Sejarah dan Asal Usul Suzuki, Perusahaan Otomotif Jepang (1)

Sejarah dan Asal Usul Suzuki, Perusahaan Otomotif Jepang

Naviri Magazine - Jepang memiliki cukup banyak perusahaan otomotif berskala besar, yang melahirkan aneka mobil dan sepeda motor. Suzuki adalah salah satunya. Saat ini, Suzuki dikenal sebagai salah satu perusahaan otomotif raksasa asal Jepang, yang produk-produknya masuk ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Ke mana pun dan di mana pun, hampir bisa dipastikan kita akan melihat motor atau mobil Suzuki di jalan raya.

Bagaimana asal usul perusahaan Suzuki, hingga menjadi perusahaan otomotif raksasa seperti sekarang?

Pendiri perusahaan Suzuki adalah Michio Suzuki. Ia dilahirkan pada tahun 1887 di sebuah kota kecil bernama Hamamatsu, sekitar 200 km dari Tokyo, Jepang. Ia merupakan anak seorang petani kapas di Jepang. Michio bekerja sebagai tukang kayu, dan tumbuh menjadi anak muda yang suka bekerja keras.

Pada tahun 1909, dalam usia 22 tahun, dia merancang sebuah alat tenun kayu yang dioperasikan pedal, dan mulai menjual produknya. Suzuki Loom Works (SLW) pun didirikan. Bisnisnya berjalan baik, pesanan stok semakin meningkat, dan Michio Suzuki mengembangkan mesinnya untuk industri sutra. Akhirnya, banyak mesin yang dikembangkan para ahli SLW, dan bisnisnya tumbuh dengan pesat.

Sebelas tahun kemudian, pada 1920, Michio Suzuki memutuskan untuk memperkenalkan bisnisnya di bursa saham. Hari-hari sebagai perusahaan kecil milik keluarga pun berakhir, Michio Suzuki membutuhkan dana untuk bisa melakukan ekspansi bisnis, untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin berkembang.

Pendirian Suzuki Loom Manufacturing Company (Suzuki Jidosha Kogyo) pada Maret 1920 dianggap sebagai cikal bakal Suzuki Motor Company. Suzuki Loom Manufacturing Company mendapatkan dana yang dibutuhkan untuk investasi, dan perusahaan ini berkembang dengan cepat. Pada tahun 1922, Suzuki Jidosha Kogyo telah menjadi perusahaan perkakas tenun terbesar di Jepang.

Pada saat itu, Jepang belum menjadi kekuatan industri terbesar seperti yang kita kenal sekarang. Komoditas ekspor terpenting saat itu adalah hasil garmen dan pakaian.

Pada tahun 1926, Suzuki mulai mengekspor perkakas tenunnya ke Asia Tenggara dan India. Tetapi kebutuhan pasar dalam sekejap telah terpenuhi. Perkakas tenun berkualitas tinggi dari Suzuki yang bisa bertahan lama, menyebabkan permintaan alat tenun baru perlahan menyusut. Suzuki mulai mempertimbangkan untuk membuat produk lain, selain memproduksi mesin tenun.

Bisa dikatakan, hanya sedikit pabrikan sepeda motor atau mobil di Jepang sebelum Perang Dunia II. Honda waktu itu baru membuat sepeda motor pada 1947. Sedangkan di Eropa dan Amerika, industri sepeda motor dan mobil telah berjalan beberapa dekade.

“Mesin Otto” telah dipatenkan di Jerman pada 1876, dan prototipe sepeda motor pertama, Einspur, telah dibuat pada 1885 oleh Gottlieb Daimler. Robert Bosch memperkenalkan low-tension magneto the motorcycle sebelum akhir abad 19, dan pada saat yang sama Michio Suzuki sedang mendesain perkakas tenun pertamanya.

Perusahaan Eropa, seperti Zedel (kemudian menjadi NSU), Royald Enfield, Puch, Peugeot, Norton, dan Husqvarna, telah memproduksi sepeda motor. Begitu juga Indian dan Harley Davidson di Amerika. Majalah-majalah sepeda motor telah terbit, dan beberapa club motor terorganisir muncul di Eropa. Balap Isle Of Man TT pertama berlangsung pada 1907, dua tahun sebelum Michio Suzuki memulai bengkel perkakas tenunnya.

Tidak perlu dipertanyakan lagi, Jepang memang bukan pionir dalam hal mendesain sepeda motor. Pabrikan Jepang terjun ke bisnis ini, puluhan tahun setelah Eropa. Dalam permulaannya pun, mereka kebanyakan meniru desain dan teknik dari mesin-mesin Eropa. Tetapi kita semua tahu apa yang terjadi setelah era tersebut. Beberapa puluh tahun setelah Perang Dunia ke-2, pabrikan raksasa Jepang mendominasi pasar sepeda motor dunia.

Suzuki Loom Manufacturing Company adalah perusahaan yang mengesankan. Tetapi, semakin menurunnya permintaan produk mereka, membuat Suzuki mempertimbangkan untuk terjun ke bisnis otomotif. Sebanyak 20.000 kendaraan diimpor Jepang tiap tahun, tetapi belum bisa memuaskan permintaan pasar kendaraan kelas ringan yang murah. Michio Suzuki melihat celah pasar ini, dan memulai langkah pertama.

Tahun 1938, Suzuki membuat prototipe mobil pertamanya, berdasarkan pada Austin Seven. Tim riset Suzuki membeli sebuah Austin Seven dari Inggris, lalu mempreteli dan mempelajarinya. Setelah beberapa bulan, mereka bisa membuat replika mobil 737cc buatan Inggris tersebut.

Pada saat itu, Jepang hanya menguasai sedikit pengetahuan tentang bagaimana memproduksi mobil dan sepeda motor yang bagus, dan meniru mobil buatan pabrikan Eropa sepertinya menjadi jalan untuk memulai. Tetapi, timing-nya sangat tidak tepat.

Saat itu, Jepang sedang bersiap untuk berperang. Proyek ini terbengkalai, dan Austin Seven versi Suzuki tidak pernah diproduksi massal. Meskipun begitu, proyek ini memang bukan ide yang orisinal, karena mobil pertama Nissan’s juga berdasarkan pada Austin Seven.

Setelah perang berakhir, periode pembangunan kembali dimulai, bersama pemulihan ekonomi yang saat itu sangat tidak stabil. Pabrik perkakas tenun Suzuki diperbarui, tetapi gelombang serangan tahun 40-an, serta struktur finansial yang berantakan usai perang pada awal 50-an, hampir menghancurkan Suzuki Loom Manufacturing Company.

Baca lanjutannya: Kisah Perjalanan Suzuki, Perusahaan Otomotif Jepang (2)

Related

Business 1206530411740762680

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item