Memahami Efek Samping Operasi Plastik Pada Wajah

Memahami Efek Samping Operasi Plastik Pada Wajah

Naviri Magazine - Orang melakukan operasi plastik, khususnya pada wajah, dengan berbagai alasan dan tujuan. Bisa karena ingin tampil lebih rupawan, bisa karena ingin menghilangkan lemak di bagian pipi, bisa karena ingin memancungkan hidung, dan lain-lain. Kenyataannya, prosedur bedah estetika atau bedah plastik—yang lazim disebut operasi plastik—memang sudah banyak digunakan orang sekarang ini.

Seperti yang disebut tadi, prosedur pada operasi bedah plastik bisa macam-macam, mulai dari pengangkatan kelebihan kulit dan lemak, mengencangkan otot-otot, mengencangkan kulit wajah dan leher, dan banyak lagi. Selain itu, perlu diketahui bahwa operasi plastik bisa menimbulkan efek samping pada wajah, salah satunya adalah pembengkakan.

Pembengkakan dan memar usai operasi plastik adalah hal yang kerap terjadi, usai seseorang melakukan bedah plastik.

Salah satu komplikasi yang bisa muncul dari bedah plastik adalah hematoma: penumpukan darah di luar pembuluh. Ditulis Healthline, hematoma adalah kantong darah yang menyerupai memar besar dan menyakitkan. Komplikasi ini merupakan komplikasi paling umum yang terjadi setelah bedah kecantikan.

Dalam artikel yang ditulis oleh Keith Hood, bersama 2 rekannya, berjudul “Hematomas in Aesthetic Surgery”, hematoma dapat hadir dengan berbagai tanda dan gejala, di antaranya eritema, panas, edema, nyeri, atau nyeri ketika kulit ditekan. Pada beberapa kasus, terjadi perubahan hemodinamik.

Pada kasus hematoma kecil (hematoma minor), komplikasi ini bisa disembuhkan tanpa melalui perlakuan khusus. Namun, jika hematoma terjadi lebih besar (hematoma mayor), ia bisa menimbulkan konsekuensi yang tak diinginkan bagi pasien jika tak segera ditangani. Bisa terjadi nyeri, kosmesis yang buruk, jaringan parut, iskemia kulit dan jaringan yang bisa mengakibatkan nekrosis, serta infeksi.

Faktor risiko hematoma

Dari sebuah studi berjudul “Facelift Complication and the Risk of Venous Thromboembolism: A Single Center’s Experience” yang dilakukan oleh Nour Abboushi, dkk, diketahui bahwa kejadian hematoma pasca-operasi secara signifikan muncul lebih tinggi pada pria (11,7 persen) dibandingkan perempuan (3,9 persen).

Dalam penelitian tersebut juga ditemukan bahwa pasien yang menggunakan aspirin sebelum operasi, dan mereka yang memiliki hipertensi, memiliki risiko hematoma lebih tinggi. Begitu pula dengan pasien dengan Indeks Massa Tubuh lebih dari 25.

Hematoma minor umumnya bisa sembuh dengan sendirinya, tapi pada hematoma mayor pasca-operasi wajib dilakukan pengobatan. Pada kasus tertentu, hematoma bisa mempengaruhi saluran pernapasan. Jika pendarahan akibat hematoma terus terjadi, ada prosedur serius yang harus dilakukan oleh dokter.

Baca juga: Kiat agar Wajah Tidak Terlihat Tembem

Related

Beauty 4018662864130900718

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item