Mitos Tentang Perempuan, dari Mitologi sampai Dunia Kita (Bagian 2)

Mitos Tentang Perempuan, dari Mitologi sampai Dunia Kita

Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Mitos Tentang Perempuan, dari Mitologi sampai Dunia Kita - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Belinda Crerar, kurator utama pameran tersebut, mengatakan, "Dalam banyak kasus, kami tidak tahu persis siapa yang membuat benda-benda itu. Kami cenderung berasumsi bahwa benda-benda itu dibuat oleh pria, tetapi kenyataannya tidak demikian. Di bagian pertama pameran ada piring perunggu, mungkin dibuat di Birmingham, dan didekorasi oleh perempuan."

Ditakuti dan dipuja

Banyak dewi dianggap memberikan dukungan kekuatan kepada para perempuan ketika mengandung dan melahirkan anak, tapi ada juga individu yang dipandang memiliki kekuatan untuk melakukan yang sebaliknya.

Tokoh-tokoh dengan kekuatan khusus ini sebenarnya bisa menjadi sumber kecemasan bagi perempuan di bidang yang paling membutuhkan bantuan mereka.

Di antara bangsa Sumeria, ada Lamashtu, dewi dengan kepala singa dan rahang keledai, yang diyakini menyusup ke dalam rumah perempuan saat mereka sedang melahirkan untuk mencuri bayi mereka.

Di Meksiko, Cihuateteo atau "wanita ilahi"—arwah calon ibu yang meninggal saat melahirkan—dikabarkan akan kembali dalam lima hari di tahun Aztec untuk merenggut bayi yang baru lahir dari buaian mereka.

Ada juga Lilith, yang digambarkan sebagai istri pertama Adam dan sebagai pembawa kematian bayi dan kemandulan perempuan. Sebuah patung Lilith yang menyeramkan oleh seniman kontemporer Kiki Smith dipamerkan di salah satu dinding pameran. Mata birunya yang garang bisa membuat Anda lengah.

Dewi-dewi ini adalah manifestasi mendalam dari ketakutan manusia yang nyata. Bisa dikatakan bahwa rasa cemas telah membentuk beberapa kisah tentang tokoh-tokoh perempuan dengan kekuatan tertentu, yang sampai kepada kita.

Dalam banyak budaya di peradaban awal, Bumi dipandang sebagai perempuan, atau berputar di sekitar perilaku dewi Bumi. Mitos Yunani kuno tentang Demeter dan Persephone, misalnya, digunakan untuk menjelaskan keberadaan musim.

Setelah mendengar bahwa putrinya, Persephone, telah diculik oleh dewa dunia bawah Hades, dewi pertanian Demeter berkabung dan membuat tanaman yang biasa dia lindungi mati.

Di dunia bawah, persediaan biji delima bagi Persephone untuk membuatnya tetap dalam kegelapan hanya bisa untuk setengah tahun saja. Setelah itu, ia kembali ke dunia atas.

Kembalinya Persephone menjadi penghiburan bagi ibunya, sekaligus menandai musim semi dan panen buah. Demikian pula, dalam teks-teks Hindu, dewi padi Sri Laksmi digambarkan mendatangkan kehancuran di ladang setelah meninggalkan Bumi.

Kisah-kisah ini menunjukkan bahwa kekuatan feminin adalah intrinsik bagi konsepsi manusia tentang planet kita.

Dalam agama Hindu, istri dewa Siwa, Sati, diyakini menjadi bagian dari alam semesta fisik setelah dia meninggal. Tubuhnya hancur berkeping-keping melintasi lanskap di bawah, menginspirasi fondasi Kuil Kamakhya di Assam, di tempat vulvanya diyakini jatuh. Hingga kini, sebuah festival diadakan di sini kala musim hujan.

Para penyembah menatap heran saat mata air alami berubah berwarna merah karena rembesan oksida besi. Seolah-olah sang dewi sedang menstruasi.

Sama pentingnya dengan mode pemujaan ini, orang tidak bisa untuk tidak merasa bahwa pria telah menganugerahkan dewi perempuan dengan kekuatan di atas umat manusia, demi menggambarkan betapa pemerintahan yang dipimpin perempuan di Bumi akan menjadi bencana.

Sementara Sekhmet di Mesir dijunjung karena potensinya yang memberi hidup, seperti Sri-Laksmi dan Demeter, dia juga bisa memberikan kehancuran. Sekhmet disebut dikirim untuk menjarah bumi setelah manusia memberontak melawan ayahnya, dewa matahari, Ra.

Sekhmet melakukan apa yang diperintahkan, namun dia terlena. Ra sangat malu dengan putrinya yang haus darah sehingga dia memanggilnya. Tapi Sekhmet tak menuruti perintah ayahnya. Satu-satunya cara Ra bisa menghentikannya adalah dengan menyamarkan alkohol sebagai darah sehingga dia terlalu mabuk untuk melanjutkan aksinya.

Hingga hari ini, perempuan yang berkuasa sering kali ditakuti dan dipuja, atau setidaknya, dianggap sebagai ancaman dalam kesuksesan mereka dan kemampuan mereka untuk menghancurkan.

Jika contoh-contoh masa lalu mengungkapkan sesuatu, itu adalah bahwa figur otoritas perempuan selalu siap untuk bangkit dan menentang ekspektasi. Mereka brilian karena menjadi segala sesuatu yang orang anggap mereka tidak bisa lakukan.

Related

Female 6914612041768851636

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item