Di Korea Selatan, Ada Kursus Kematian bagi yang Ingin Tahu Rasanya Mati

Di Korea Selatan, Ada Kursus Kematian bagi yang Ingin Tahu Rasanya Mati

Naviri Magazine - Korea Selatan tidak hanya terkenal dengan para idol berpenampilan menawan. Negara itu juga terkenal karena tingkat bunuh diri yang tinggi. Di antara negara-negara lain di dunia, Korea Selatan termasuk negara yang mengalami masalah gawat tersebut, yaitu banyak penduduknya yang bunuh diri.

Karena hal tersebut, belakangan Korea Selatan punya cara unik untuk mengurangi tingkat bunuh diri. Sebuah pusat pengobatan bernama “The Hyowon Healing Center” di Seoul memiliki kursus kelas kematian, untuk memberi pengalaman mati pada pesertanya. Mereka memulai program ini sejak 2012, disponsori oleh sebuah perusahaan pemakaman, dan dibuka secara cuma-cuma.

Untuk mengikuti kelas kematian, calon peserta cukup mengisi formulir berisi nama, usia, dan pekerjaan. Setelahnya, mereka diminta berfoto untuk acara pemakaman, dan langsung menuju sebuah ruangan. Ruangan itu berisi seminar singkat selama 30 menit tentang kematian dan bunuh diri. Menyadarkan mereka tentang betapa hidup sangat berharga.

“Kau punya pekerjaan bagus. Apa kau benar-benar kekurangan? Ingatlah satu per satu keluargamu,” begitu kira-kira pesan yang mereka sampaikan.

Usai seminar, peserta diminta mengambil hasil foto dan menuju ruang lain yang lebih temaram dari ruang sebelumnya. Ruang itu dihiasi banyak krisan, peti mati, dan meja-meja kecil. Di sini peserta menuliskan surat wasiat selama 5-10 menit, membacanya keras-keras sembari diiringi alunan lagu sendu.

Mereka lalu mengenakan baju kematian, dan pelan-pelan masuk ke dalam peti. Seorang pria dengan jubah hitam sebagai “utusan dari dunia lain” menutup peti tersebut. Setelah lima menit berlalu, peti mati dibuka, dan mereka menyebutnya dengan “kehidupan baru.”

Peti itu sangat sempit, terutama di bagian bahu. Hal yang paling menakutkan adalah semuanya gelap, bahkan ketika mereka membuka mata. Tiga menit yang membikin frustrasi dan membuat mereka berpikir, “Seperti inikah kematian?”

“Setelah peti mati dibuka, aku merasa sangat nyaman, rasanya tak pernah cahaya tampak begitu cerah,” kata salah satu peserta.

Kelas kematian populer di Korea

Seorang fotografer dari Perancis, Françoise Huguier, mengabadikan proses-proses kelas kematian ini dalam jepretan kameranya. Saat peti mati dibuka, beragam reaksi muncul. Beberapa orang menangis, ada yang tampak lebih bahagia dan rileks, sebagian langsung berswafoto, tapi ada juga yang malah tertidur.

Kelas ini tak hanya diisi oleh anak-anak muda yang depresi. Tapi juga orang tua, karena banyak di antara mereka yang merasa jadi beban keluarga. Jeong Yong-mun, direktur program Hyowon, mengatakan telah ada 15 ribu orang yang mengikuti kelas kematian ini sejak 2012 hingga 2016.

Mereka adalah orang-orang yang berniat menghilangkan dorongan bunuh diri. Ada juga perusahaan yang mengirim karyawannya sebagai bagian dari program motivasi. Tapi ada pula peserta dengan penyakit terminal—penyakit yang tak bisa disembuhkan—yang ingin mempersiapkan diri sebelum kematian.

Korea Selatan memiliki tingkat bunuh diri tertinggi di antara 34 negara Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organisation for Economic Co-operation and Development – OECD). Kaum mudanya banyak tertekan karena tugas sekolah, ujian, dan persaingan kerja. Mereka berlomba-lomba masuk di perusahaan besar atau menjadi seorang idol.

Jeong tak menampik adanya peserta yang tampak mengerikan karena dianggap terlalu nyaman berada di peti mati. Namun, setelah mengikuti kelas, sebagian besar dari mereka jadi “sadar” dan mendapat pandangan baru tentang kehidupan.

Baca juga: Di Jepang, Murid-murid Sekolah Diimbau Menangis Jika Stres

Related

World's Fact 2653906490978908754

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item