Biografi Paulo Coelho, Penulis Brasil Paling Terkenal di Dunia (Bagian 1)


Paulo Coelho lahir pada 24 Agustus 1947, dikenal juga dengan nama Paul Rabbit, adalah seorang novelis Brasil. Ia merupakan salah satu penulis dengan karya yang paling banyak dibaca di dunia saat ini. 

Paulo telah menerima sejumlah penghargaan internasional atas karya-karyanya, termasuk Crystal Award dari Forum Ekonomi Dunia. The Alchemist, novelnya yang paling terkenal, telah diterjemahkan ke dalam 67 bahasa. Sang penulis telah menjual 150 juta kopi bukunya di seluruh dunia. 

Coelho dilahirkan di Rio de Janeiro, Brasil, berasal dari sebuah keluarga kelas menengah di lingkungan perkotaan. Ayahnya, Pedro, adalah seorang arsitek, dan ibunya, Lygia, adalah seorang ibu rumah tangga. 

Pada umur tujuh tahun, Coelho dimasukkan ke sekolah Jesuit San Ignacio di Rio de Janeiro oleh kedua orang tuanya. Pada saat itu, dia sebenarnya tidak betah dengan kehidupan sekolah Jesuit yang mewajibkan semua siswanya menjalani ibadah secara ketat. 

Meskipun Coelho kecil tidak terlalu betah belajar di sekolah Jesuit, namun di sekolah ini pula untuk pertama kalinya bakat menulisnya mulai terlihat. Dia memenangkan sebuah kompetisi menulis puisi di sekolahnya, dan bahkan adiknya, Sonia, berhasil memenangkan lomba esai hanya dengan bermodal karya kakaknya yang telah dibuang ke keranjang sampah.

Meskipun Coelho sangat berbakat menjadi penulis, orang tuanya tak pernah berharap anaknya kelak menjadi sastrawan. Mereka lebih suka jika kelak anaknya menjadi arsitek atau ahli hukum. Kedua orang tuanya berusaha sekuat tenaga agar anaknya tak semakin dekat dengan dunia tulis menulis. 

Namun tampaknya Coelho bukanlah tipe anak yang penurut. Larangan orang tuanya dan perjumpaannya dengan buku Henry Miller berjudul Tropic of Cancer semakin mengobarkan semangat pemberontakannya. Ayahnya melihat hal ini sebagai sebuah gejala gangguan kejiwaan, dan akhirnya memasukkan anaknya ke sebuah rumah sakit jiwa. 

Di rumah sakit jiwa itu, Coelho harus menjalani terapi electroconvulsive. Terapi electroconvulsive adalah terapi dengan menyetrumkan aliran listrik ke tubuh penderita gangguan jiwa. Terapi ini tentunya bisa berdampak buruk pada jaringan saraf manusia. Terapi ini akhirnya dilarang di Brasil setelah Coelho mengungkap praktik keji ini di dalam novelnya, Veronika Memutuskan Mati. Coelho sempat dua kali keluar masuk rumah sakit jiwa sebelum akhirnya dinyatakan sembuh.

Tak lama setelah keluar dari rumah sakit jiwa, Coelho kemudian bergabung dengan sebuah kelompok teater dan bekerja sebagai seorang jurnalis. Di mata orang tuanya dan juga umumnya masyarakat Brasil pada masa itu, dunia jurnalistik identik sebagai sebuah dunia yang tak bermoral. 

Karena takut anaknya akan mendapat pengaruh buruk, orang tua Coelho melanggar janjinya untuk tidak akan memasukkan anaknya ke rumah sakit jiwa lagi. Dan Coelho pun menjadi pasien rumah sakit jiwa untuk ketiga kalinya. Setelah keluar dari rumah sakit, Coelho jadi semakin asing dengan lingkungan sekitarnya dan asyik dengan dunianya sendiri. 

Dalam keputusasaan, orang tuanya memanggil seorang dokter untuk memeriksa keadaan anaknya. Dokter ini menyatakan Coelho sebenarnya tidak gila dan tidak seharusnya dimasukkan ke dalam rumah sakit jiwa.

Setelah “sembuh” dari gangguan kejiwaannya, Coelho kembali melanjutkan studinya di sekolah hukum, dan tampaknya dia akan mengikuti rencana orang tuanya. Namun, tak lama kemudian Coelho malah drop out dan kembali menekuni dunia teater. 

Saat itu sekitar tahun enam puluhan, gerakan hippie sedang merebak di seluruh dunia, termasuk di Brasil. Gerakan ini tetap tersebar, meskipun pada saat itu Brasil dikuasai oleh rezim militer yang represif. Coelho termasuk salah satu anak muda Brasil yang tertarik dengan gerakan hippie yang terkenal dengan slogan “Make love, not war” (Bercintalah, bukan berperang). 

Coelho sepertinya benar-benar total menjalani kehidupan hippienya, dan menjalani beberapa gaya hidup kaum hippie, seperti memanjangkan rambut, tidak pernah membawa kartu identitas bila berpergian, dan menggunakan obat-obatan terlarang. Pada saat itu, Coelho juga berkolaborasi dengan seorang musisi Brasil, Raul Seixas, dan berhasil menciptakan lagu-lagu hits yang populer di Brasil. 

Pada tahun 1973, Coelho dan Seixas mendirikan sebuah kelompok alternatif yang bertujuan menentang kapitalisme. Mereka membuat serial komik Kring-ha sebagai protes atas terbelenggunya kebebasan warga negara Brasil. 

Rezim diktator yang berkuasa saat itu melihat tindakan ini sebagai tindakan subversif, dan menjebloskan Coelho dan Seixas ke dalam penjara. Meskipun akhirnya bebas, Coelho telah mengalami berbagai penyiksaan selama mendekam di dalam penjara.

Siksaan penjara ternyata membekas sangat dalam di dalam diri Coelho. Pada usia 26 tahun, Coelho menghentikan segala kegiatan “subversif”-nya dan memutuskan untuk menjalani kehidupan yang lebih “normal”. Dia bekerja di Polygram, sebuah perusahaan rekaman, dan bertemu perempuan yang nantinya menjadi istrinya di sana. 

Pada tahun 1977, Coelho dan istrinya pindah ke London. Setelah lama terpendam, hasrat menulis Coelho bangkit kembali. Dia lalu membeli sebuah mesin tik dan mencoba menulis lagi. Usahanya tidak terlalu berhasil. Setahun kemudian, Coelho kembali ke Brasil dan bekerja sebagai salah seorang eksekutif di CBS, perusahaan rekaman terkemuka di Brasil. Pekerjaan ini hanya ditekuninya selama tiga bulan karena dia mengundurkan diri selepas bercerai dengan istrinya.

Baca lanjutannya: Biografi Paulo Coelho, Penulis Brasil Paling Terkenal di Dunia (Bagian 2)

Related

Figures 8558386600229821418

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item