Muda-Mudi Makin Enggan Menikah, Jepang Terancam Punah


Angka kelahiran di Jepang merosot tajam setelah menurun selama 8 tahun berturut-turut. Pemerintah setempat mengatakan perlu ada upaya untuk membalikkan kondisi saat ini dalam 6 tahun ke depan untuk mencegah krisis populasi.

Sepanjang 2023, sebanyak 758.631 bayi lahir di Jepang. Angka itu turun 5,1% dari tahun sebelumnya, menurut Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Jepang.

Angka itu juga jadi yang terendah sejak Jepang mulai mencatat angka kelahiran pada 1899, dikutip dari The Guardian, Sabtu (2/3/2024).

Selain angka kelahiran, angka pernikahan juga turun 5,9% pada 2023 menjadi 489.281 pasangan. Kurangnya angka pernikahan menjadi salah satu faktor kunci menurunnya angka kelahiran secara eksponensial.

Survei menunjukkan kurangnya minat masyarakat Jepang untuk menikah dipicu oleh prospek bursa kerja yang lesu, tingginya biaya hidup, serta dinamika kerja yang makin cepat dan tak berbanding lurus dengan gaji yang dihasilkan.

Budaya kerja yang tinggi di Jepang membuat masyarakat merasa tak mungkin berkarir sambil berumah tangga dan menjadi orang tua.

Populasi Jepang saat ini berjumlah 125 juta orang. Diprediksi, jika angka kelahiran terus menurun, populasinya akan berkurang menjadi 87 juta pada 2070 mendatang.

Elon Musk turut menyoroti soal krisis populasi di Jepang. Dalam tweet-nya di platform X, miliarder tersebut terang-terangan mengatakan Jepang akan hilang dari muka Bumi.

"Jepang akan hilang jika tak ada perubahan," kata dia, dikutip dari platform X personalnya.

Related

News 9061658366078351491

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item