Banyak Teman di Dunia Maya, Kesepian di Dunia Nyata

Banyak Teman di Dunia Maya, Kesepian di Dunia Nyata

Naviri Magazine - Dunia maya telah menjadi kehidupan kedua banyak orang. Melalui media sosial, siapa pun bisa terhubung dengan orang lain dengan mudah. Lewat Twitter, orang bisa asyik berceloteh dan mendapat tanggapan orang lain. Lewat Facebook, orang bisa beramah-tamah dengan banyak orang dan menjalin pertemanan. Lewat Instagram, orang bisa memamerkan kehidupannya melalui foto-foto untuk disaksikan dunia.

Saat ini, sebagian kita mungkin memiliki banyak teman di Facebook, banyak follower di Twitter, Instagram, dan lain-lain. Tetapi, pernahkah kita bertanya-tanya, apakah mereka benar-benar teman dalam arti sesungguhnya? Lebih penting lagi, apakah kehidupan kita di dunia nyata sesemarak di dunia maya?

Jangan-jangan, kita merasa asyik karena punya banyak teman di dunia maya, tapi diam-diam kesepian karena merasa sendirian di dunia nyata.

Kecenderungan untuk sendirian di dunia nyata agaknya kian hari kian meningkat. Berdasarkan survei Mental Health Foundation, sebanyak satu dari 10 orang di Inggris merasakan kesepian, dan 48 persen merasakan kesepian secara umum. Britania Raya disebut sebagai "Ibukotanya Kesepian di Eropa" dalam survei Badan Pusat Statistik Inggris. Hal ini membuat masyarakatnya lebih sulit menjalin pertemanan atau sekadar mengenal tetangganya.

Professor John Cacioppo dari Universitas Chicago, dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa merasa kesepian dapat meningkatkan risiko serangan jantung, demensia, depresi, susah tidur, meningkatkan tekanan darah, dan mengurangi kekebalan tubuh.

Soal kesendirian, pada 2014 lalu Menteri Kesehatan Inggris, Jeremy Hunt, menyebut data-data yang muncul sebagai "statistik yang memalukan". Hal ini menjadi wajar karena ada sejumlah kasus di mana seseorang baru ketahuan meninggal di rumahnya berhari-hari setelah kematiannya. Ini tak lain karena tetangganya tak menyadari kalau ia sudah meninggal.

Kesendirian memang tidak bisa dibohongi, termasuk hubungan di media sosial. Banyaknya jumlah pengikut di Instagram ataupun di Twitter, tidak memengaruhi seseorang merasa kesepian. Salah satunya Jouelzy, blogger spesialisasi gaya hidup, yang punya lebih 100 ribu viewers.

Jouelzy menulis bahwa ada paradigma di generasi milenial yang lebih mementingkan kesuksesan di media sosial ketimbang hubungan nyata antarmanusia.

"Saat aku menyalakan kamera dan bicara pada 100 ribu audiens, itu mengejutkan pikiranku karena aku masih memiliki perasaan kesepian," tulis Jouelzy.

Baca juga: Kisah Mengharukan Pria yang Kesepian di Malam Natal

Related

Psychology 4159603463920165744

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item