Memahami Cara Kerja Rem Parkir Elektronik Pada Mobil Modern

Memahami Cara Kerja Rem Parkir Elektronik Pada Mobil Modern

Naviri Magazine - Hal penting yang harus ada pada kendaraan, entah sepeda motor atau mobil, adalah rem. Karena rem memungkinkan kendaraan untuk memperlambat kecepatan dan berhenti. Tanpa rem, laju kendaraan bisa tak terkendali, dan kecelakaan bisa terjadi.

Karena pentingnya fungsi rem pula, bagian itu pun terus diperbaiki dan disempurnakan. Kini, rem kendaraan juga mendapatkan sentuhan teknologi, yang disebut rem parkir elektronik.

Teknologi rem parkir elektrik alias electronic parking brake (EPB) cukup umum ditemukan pada mayoritas mobil-mobil baru yang beredar saat ini. Memanfaatkan sistem kelistrikan dalam mobil, teknologi ini membuat pengereman lebih aman, dalam arti tidak langsung mengunci ban belakang—yang malah sering dimanfaatkan untuk atraksi.

Mobil dengan rem parkir tradisional, alias masih menggunakan tuas, memungkinkan menikung ala drifting. Ini karena ban belakang langsung mengunci (tidak berputar) saat tuas rem ditarik. Sehingga, ketika setir dibelokkan, berat bagian belakang kendaraan akan terdorong ke depan, membuat mobil menggelincir.

Beda halnya pada mobil yang sudah menerapkan EPB, kendaraan akan tetap stabil meski setir kemudi dibelokkan tajam.

Sebuah percobaan yang dilakukan Top Gear baru-baru ini menunjukkan, pengereman dengan EPB tidak membuat kendaraan tergelincir. Termasuk ketika diaktifkan saat mobil melaju dengan kecepatan mencapai 193 km/jam, mobil tidak langsung berhenti seketika.

Dalam sebuah video singkat tersebut, Volkswagen Golf R, yang saat itu dikendarai Chris Harris, perlahan namun pasti langsung melambat dengan halus, hingga akhirnya berhenti. Ini berarti ban tidak mengunci seperti halnya saat mengaplikasikan rem tangan pada kecepatan tinggi.

Kenapa seperti itu? Mengutip Carwow, hal ini terjadi karena mekanisme rem parkir manual dengan versi elektronik sangat berbeda.

Rem parkir dengan tuas memanfaatkan tegangan kabel untuk membuat bantalan atau sepatu rem menekan cakram atau tromol. Saat tuas tidak diaktifkan, kabel akan merenggang, dan tidak terjadi pengereman. Namun, ketika tuas ditarik, kabel langsung menegang, membuatnya terjadi pengereman (sepatu rem langsung menekan cakram atau tromol), dan hal inilah yang membuat ban belakang terkunci dalam kondisi kecepatan tinggi sekalipun.

Hal ini berbeda dengan rem elektrik. Sistem EPB menggantikan mekanisme yang memanfaatkan kabel tersebut lewat sebuah motor yang masing-masing ditempatkan pada kaliper rem.

Ketika tombol EPB dioperasikan, sistem akan mengirmkan sinyal ke Electronic Brake Module (EBM) yang terhubung dengan ECU, untuk kemudian memberikan perintah pada motor untuk menekan sepatu rem ke cakram atau tromol sehingga terjadilah pengereman.

Saat proses itu terjadi, akan terdengar desingan motor yang mengindikasikan rem tersebut telah bekerja.

Seperti percobaan yang telah disebutkan di awal, ban belakang tidak langsung mengunci pada kecepatan tinggi. Ini karena ECU mendeteksi perputaran roda. Pada saat bersamaan, ECU akan mengirim sinyal ke EBM untuk mengaplikasikan kekuatan yang cukup pada motor, guna memperlambat laju roda.

Jadi gambaran sederhananya seperti Anti-lock Braking System (ABS) yang mencegah sistem ban terkunci. Oleh karenanya, tidak jarang pabrikan mobil yang sudah menerapkan EPB pada produknya menyebut sistem pengereman ini sebagai salah satu fitur keselamatan.


Related

Automotive 7308854484954006728

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item