Sejarah dan Asal Usul Bom Molotov di Dunia

Sejarah dan Asal Usul Bom Molotov

Naviri.Org - Di antara banyak jenis bom, mungkin bom molotov tidak terlalu “mengerikan”, khususnya dalam dampak yang ditimbulkan. Dibandingkan dengan bom atom, misalnya, bom molotov bisa dibilang tidak ada apa-apanya. Kenyataannya, bom molotov memang bukan peledak berdaya rusak tinggi. Namun, dengan eksekusi yang tepat, molotov bisa efektif untuk merusak dan melukai, bahkan dapat mematikan.

Bom molotov kerap digunakan sebagian orang, sejak zaman dulu. Di masa penjajahan Indonesia, misalnya, para pejuang juga sempat mengandalkan bom molotov dalam melawan penjajah. Kini, setelah Indonesia merdeka, beberapa pihak kadang masih menggunakan bom molotov untuk berbagai keperluan, semisal demo, atau bahkan untuk melakukan teror.

Yang menjadikan bom molotov bisa dimiliki dan digunakan siapa pun, karena cara pembuatannya yang memang sederhana. Bahannya juga hanya terdiri dari botol, minyal tanah, dan sumbu. Ketika sumbu disulut api, maka jadilah bom.

Sejak kapan, sebenarnya, dunia mengenal bom molotov, dan bagaimana sejarah atau asal usulnya?

Tak begitu jelas kapan bom bakar yang disebut molotov pertama kali dibuat. Namun penggunaan nama molotov bisa dilacak jejaknya sejak perang yang terjadi antara Finlandia dan Uni Sovyet pada awal Perang Dunia II. Perang itu dipicu oleh serangan Jerman terhadap Polandia pada 1 September 1939. Dua bulan setelahnya, Uni Sovyet berselisih paham soal perbatasan dengan Finlandia.

Pada 26 November 1939, Menteri Luar Negeri Uni Sovyet, Vyacheslav Molotov, memanggil Duta Besar Finlandia untuk Uni Sovyet di Moskow. Molotov menyodorkan tuduhan bahwa Finlandia telah menembakkan meriam artileri ke arah desa Mainila di Tanah Genting Karelia, yang masih berada di wilayah Sovyet. Dalam serangan artileri itu, empat prajurit Sovyet tewas serta sembilan lain luka-luka. Molotov menyebutnya sebagai “tembakan provokasi.”

Selanjutnya, pada 30 November 1939, Sovyet menuding prajurit Finlandia melintasi perbatasan Sovyet. Hal itu dijadikan alasan bagi Tentara Merah Sovyet mengerahkan 30 divisi dan enam brigade tank untuk meluncur ke arah Finlandia. Pesawat pembom dan pemburu Sovyet yang berpangkalan di Estonia juga ikut meluncur dan meneror kota-kota di Finlandia, termasuk Helsinski. Penduduk sipil Finlandia pun tewas karena serangan itu.

Anehnya, menurut Robert Elson, dalam karyanya tentang Perang Eropa, Blitzkrieg (1977), pemerintah Uni Sovyet menyangkal serangan tersebut melalui radio. Mereka merasa serangan bom itu hanya berita bohong. Menurut mereka, Angkatan Udara Sovyet tidak menjatuhkan bom, melainkan roti-roti ke wilayah Finlandia.

Orang-orang Finlandia tentu tidak terima dengan pembelaan diri Sovyet. Finlandia menanggapi pembelaan diri Sovyet ini tak ubahnya lelucon yang tidak lucu. Mereka kemudian menyebut serangan bom itu sebagai: “keranjang roti molotov.”

Orang-orang Finlandia berusaha tetap tenang dan tegar menghadapi serangan itu. Robert Elson menulis: “Finlandia mempunyai Angkatan Darat kecil yang terdiri dari 300 ribu orang, tetapi ulet. Mereka mengandalkan kecerdikan daripada kekuatan. Karena tidak memiliki senjata anti tank, mereka membuat senjata ampuh untuk melawan satuan lapis baja Sovyet. Senjata itu dinamakan molotov cocktail.”

Finlandia, yang pada dasarnya tidak ingin ribut-ribut, terpaksa membela diri dengan memberi balasan setimpal pada “Keranjang Roti Molotov” melalui sebuah bom yang nama belakangnya kira-kira berarti “minuman penyegar”.

Menurut Simon Sebag Montefiore dalam Stalin: Kisah Kisah Yang Tak Diketahui (2012), Finlandia setidaknya telah membuat 70 ribu bom macam itu. Bahan bakunya sangat sederhana: memakai botol kosong berisi minyak tanah.

Meski Tentara Merah dikenal kuat, alam Finlandia tak mudah untuk ditaklukkan. Hutan lebat, danau dan daerah tundra, membuat wilayah Finlandia sulit dilewati. Meski tak sekuat Tentara Merah, tentara Finlandia toh sanggup memberikan perlawanan terbaiknya.

Tentara Merah pun jadi santapan penembak jitu Finlandia macam Simo Hayha ketika melintasi tumpukan salju. Tak hanya dengan senapan bolt action ala sniper, sering juga dengan senapan mesin memberondongi Tentara Merah. Prajurit pengendara ski Finlandia bahkan berani mendekati tank Tentara Merah dan melemparinya dengan bom molotov yang, menurut Robert Elson, berisi campuran minyak tanah kalium klorit.

“Bom ini akan meledak dan mengobarkan api ketika menyentuh tank, dan melumpuhkan kendaraan lapis baja itu serta membuat awaknya tak berdaya,” tulis Robert Elson.

Lumpuhnya tank tersebut tidak membuat tank sampai hancur. Situasinya hanya datangnya hawa panas membakar dan asap dari bom molotov yang memaksa awak di dalam tank keluar. Di luar tank, awak-awak tank tersebut bisa dihabisi.

Baca juga: Hikayat Bom Molotov Dalam Sejarah Indonesia

Related

Insight 6402258032591910509

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item