Benarkah Arab Saudi Sedang Menuju Negara Sekuler?


Arab Saudi ramai diberitakan terkait gelaran Tari Samba yang menuai polemik di negara itu. Masalah ini muncul karena sejumlah warga Saudi menilai pakaian wanita yang menari Samba terlalu minim.

Arab Saudi yang dikenal sebagai negara berbasis agama tampaknya perlahan 'mengimpor' sekularisasi di negara itu di bawah Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MbS). 

Sekularisasi yang dimaksud adalah mulai memisahkan antara kehidupan sehari-hari, termasuk penyelenggaraan pemerintahan, dengan urusan keagamaan. Salah satunya, otoritas Saudi perlahan mulai mengurangi aturan-aturan konservatif di negara itu.

Kenapa kini Kerajaan Saudi cukup getol mengimpor nilai-nilai sekuler di sana?

Pemerintah mulai mengizinkan perempuan menggunakan bikini saat berkunjung ke pantai, perayaan Natal menjadi lebih terbuka, dan acara Tari Samba tadi.

Ada warga yang tinggal di Saudi bercerita bahwa ia bisa lebih bebas merayakan Natal pada Desember 2021 lalu.

"Anda dengar cerita-cerita orang menyelundupkan pohon Natal dan merayakan secara pribadi, tapi Anda tak pernah melihat dekorasi atau festival lampu penuh warna di luar seperti di Amerika," kata Sydney Turnbull, seperti dikutip Arab News.

Namun kala itu, ornamen Natal muncul di jendela toko dan produk hadiah yang berjajar di rak.

"Tahun ini khususnya mungkin merupakan tampilan Natal yang paling umum," cerita Turnbull.

Pemerintah Saudi melalui instruksi MbS juga mulai memberikan hak-hak mendasar kepada kaum perempuan di sana. Salah satunya adalah mulai membolehkan kaum perempuan mengendarai mobil dan bepergian tanpa ditemani lagi oleh suami atau pria yang masih mahram untuk wanita lajang.

Terbaru, Saudi mulai melek dan terbuka terhadap perlindungan kaum perempuan, utamanya menyangkut kasus pelecehan seksual, meski belum optimal. Sebelumnya pengadilan Kota Madinah memerintahkan publikasi identitas terhadap pelaku pelecehan seksual, Yasser Muslim Al-Arawi, di media-media lokal.

Hukuman itu ditetapkan selain kurungan delapan bulan penjara dan denda 5.000 riyal. Sanksi berupa publikasi identitas pelaku pelecehan seksual merupakan penerapan Undang-undang anti-pelecehan seksual di Saudi.

Profesor Kajian Timur Tengah dari Universitas Indonesia, Yon Machmudi beberapa waktu lalu menuturkan Arab Saudi sedang mencoba mengubah sumber keuangan mereka dari minyak ke sektor lain.

Ada pula cerita seorang warga yang mengunjungi salah satu pantai Saudi menggunakan bikini. Selain itu, warga pergi bersama kekasih mereka ke pantai Saudi.

Beberapa pelonggaran yang terjadi dalam kehidupan masyarakat Saudi ini tak lepas dari rencana investasi negara itu.

"Ini kan karena berkaitan dengan program pemerintah, di Arab Saudi ada visi 2030. Bagaimana Arab Saudi tidak lagi secara ekonomi bergantung dengan minyak, tetapi melakukan semacam diversifikasi di sektor lain, termasuk juga mengundang banyak investor ke dalam Saudi dan membuka tempat-tempat wisata baru," ujar Yon ketika diwawancara.

"Sektor hiburan dan pariwisata juga menjadi alternatif baru bagi pendapatan negara," kata Yon.

Yon juga menyampaikan, pangeran Arab Saudi kini, Mohammed bin Salman (MBS) ingin memodernisasi negaranya.

"Ini karena kebijakan MBS yang ingin menjadikan Saudi negara modern dan menjadi tempat nyaman bagi para pengunjung dari Barat," tutur Yon.

Ia juga menuturkan, MBS mulai merevisi aturan keagamaan yang konservatif.

Pengamat Timur Tengah dari Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) Fahmi Salsabila juga memiliki pandangan yang sama.

"Jadi sebetulnya dia membuka kawasan wisata, membuka investor asing untuk masuk ya memang secara ekonomi. Arab Saudi membuat kebijakan itu agar tak lagi bergantung pada minyak," tutur Fahmi.

Selain itu, Fahmi menilai MBS, yang kini lebih banyak menjalankan pemerintah Saudi dibandingkan raja Salman, ingin membuat kawasan wisata demi mendongkrak keuangan.

"Mungkin pemikiran MBS, menurut saya, itu mungkin ingin membuat semacam kawasan wisata, yang di situ banyak turis asing bisa masuk dan mendatangkan devisa," katanya menambahkan.

Fahmi juga mengatakan, ada kawasan 'berhantu' yang digunakan untuk pembangunan wisata di Arab Saudi ini.

"Bahkan di kawasan Al Ula dan Mada'in Saleh, kawasan yang dalam sejarahnya orang Arab sendiri jarang (pergi) ke sana. Ada kisah ketika Nabi Muhammad lewat situ. Beliau tidak mau minum dari daerah itu, bergegas untuk segera meninggalkan daerah tersebut, tanpa menoleh kanan-kiri," ucap Fahmi.

"Bahkan ada yang menyebut itu kota hantu, karena tidak ada penghuni, dan juga Nabi Muhammad dikisahkan tidak mau singgah, tidak mau minum. Sekarang oleh pemerintah Arab Saudi, (daerah) itu sedang dibangun kawasan wisata," ia menambahkan.

Ia juga menuturkan kedua kawasan ini merupakan bekas peninggalan kaum Tsamud dan sudah direnovasi besar-besaran untuk menjadi daerah wisata.

Kesulitan Saudi untuk Jadi Lebih 'Sekuler'

Meski pemerintah Arab Saudi mencoba melepas ketergantungan minyak mereka dengan cara modernisasi, polemik akan perubahan ini tak terhindarkan.

Dalam kasus tari samba, beberapa pihak menilai para penari menggunakan pakaian yang terlalu terbuka.

Kasus ini dimulai saat video yang menunjukkan tiga orang asing penari samba menampilkan gerakan mereka di jalan utama Jazan, beredar di media sosial. Tarian ini merupakan bagian dari Festival Musim Dingin Jazan.

Para penari perempuan ini menggunakan kostum khas Brasil yang penuh warna. Selain itu, bagian tangan, kaki, dan perut penari juga cukup terbuka. Walaupun demikian, keterbukaan kostum tarian samba di Saudi tak sebanyak keterbukaan kostum penari di karnaval Rio de Janeiro.

Kostum yang terbuka ini menuai respons negatif. Beberapa netizen marah dan menuntut hukuman pertanggungjawaban dari gelaran tersebut.

Namun, salah satu pengguna Twitter, Ahmad al-Saneh, memiliki penilaian yang berbeda. Al-Saneh tak menganggap pakaian para penari tersebut sangat tidak sopan.

Tentu bukan perkara mudah untuk menjadikan Saudi lebih terbuka terhadap budaya populer dan barat. Pasalnya, nilai-nilai konservatif masih kuat diusung sebagian kalangan di sana.

Nilai-nilai itu sudah telanjur melekat kuat berabad-abad. Kebijakan MbS yang cenderung memaksakan keterbukaan secara kaku pun bukan tidak mungkin kerap menghadirkan benturan di akar rumput.

Related

International 300909881209471003

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item