Dosen UMM Ciptakan Obat Alami Diabetes Pertama di Indonesia


Dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil menciptakan obat alami diabetes pertama di Indonesia. Obat ini berasal dari ekstrak daun kembang bulan (Tithonia diversifolia) sebagai alternatif pengobatan.

Seperti diketahui, penyakit Diabetes Mellitus (DM) diidap oleh berbagai kalangan masyarakat tanpa memandang usia. Faktor penyebab utama diabetes melitus adalah perubahan gaya hidup yang berdampak pada kebiasaan dan pola makan.

Melihat fenomena ini, Prof. Rr Eko Susetyarini, selaku dosen Pendidikan Biologi UMM mengeksplorasi potensi ekstrak daun kembang. Ia menggali tanaman kembang bulan karena tingginya biaya pengobatan diabetes dan potensi efek samping dari pengobatan konvensional.

Latar Belakang Penelitian 

Tren pengobatan alami dan gaya hidup back to nature juga turut mendorong penelitian Roro. Permintaan terhadap tanaman obat pun meroket di seluruh dunia.

"Sayangnya, tanaman obat di Indonesia saat ini masih terbatas pada peran sebagai jamu. Kadang juga hanya direbus. Ironisnya, belum sepenuhnya dimanfaatkan sebagai Obat Herbal Terstandar (OHT) dan fitofarmaka, yang merupakan obat berbahan alami dan telah terbukti keamanan serta khasiatnya. Padahal, jika berhasil mengembangkan potensi tanaman obat ini, nilai jualnya akan melonjak tinggi," jelas Roro dalam laman UMM dikutip Minggu (31/12/2023).

Lebih lanjut, Roro menjelaskan penelitian ini juga bertujuan untuk membuktikan efektivitas ekstrak daun kembang bulan dalam menurunkan kadar glukosa darah berdasarkan uji coba pada tikus Wistar (Rattus norvegicus).

Tanaman kembang bulan, menurutnya, telah banyak digunakan untuk mengatasi berbagai keluhan seperti sakit perut, kembung, diare, dan anti inflamasi atau anti radang.

Daun Kembang Bulan Berpotensi Anti Diabetes

Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun kembang bulan memiliki peran signifikan sebagai anti diabetes. Dalam penelitian ini, pemberian dosis ekstrak daun kembang bulan sebesar 5,14 ml/200g BB menunjukkan pengaruh paling efektif, dengan penurunan kadar glukosa darah rata-rata mencapai 136,80 mg/dl. Nilai ini tidak berbeda nyata dengan kelompok kontrol negatif atau normal yang memiliki rata-rata 122,20 mg.

"Meskipun begitu, masih harus ada penelitian lanjutan. Langkah selanjutnya harus melibatkan penelitian yang mencakup keamanan ekstrak terhadap fungsi hati dan ginjal," tuturnya.

Penelitian Kembang Bulan Pertama Sebagai Obat Diabetes

Ini merupakan penelitian pertama di Indonesia yang memanfaatkan kembang bulan sebagai obat diabetes. Penelitian ini sampai menjadi rujukan hampir 60 peneliti lain. Tim peneliti berharap bisa melakukan kajian farmakoekonomi, efektifitas jamu dibanding obat kimia, serta perbaikan metodologi.

"Pentingnya kolaborasi dengan industri atau BPOM agar hilirisasi lebih baik dan produk yang dihasilkan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat," pungkasnya.

Related

News 3414681378369216401

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item