5 Obat yang Mempengaruhi Kesuburan Pria, Gunakan Hati-hati


Ada banyak hal yang memengaruhi kesuburan laki-laki, mulai dari genetik, usia, nutrisi, kebiasaan, hingga obat-obatan. Sejumlah obat dapat memberikan efek negatif pada kemampuan laki-laki untuk memiliki anak.

Jika seorang laki-laki khawatir memiliki masalah kesuburan atau sedang berencana memiliki momongan, pastikan untuk berbicara dengan penyedia layanan kesehatan tentang obat apa pun yang digunakan dan potensi efek sampingnya terkait dengan kesuburan. Di bawah ini akan dijelaskan sejumlah obat yang umum digunakan dan memiliki efek menurunkan kesuburan yang dikutip dari laman Creating a Family dan Cleveland Clinic.

1. Steroid anabolik  

Steroid anabolik ialah obat yang digunakan untuk membangun massa otot atau mengurangi lemak tubuh. Obat ini umum digunakan di kalangan atlet nonkompetitif dan nonatlet.

Sayangnya, steroid anabolik merusak kesuburan laki-laki dengan mengganggu sinyal hormon yang diperlukan untuk memproduksi sperma. Keparahan kerusakan tergantung pada jenis obat, dosis, dan berapa lama obat tersebut diminum. Kebanyakan efek samping dari steroid anabolik dapat dipulihkan dalam 3 bulan sampai 1 tahun setelah konsumsi obat dihentikan.

2. Asetaminofen  

Laki-laki yang sedang dalam perawatan kesuburan atau memiliki jumlah sperma yang kurang harus berhati-hati dalam menggunakan asetaminofen. Pasalnya, asetaminofen dapat mempengaruhi pembentukan sperma, motilitas, dan lamanya waktu untuk mencapai kehamilan. 

Sebenarnya, bagi laki-laki yang memiliki jumlah sperma yang sehat, asetaminomen tidak akan menyebabkan masalah. Namun, jika laki-laki memiliki risiko infertilitas, sebaiknya cari obat alternatif asetaminofen.

3. Alpha blocker  

Alpha blocker digunakan untuk mengobati masalah buang air kecil yang disebabkan oleh pembesaran prostat. Obat-obatan ini memengaruhi kesuburan laki-laki dengan cara yang berbeda, tergantung pada cara kerja masing-masing obat.

Misalnya, silodosin dan tamsulosin dapat menyebabkan penurunan tajam dalam volume ejakulasi atau dapat menghambat ejakulasi sepenuhnya. Jika kamu menggunakan alpha blocker untuk mengobati gejala kencing, kamu perlu menemui ahli urologi untuk mendiskusikan kemungkinan dampak alpha blocker pada kesuburan dan pilihan pengobatan untuk masalah kencing lainnya.

4. Kemoterapi

Obat-obatan kemoterapi yang dipakai untuk merawat kanker akan menghambat produksi sperma. Laki-laki yang menjalani perawatan kemoterapi mungkin produksi spermanya akan kembali normal dalam waktu 2 tahun, tergantung pada jenis kemoterapi dan durasi pengobatan.

Namun, pada banyak laki-laki, produksi sperma tidak kembali normal lagi dan mereka menjadi tidak subur. Jadi, laki-laki yang akan menjalani kemoterapi patut membicarakan dengan dokter tentang kemungkinan efeknya pada sperma.

5. Aspirin

Laki-laki yang menggunakan aspirin secara teratur cenderung mengalami penurunan produksi testosteron. Jadi, untuk laki-laki yang memiliki masalah ketidaksuburan adalah hal yang bijaksana untuk mencari pengganti aspirin.

Bagi laki-laki yang mengonsumsi aspirin dosis rendah setiap hari untuk mengatasi masalah jantung, bicarakan dengan ahli endokrinologi reproduksi atau dengan dokter yang merekomendasikan dosis harian. Ini penting untuk kamu yang mengkhawatirkan asupan aspirin dapat memengaruhi kadar testosteron.

Pasangan yang sedang berencana mendapatkan momongan patut memperhatikan nutrisi dan obat-obatan yang masuk ke tubuh. Obat-obatan ini umumnya dianggap cukup aman untuk dijual bebas. Namun, bagi laki-laki yang memiliki masalah kesuburan, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk meninjau riwayat kesehatan dan pilihan pengobatan alternatif.

Related

Male 8401729102549047192

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item