Kisah Nabi Idris Merasakan Mati dan Kemudian Hidup Lagi


Pada suatu malam, Nabi Idris kedatangan tamu seorang pria. Dia membawa sangat banyak buah-buahan. Nabi Idris tidak sadar, pria tersebut adalah Malaikat Izrail yang menyamar. Nabi Idris menawarkan makanan itu kepada Izrail, namun ditolak. Pada akhirnya, mereka berbincang-bincang dan berjalan-jalan melihat pemandangan sekitar. 

Setelah empat hari bersama dan sudah cukup akrab, Nabi Idris mulai curiga dengan sang tamu. Sebab, tamu itu tidak menyentuh jamuannya sama sekali. Nabi Idris lantas  mengajukan pertanyaan karena diliputi penasaran.

“Sebenarnya siapa kamu?” tanya Nabi Idris.

“Maaf ya Nabi. Aku sebenarnya Malaikat Izrail,” jawab sang malaikat.

Tentu saja Nabi Idris terkejut mendengarnya, sebab Malaikat Izrail bertugas mencabut nyawa manusia. “Kamu sudah empat hari bersamaku. Apakah kamu sedang bertugas untuk mencabut nyawa makhluk di dunia ini?”

“Wahai Idris, selama empat hari ini memang banyak sekali nyawa yang telah kucabut. Roh makhluk-makhluk itu bagaikan hidangan di hadapanku. Kuambil mereka bagaikan orang sedang menyuap makanan.”

“Lantas apa maksud kedatanganmu kemari? Apakah kamu ingin mencabut nyawaku?”

Malaikat Izrail menggeleng. “Tidak. Kedatanganku memang untuk mengunjungimu karena rindu, dan Allah telah memberikan izin.”

Setelah percakapan itu, Nabi Idris membuat satu permintaan. Dia ingin Malaikat Izrail mencabut nyawanya, kemudian menghidupkannya kembali. Nabi Idris penasaran dengan sakratul maut yang konon sangat dahysat sakitnya. Namun, permintaan itu tidak segera dituruti oleh Malaikat Izrail. Sebab, segala hal yang dia lakukan hanya atas perintah Allah SWT.

“Aku tidak mencabut nyawa seseorang selain atas izin Allah,” kata Malaikat Izrail.

Namun, Allah SWT pada akhirnya mengabulkan permintaan Nabi Idris. Seketika, Malaikat Izrail pun mencabut nyawa Nabi Idris. Melihat sahabatnya kesakitan sedemikian rupa, Malaikat Izrail menangis. Setelah mati, Allah menghidupkan kembali Nabi Idris.

Nabi Idris lantas menangis sejadi-jadinya. Dia tidak bisa membayangkan apabila manusia-manusia lain mengalami sakaratul maut yang terasa sakit seperti dirinya. Rasanya sungguh dahsyat, tidak bisa diungkapkan kata-kata. Nabi Idris pun merasa tidak tega apabila umatnya harus merasakan sengsara di ujung hidup dan mati.

Sejak saat itu, Nabi Idris makin giat mengajak umatnya untuk senantiasa berbuat kebaikan, taat kepada Allah, dan menjauhi segala larangan-Nya. 

Related

Moslem World 3442012293630239853

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item