Photomaton, Teknologi Fotografi yang Lahir karena Surealisme

Surealisme lahir dari kebutuhan untuk memeriksa dan memahami diri, bukan diri yang terlihat jelas, tetapi aliran kesadaran seseorang yang tak terkendali, yang menurut para surealis adalah bagian dari keberadaan manusia. 

Ketika Photomaton tiba di Champs Élysées di Paris pada tahun 1928, Photomaton menyediakan kendaraan yang sempurna untuk mewujudkan kejadian otak ini menjadi realitas visual. Mesin menakjubkan ini, ditemukan oleh Anabol Josepho pada tahun 1925, menghasilkan potongan gambar otomatis tanpa campur tangan operator—itu adalah pendahulu dan versi yang jauh lebih romantis dari stan digital 'Photo Me' saat ini. 

Dipicu oleh bahan kimia fotografi, itu memuntahkan aliran gambar agar-agar perak ke pengasuh yang menunggu dengan penuh semangat dan memberikan hasil yang hampir seketika.

Kaum surealis menggunakan dan terobsesi dengan otomatisme, tindakan membiarkan pikiran mengalir bebas tanpa memikirkannya secara rasional, seperti menulis bebas. Photomaton, bisa dibilang, menguasai diri, menciptakan otomatismenya sendiri. Sifat-sifat otomatis dari mesin itu membangkitkan semangat André Breton, dan segera dia menghubungkan fungsi-fungsi yang tidak memihak dan tak terkendali dengan fungsi-fungsi pikiran. 

Breton, dikatakan sebagai salah satu pendukung pertama stan, dengan antusias mengumpulkan para surealis, termasuk Max Ernst, Luis Buñuel, René Magritte, Paul Éluard, dan Yves Tanguy, dan menempatkan mereka satu per satu pada belas kasihannya yang tidak memihak. 

Idenya adalah kesan yang dihasilkan akan menjadi jejak yang tidak dibuat-buat, cerminan dari keadaan psikologis mereka atau apa yang mereka anggap sebagai 'diri sejati'. Sejak penemuan Photomaton, generasi seniman telah terpesona oleh konsep 'Photo-Booth' dan manusia ditempatkan di lingkungannya sendiri yang sangat khusus.