Ilmuwan Mencoba Menghitung Kekuatan Thanos secara Ilmiah

Ilmuwan Mencoba Menghitung Kekuatan Thanos secara Ilmiah

Naviri.Org - Nama Thanos disebut-sebut orang sedunia, setelah ia muncul dalam Avengers: Infinity War, dan menjadi lawan para superhero Avengers. Berbeda dengan lawan-lawan lain sebelumnya yang bisa dikalahkan, kali ini justru para superhero Avengers yang kalah. Thanos menjadi musuh mereka yang paling kuat, dan sumber kekuatan Thanos berada pada Infinity Stone yang dimilikinya.

Sebenarnya, seberapa besar kekuatan Thanos? Mengapa ia bisa mengalahkan para superhero Avengers? Seorang ilmuwan di Northeastern University mencoba menghitung kekuatan Thanos secara ilmiah dan matematis, untuk menentukan sekuat apa tokoh tersebut.

Orang yang memulai proyek ini adalah Steven Cranford, profesor teknik di universitas tersebut. Untuk melakukan perhitungan, peneliti membuat model molekuler nyata dari kubus Teseract, karyanya yang baru saja diterbitkan (dan ditinjau) di Extreme Mechanics Letters.

Bagi orang awam, Teseract di dunia Marvel adalah permata berbentuk kubus dari kekuatan tak tertandingi yang dulunya milik Odin. Cranford, sebagai penggemar film-film dan ilmuwan material Marvel, melihat dalam adegan itu sebuah formula sempurna untuk menebak kekuatan sebenarnya dari karakter bernama Thanos.

Ketika Thanos menghancurkan kubus itu, Cranford mengaktifkan program dinamika molekuler untuk menemukan bentuk kotak empat dimensi. Jika dia memecahkan geometri kubus, dia bisa menghitung kekuatan materialnya. Dan jika dia sudah tahu kekuatan kubus tersebut, maka dia bisa mengetahui seberapa kuat Thanos mengeluarkan energinya.

Kebetulan, teseract bukan sekadar imajinasi Marvel belaka, tapi juga tercatat di halaman buku geometri. Bahkan di sana ada definisinya, yaitu sebuah benda yang dibentuk oleh delapan kubus tiga dimensi, terletak di sebuah ruang, dan terdapat sumbu dimensi keempat (panjang pertama, tinggi kedua, dan kedalaman ketiga). Pada dasarnya, teseract adalah kubus empat dimensi spasial.

Dengan kata lain, itu sesuatu seperti kubus kecil menggantung sempurna, di tengah kubus yang lebih besar. Menggunakan perangkat lunak pemodelan, Cranford mulai membangun Teseract molekul, menghubungkan atom karbon dengan atom karbon lainnya.

Menurut peneliti, pertimbangkan berlian dan grafit. Kedua zat hanya mengandung atom karbon. Atom ini memberi kekuatan luar biasa pada berlian. Dan dalam grafit lunak, atom karbon lebih longgar dan terpisah.

Ketika bentuk karbon menjadi sangat aneh, para ilmuwan menggambarkan pengaturan atomnya sebagai "geometri eksotis." Salah satu bentuk itu, molekul fullerene, merupakan sferikal kkamung atom karbon. Ini telah disintesis di laboratorium dan juga keberadaannya terdeteksi di ruang angkasa.

Program Cranford, alat yang digunakan oleh banyak ilmuwan, penuh dengan geometri eksotis semacam ini. Termasuk graphene, lembaran datar karbon yang disusun seperti ruang heksagonal mirip sarang lebah; dan carbyne, rantai atom karbon dalam bentuk satu dimensi.

Dengan demikian, Teseract dirilis oleh fiksi ilmiah, tetapi terbatas dalam batas-batas yang realistis dari perangkat lunak. Peneliti membangun formasi karbon yang tidak dapat disintesis oleh laboratorium di Bumi.

Menurut ilmuwan, "medan gaya reaktif" dari program ini memungkinkan kita untuk menciptakan semua jenis "molekul gila". Dalam jenis simulasi ini, kita dapat membangun apa pun yang kita inginkan.

Peneliti mengatakan bahwa di antara semua kegagalan, ia berhasil dua kali. Dia mendesain dua tipe baru dari susunan karbon yang stabil, dan mempublikasikan struktur teorinya. Salah satu bentuk karbon ini disebut sebagai pentatope. Yaitu alternatif kubus karbon, dan dia menyebutnya sebagai hypercube. Dia telah menciptakan tes karbonnya.

Kemudian, dia menguji kekuatan kreasi simulasi miliknya, mengompres molekul secara digital untuk melihat kekuatan apa yang ada di dalamnya.

Sepuluh ribu seperseribu newton menggandakan tautan hypercube, yang dengan sendirinya tidak terlalu mengesankan. Namun, jika molekul-molekul hypercube bergabung bersama seperti miliaran potongan Lego, kekuatan mereka melonjak dalam angka-angka fiksi sains sejati. Sebuah hypercube yang menyerupai Teseract dari film Marvel akan memiliki berat seperti pensil grafit.

Peneliti menyimpulkan bahwa meremas kubus Teseract menjadi bubuk membutuhkan kekuatan setara dengan 42.000 ton.

Hasil akhir? Dengan asumsi hubungan proporsional matematika, ilmuwan menunjukkan bahwa Thanos memiliki kekuatan sebesar 54 juta kilogram. Ini lebih besar dari berat kapal Titanic! Dan perlu diketahui bahwa kekuatan yang diukur tersebut hanyalah kekuatan genggaman tangan Thanos!

Baca juga: Fakta dan Kisah di Balik Perburuan Infinity Stones

Related

Science 6660291506248628908

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item