Martin Shkreli, Musuh Nomor Satu Amerika

Martin Shkreli, Musuh Nomor Satu Amerika

Naviri.Org - Martin Shkreli adalah ikon kapitalisme dari dunia farmasi di Amerika. Ia tahu bagaimana menghasilkan uang dalam jumlah banyak, meski untuk itu harus menyusahkan banyak orang. Pertimbangan atau cara yang dilakukan Martin Shkreli dalam menghasilkan banyak uang bisa dibilang sederhana, yaitu menjual obat yang dibutuhkan banyak orang dengan harga yang sangat mahal. Dengan cara praktis semacam itu, perusahaan Martin Shkreli mendapatkan keuntungan jutaan dolar dalam waktu singkat.

Reputasi dan nama Shkreli moncer pada 2015 ketika mendirikan Turing Pharmaceuticals. Dengan perusahaan ini, Shkreli mengambil langkah yang bikin geger masyarakat Amerika. Ia membeli obat anti-parasit bernama Daraprim dan menjualnya kembali seharga $750 dari harga pasaran yang semula hanya $13,50. Kenaikan harga sekitar 5.000% itu dipatok Turing agar dapat mendatangkan profit hingga puluhan bahkan ratusan juta dolar, dengan syarat penggunaan obat Daraprim tetap konstan.

Daraprim, yang secara umum dikenal sebagai pirimetamin, adalah obat toxoplasmosis, semacam infeksi parasit yang dapat menyebabkan kematian bagi bayi yang baru lahir, dan perempuan selama masa kehamilan. Selain itu, Daraprim juga bisa digunakan untuk orang-orang dengan kekebalan tubuh yang lemah, misalnya pasien AIDS dan pengidap kanker.

Kendati menaikkan harga obat-obatan bukanlah hal yang ilegal, akan tetapi tindakan Shkreli telah membuat anggaran medis banyak pasien meroket hingga ratusan ribu dolar. Di lain sisi, keputusan Shkreli ditentang orang banyak yang lantas menjulukinya “sosiopat yang bangkrut secara moral,” “omong kosong,” “monster sampah,” hingga menjadikan dirinya simbol dari “segala sesuatu yang salah dengan kapitalisme.” Singkat kata, Shkreli jadi musuh nomor satu Amerika.

Kecaman juga datang dari The Infectious Diseases Society of America dan HIV Medicine Association. Dilansir dari New York Times, mereka mengatakan bahwa kebijakan Turing tidak bisa dibenarkan, karena membahayakan banyak pasien yang rentan secara medis.

Dr. Judith Aberg, kepala divisi penyakit infeksi pada Icahn School of Medicine at Mound Sinai, menjelaskan bahwa kenaikan drastis harga Daraprim bisa memaksa rumah sakit beralih ke model-model terapi alternatif yang boleh jadi kurang efektif.

Tapi, Shkreli cuek bebek. Ia berdalih bahwa Daraprim jarang digunakan sehingga dampak kenaikan harga terhadap sistem kesehatan akan sangat kecil. Dalih Shkreli lainnya: ia akan menggunakan keuntungan dari penjualan Daraprim untuk mengembangkan perawatan toxoplasmosis yang lebih baik.

“(Turing) bukan perusahaan obat terlarang yang coba merampok pasien. Kami mati-matian bertahan dalam bisnis ini,” tegasnya kepada The New York Times. “Tidak masuk akal jika kami dikritik (karena menaikkan harga).”

Martin Shkreli lahir dan tumbuh di kawasan kelas pekerja di Brooklyn, New York. Ia lahir dari pasangan imigran asal Albania dan Kroasia. Semasa kecil, Shkreli kerap dianiaya secara fisik oleh orang tuanya. Ia juga kerap menyaksikan pelecehan dalam hubungan rumah tangga ayah dan ibunya.

Lantaran serangkaian pengalaman pahit itu, Shreli kecil lantas menderita serangan panik. Matematika pun jadi pelariannya. Seperti yang dilansir New York Times, ketika baru berusia enam tahun, Shkreli sudah bisa menghitung akar kuadrat dan menghafal tabel periodik.

Pada 2004, Shkreli lulus dari sekolah bisnis di Baruch College. Dua tahun kemudian, setelah magang di Cramer Berkowitz & Co., Shkreli mendirikan perusahaan hedge fund bernama Elea Capital Management, dan pada 2008 membangun MSMB Capital Management. Melalui MSMB, ia mulai masuk ke ranah farmasi dan bioteknologi dengan mendirikan Retrophin (2011) serta Turing (2015).

Retrophin didirikan dengan tujuan untuk memproduksi obat-obatan penyakit langka. Tiga tahun selepas didirikan, Shkreli dilengserkan dewan direksi dari jabatannya sebagai kepala perusahaan akibat bertindak di luar koridor. Ia diduga menciptakan Retrophin dan menjual sahamnya ke publik untuk melunasi uang pemodal yang sudah diinvestasikan ke MSMB. Shkreli dituntut $65 juta.

Selama berkarier, Shkreli telah mengumpulkan kekayaan sebesar $27,2 juta di usianya yang baru 34 tahun. Dalam kekayaannya tersebut, terselip koleksi lukisan Picasso dan album Wu-Tang Clan. Album bertajuk Once Upon a Time in Shaolin (2014) itu ia tebus dengan harga $2 juta.

Baca juga: Terkuaknya Skandal Kapitalisme Farmasi Amerika

Related

Insight 7082101754126103131

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item