Kata BPOM soal Obat Sakit Kepala Berisiko Picu Anemia Aplastik


Baru-baru ini viral unggahan di media sosial X soal obat sakit kepala yang disebut memiliki risiko efek samping anemia aplastik. Sontak tidak sedikit warganet yang khawatir menggunakan obat terkait, terlebih kerap menggunakannya secara bebas.

Hal yang kemudian menjadi sorotan adalah klaim pencantuman risiko anemia aplastik disebut baru terlihat dalam kemasan yang beredar di beberapa waktu belakangan. 

"Kindly reminder utk teman2 semuanya, jangan terlalu sering konsumsi obat ini yaaa. sender perhatiin ternyata keterangan efek sampingnya ditambahin, berisiko anemia aplastik. Kalo minum obat yg beredar di pasaran, mohon dibaca semua keterangannya utk jaga2 ya," demikian postingan viral di laman X yang dulunya Twitter, Rabu (17/4/2024).

Kepala Biro Kerja Sama dan Humas, Noorman Effendi menegaskan penambahan risiko efek samping terkait sebetulnya sudah sesuai dengan persetujuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI). Ini dilakukan saat pihaknya melakukan perpanjangan izin edar atau pendaftaran ulang di 5 November 2020.

"Jadi berdasarkan hasil evaluasi dan kajian BPOM, penambahan risiko anemia aplastik sebagai efek samping obat, tetap harus dicantumkan dalam kemasan. Meskipun untuk kejadian ini frekuensinya terkategori jarang (rare) yaitu 1 kasus per 1 juta pengguna," jelasnya, Rabu (17/4).

Sementara kandungan propyphenazon yang semula pernah dilaporkan berkaitan dengan anemia aplastik, dipastikan aman digunakan sepanjang sesuai indikasi, dosis, dan aturan pakai.

Karenanya, masyarakat diminta untuk mengonsumsi obat-obatan tersebut sesuai aturan sebagaimana tertera pada kemasan dan digunakan dalam jangka pendek.

"Cara penggunaan juga sudah ada dalam kemasan. Jadi memang tidak untuk pengobatan dalam jangka waktu lama," terang Noorman.

"Obat ini termasuk obat bebas terbatas (lingkaran biru) dan diindikasikan untuk meringankan sakit kepala dan sakit gigi, biasanya kita sebut analgesik," pungkasnya.

Noorman menambahkan, hingga saat ini juga tidak ada laporan kasus anemia aplastik yang terjadi di Indonesia pasca meminum obat terkait.

Bila gejala atau keluhan yang dirasakan setelah meminum obat tidak kunjung mereda, juga dianjurkan untuk mencari pengobatan langsung ke tenaga kesehatan atau pelayanan kesehatan agar mendapatkan tindakan medis lebih lanjut.

Terlepas dari kasus terkait, BPOM RI kembali mengingatkan masyarakat untuk melakukan CEK KLIK BPOM, yakni melihat kemasan, label, izin edar, hingga kedaluwarsa produk obat yang dibeli.

Related

News 6397938128712114108

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item