Mengenal Layanan Bike-Sharing di Indonesia dan Dunia

Mengenal Layanan Bike-Sharing di Indonesia dan Dunia

Naviri.Org - Bisnis ride-sharing tidak hanya Gojek dan Grab. Di Indonesia sekarang juga ada layanan bike-sharing. Sebagaimana namanya, bike-sharing adalah layanan penyewaan sepeda. Sistemnya tidak seperti Gojek atau Grab, namun si pengguna akan langsung mengambil sepeda yang diinginkan, dan menggunakannya. Biaya sewa akan dihitung berdasarkan durasi penggunaan, dan pembayarannya menggunakan uang digital.

Di Indonesia, bike-sharing salah satunya hadir di pertengahan Maret 2018 lalu di Universitas Indonesia. Bekerjasama dengan Telkomsel, UI menghadirkan sistem bike-sharing, yang dalam laman resmi UI, menggunakan teknologi generasi keempat plus (4+), yang memanfaatkan NB-IoT (Narrowband Internet of Things) guna mengoordinasikan seluruh Spekun generasi terbaru itu dengan server dan teknologi RFID, sebagai sistem dock parkir bagi Spekun.

Menggunakan aplikasi smartphone berbasis Android, para mahasiswa UI bisa meminjam dengan terlebih dahulu memindai QR Code yang tertera di keranjang depan sepeda, untuk membuka SmartLock yang terpasang. Dalam tahap awal, UI dan Telkomsel menyediakan 20 sepeda, yang menurut rencana akan ditingkatkan jika uji coba selama satu semester sukses.

“Bila lancar, kami harap awal tahun 2019 sistem bike sharing berbasis teknologi ini sudah dapat diterapkan ke seluruh area UI,” kata Rektor UI, Prof. Dr. Ir. Muhammad Anis.

Selain oleh UI, bike-sharing di Indonesia dihadirkan oleh startup bernama oBike. Sebagaimana diwartakan Tech in Asia, startup itu hadir tepat pada akhir Januari 2018 lalu. Sepeda-sepeda yang disediakan oBike secara resmi dapat disewa publik Indonesia, seperti di Bali, antara lain Kuta, Legian, dan Seminyak.

Para penyewa harus menggunakan aplikasi berbasis iOS ataupun Android, yang terlebih dahulu wajib diisi (top-up) uang dengan nominal tertentu. Ketika aplikasi dicoba, publik Indonesia bisa melakukan top-up uang antara Rp30 ribu hingga Rp200 ribu.

Nantinya, ketika pengguna menyewa sepeda oBike, argo akan berjalan tepat ketika pengguna melakukan pemindaian QR Code pada sepeda, yang berfungsi untuk membuka kunci. Argo akan berhenti manakala peminjam mengembalikan dan mengunci sepeda di titik tujuan.

Menggunakan teknologi terbaru, sepeda-sepeda yang disediakan oBike bisa dikembalikan di lokasi bebas, tidak terbatas stasiun sepeda khusus. Namun, jika mereka mengembalikannya di area asing ataupun lupa mengunci sepeda, pengguna memperoleh penalti berupa pengurangan 20 poin dari akun mereka.

Sebelum resmi hadir di Indonesia, oBike secara terbatas hadir terlebih dahulu di Bandung pada akhir 2017 lalu. Kala itu, bekerjasama dengan Indonesia Hotel General Manager Association Chapter Parahyangan (IHGMA Chapter Parahyangan), oBike menyediakan 650 sepeda bertarif Rp4 ribu per 30 menit di beberapa hotel di Bandung, untuk digunakan para wisatawan.

oBike merupakan startup bike-sharing asal Singapura. Didirikan oleh Edward Chen pada 2016. oBike mengaspal di jalanan Singapura pertama kalinya pada 13 April 2017. Kala itu, oBike bekerjasama dengan Tampinnes Town Council, menyediakan penyewaan sepeda di lingkungan apartemen.

Seiring waktu, oBike jadi besar. Startup yang telah menerima dana investasi sebesar $45 juta dari dua kali founding rounds itu telah beroperasi di 24 negara, termasuk Indonesia.

Baca juga: Asal Usul Bisnis Bike-Sharing yang Kini Populer 

Related

Business 5383406980951342581

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item