perempuan berumur dua tahun ini bisa ditempatakan di rumah sakit terdekat selagi kesehatan menurun, jadi jarak yang ditempuh tak begitu jauh," ungkap Drake. "Sayangnya, napasnya turun lebih cepat dari apa yang diantisipasi para dokter, dan dua hari sebelum diterbangkan ke AS, napas Einz dibantu dengan ventilator. Sejak saat itu, kemungkinan membawanya terbang sudah hilang."

Alcorlah yang harus menghampiri Einz.

"Kamu memutuskan untuk mengutus dokter kami," tutur Klima, "karena umurnya yang masih dini dan ukuran tubuhnya yang mungil, orang tua Einz meminta dokter yang benar-benar cakap. Ketika anda mengamati vasculatur anak sekecil itu, bentuknya bakal sangat berbeda. Apalagi, ini anak dengan tumor di otaknya."

Akhirnya, Alcor mengirim Drake dan Dr. Jose Kanshepolsky, seorang pensiunan ahli bedah, ke Thailand. Keduanya harus bersiap dalam keadaan "siaga" dalam dua hari, terminologi yang digunakan oleh Alcor untuk menyebut fase pengawetan cryonic ketika dokter berada di dekat pasien yang sedang sakit. 

Drake dan Kanshepolsky menunggu sang pasien "wafat" dan terus menyiapkan prosedur selanjutanya. Kanshepolsky memeriksa Einz di rumah sakit sebelum dibawa pulang, dan menemukan sebuah kendala: karena sebagian isi otak Einz sudah diambil, batok kepalanya berisi cairan cerebrospinal, yang akan mengganggu proses pembekuan.

"Kami biasanya akan membuat dua lubang di tengkorak agar kami bisa langsung melihat otak pasien. Kalau otak mengalami kontraksi, berarti otaknya masih bekerja." jelas Drake. 

Prosedur ini dilakukan karena obat-obatan anti beku Alcor justru akan membekukan otak dan mengecilkan volumenya. Teknisi Alcor juga memasukkan instrumen penting lewat lubang-lubang tersebut. "Lewat dua lubang ini, kami memasukan kopel thermo, semacam termometer, untuk memonitor temperatur otak," tutur Drake.

Lantaran terlalu banyak cairan, Dr. Kanshepolsky memutuskan menunda proses ekstraksi otak, dan memilih terlebih dahulu melakukan pengawetan seluruh bagian badan lainnya.

Operasi yang dilakukan terhadap Matheryn disebut Alcor sebagai "neuro"—intinya, hanya otak yang diekstrak dan diawetkan, bukan seluruh tubuh.

Menurut Drake, mereka memutuskan "untuk melakukan penuangan cryoprotective ke dalam otak Matheryn di Thailand." Tim Alcor melakukannya tanpa memisahkan otak Einz dari bagian tubuh lainnya. 

"Ternyata ini adalah cara efektif yang bisa kami tempuh selama proses pemulangan jenazah dan perjalanan kembali ke AS," ungkap Drake dalam laporan paska prosedur yang ditulis bersama CEO Alcor, Max More.

"Di hari kedua, Matheryn dinyatakan meninggal dunia oleh dokter yang berjaga ketika kematian klinis terjadi," tulis keduanya. "Sebuah kamar operasi disiapkan di ruangan yang berada di sebelah kamar pasien, agar proses perfusi dan stabilisasi bisa segera berjalan. Sistem cryoprotection Alcor diuji langsung di lapangan dan terbukti efektif."

Prosedur operasi berjalan dengan mulus. "Operasinya lancar banget," kata Klima. "Operasinya bahkan lebih lancar dari banyak operasi yang dilakukan di negeri kami sendiri." Namun mengingat operasi dilakukan jauh dari kandang Alcor, banyak yang harus diurus untuk bisa memindahkan tubuh Matheryn ke Arizona.

"Kami harus mengikuti aturan industri pemakaman," kata Drake. "Ada aturan penerbangan yang khusus mengatur pemindahan sisa tubuh manusia. Dalam kasus ini, kami menghubungi perusahaan rumah mayat dari Inggris yang juga terlibat mengirimkan tubuh David Carradine, ingat kan dia meninggal di Bangkok? Mereka memberikan kami semua dokumen yang perlu diisi dan dilengkapi. Ada surat kematian Thailand, surat kematian AS, dan banyak lagi." 

Kemudian, setelah itu, mereka harus menyiapkan tubuhnya agar bisa dipindahkan.

"Biasanya kami memisahkan kepala dari tubuhnya," jelas Drake. "Kami tidak tahu bagaimana nanti reaksi keluarganya, rumah dukanya, pejabat perbatasan; jenazahnya harus melalui beberapa titik pengiriman, kustom, dan sebagainya. Mungkin banyak yang akan kaget melihat kepala manusia beku dalam sebuah kotak. Di AS, ini sudah biasa, tapi negara lain mungkin tidak." 

Namun kali ini, mereka menjaga seluruh organ tubuh menyatu dalam es. "Tubuhnya diletakkan dalam kontainer pengiriman berisi dry ice dan dijaga agar suhunya tetap -79 derajat celsius," jelas More dan Drake. Ternyata ini perhitungan yang tepat karena kontainernya berhasi lolos pemeriksaan.

"Setelah Duta Besar AS di Thailand menyetujui pengiriman, kontainer tersebut kembali diisi dry ice dan dikirim menggunakan pesawat ke bandara LAX untuk mendapatkan persetujuan kustom," jelas akun resmi mereka. 

Dari situ, agen rumah jasa dari Buena Park yang telah ditugaskan Alcor akan mengambil kontainer. Drake dan seorang staf Alcor lainnya akan mengambil alih kontainer menggunakan kendaraan responsif Alcor. Kontainer kembali diisi dengan dry ice, dinaikkan ke atas truk, dan setelah mendapatkan izin transit, dibawa kembali ke Scottsdale. 

"Operasi pemisahan neuro dilakukan di Alcor setelah jenazah tiba, dan Matheryn menjadi pasien Alcor nomor 134," menurut perusahaan.

Operasi yang dilakukan terhadap Matheryn disebut Alcor sebagai "neuro"—intinya, hanya otak yang diekstrak dan diawetkan, bukan seluruh tubuh. Otaknya sekarang disimpan dalam "Bigfoot Dewar," sebuah kontainer vakum terisolasi yang terbuat dari besi tahan karat dan berisi cairan nitrogen dan dijaga dalam suhu -196 derajat celcius, bersama banyak bagian otak lainnya. 

Inti dari tubuh Einz yang berusia 2 tahun kini disimpan dalam cryofreeze di Arizona, menunggu obat dan cara untuk kembali mendapatkan tubuh. "Operasi ini membutuhkan perencanaan logistik yang luar biasa, tapi kami senang dengan hasilnya," ungkap Drake.

Baca lanjutannya: Kisah Gadis Thailand yang Dapat Hidup Selamanya (Bagian 3)

Related

Technology 4150747470115905851

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item