Mitos dan Fakta Seputar Feminisme yang Perlu Kita Tahu

Mitos dan Fakta Seputar Feminisme yang Perlu Kita Tahu

Naviri Magazine - Topik feminisme menguat akhir-akhir ini, termasuk di Indonesia. Menguatnya feminisme bisa dilihat dari makin banyaknya wacana yang mengemuka, makin banyak aktivis yang menyuarakan isu terkait feminisme, hingga makin seringnya obrolan seputar feminisme di berbagai media.

Apa itu feminisme?

Feminisme adalah gerakan dan ideologi yang memperjuangkan kesetaraan bagi perempuan dalam politik, ekonomi, budaya, ruang pribadi dan ruang publik. Feminisme bukan ideologi yang menebar kebencian pada kaum pria.

Di Indonesia, paham feminisme berkembang cukup pesat. Namun masih banyak perempuan yang tidak/belum mau melibatkan diri menjadi bagian dari gerakan ini.

Sementara itu, feminisme sering dicap sebagai paham yang melemahkan posisi perempuan karena orang awam menganggap bahwa penganut feminisme menuntut sesuatu yang lebih dan spesial daripada pria. Padahal, gerakan feminisme hanya menuntut equal right, bukan special right.

Sayangnya, berbagai pemahaman yang keliru itu masih terus beredar. Berikut ini adalah 7 kesalahpahaman tentang feminisme yang seringkali orang pikirkan.

Mitos: Feminis membenci laki-laki

Fakta: Feminis membenci laki-laki brengsek

Ini salah satu kekeliruan yang paling umum di kalangan orang awam. Mereka menganggap bahwa feminis pasti membenci laki-laki. Padahal sebenarnya feminis hanya membenci laki-laki brengsek. Because, who doesn't hate douchebags?

Mitos: Feminis harus lebih tinggi derajatnya dari laki-laki

Fakta: Feminis hanya menginginkan kesetaraan

Feminisme diciptakan untuk memperbaiki ketidakseimbangan gender yang terjadi sejak zaman dulu ketika perempuan tak dianggap sebagai manusia seutuhnya, dan tak memperoleh hak yang sama. Feminisme diciptakan untuk perempuan yang ingin menjadi lebih baik dari semua ketidakadilan yang ada.

Feminis tak sejahat itu, kok. Feminis tidak akan mengambil alih dunia dengan mengorbankan para laki-laki.

Mitos: Feminisme melawan kodrat alami manusia

Fakta: Feminisme diciptakan untuk melawan kebodohan

Tak hanya membebaskan hak-hak perempuan yang tergadaikan, paham ini juga membebaskan para laki-laki untuk mendobrak paradigma masyarakat terhadap mereka. Feminisme akan mengubah peran gender, norma seksual dan praktik seksis yang masih sering membatasi diri.

Laki-laki juga berhak untuk hidup di luar lingkaran maskulinitas tradisional. Laki-laki juga berhak untuk rajin ke salon dan merawat diri, laki-laki juga berhak untuk menangis ketika terluka. Dengan kesetaraan pendidikan, perempuan akan memiliki pilihan hidup yang lebih baik.

Mitos: Feminis pasti tak ingin memiliki anak

Fakta: Feminis tak ingin menganggap bahwa memiliki anak adalah kewajiban, karena punya anak adalah sebuah pilihan

Feminis sangat berkomitmen untuk mengatasi masalah yang terjadi di kehidupan sehari-hari seperti KDRT, pemerkosaan dan kekerasan seksual, objektifikasi seksual, dan salah satunya adalah anggapan masyarakat bahwa setiap perempuan pasti harus memiliki dan melahirkan anak.

Masyarakat menganggap bahwa setiap perempuan memiliki keharusan untuk melahirkan anak. Seorang perempuan tak akan dianggap sempurna sampai ia memiliki anak. Padahal memiliki anak bukanlah kewajiban, namun pilihan.

Setiap perempuan berhak untuk menentukan setiap pilihannya karena itu tubuh mereka sendiri, dan orang lain tak berhak untuk menentukan apa yang harus dilakukan seorang perempuan selama ia masih mandiri.

Mitos: Feminis tidak percaya pernikahan

Fakta: Feminis tetap bisa membangun keluarga dengan ikatan pernikahan yang bahagia

Banyak feminis yang punya keluarga bahagia. Selama pernikahan itu memberikan kesetaraan yang sama dan cinta yang dirasakan juga membahagiakan, rasanya tak ada alasan untuk tidak menikah.

Apa yang ditentang para feminis adalah saat masyarakat menilai pernikahan adalah "tempat yang lebih baik" untuk perempuan, saat masyarakat memberi sanksi sosial untuk perempuan yang tak menikah atau bercerai, dan saat pernikahan digunakan masyarakat untuk mengontrol perempuan.

Mitos: Feminisme belum berubah seiring waktu

Fakta: Feminisme telah berkembang pesat dan telah menyesuaikan dengan konteks lokal

Feminisme gelombang pertama di abad 19 fokus terhadap kesetaraan hak sipil dan politik. Dan kini, ketika telah mencapai gelombang keempat, feminisme sudah jauh berkembang menjadi paham yang melawan penindasan yang berkaitan terhadap ras, seksualitas, dan jenis kelamin.

Gerakan feminisme saat ini sudah lebih cenderung kepada memberi kesadaran dan pengertian pada orang-orang untuk menyediakan ruang pada mereka yang merasa minoritas secara ekonomi, sosial, gender, preferensi seksual, ras, dan lain-lain.

Mitos: Feminisme tidak diperlukan lagi karena saat ini perempuan sudah setara dengan laki-laki

Fakta: Kalau kamu mau lihat di berita-berita dan lingkungan sekitar, apakah perempuan sudah diperlakukan dengan setara?

Keliru banget kalau hal ini. Di tahun 1970-an, ada gerakan pembebasan perempuan yang menuntut empat hal, yaitu: kesetaraan gaji, kesesetaraan pendidikan dan pekerjaan, jaminan hak-hak reproduksi, dan penghapusan kekerasan seksual tanpa memandang status pernikahannya.

Dan sekarang, kalau kita lihat faktanya, berdasarkan laporan Organisasi Buruh Sedunia PBB, ILO, perempuan di dunia hanya menerima 77 persen dari besar gaji yang dibayarkan untuk laki-laki dalam waktu 20 tahun terakhir.

Masalah pertama, banyak lapangan pekerjaan yang masih tidak ramah untuk ibu-ibu, serta posisi kepemimpinan teratas dalam perusahaan dan pemerintahan masih didominasi oleh laki-laki.

Kedua, di negara berkembang, banyak anak perempuan yang putus sekolah dan akhirnya menikah karena orangtua mereka melihat anak perempuan tidak menguntungkan dari segi investasi ekonomi.

Ketiga, meski alat kontrasepsi tersedia secara luas, banyak negara (termasuk Indonesia) yang masih memperbolehkan pernikahan di bawah umur yang nantinya akan memicu KDRT dan kemiskinan.

Keempat, budaya pemerkosaan tumbuh subur di setiap negara. Dan rasanya penegak hukum tak pernah berpihak pada perempuan sebagai korban pemerkosaan.

Setelah mengetahui fakta soal feminisme, apakah kamu masih mau memandang feminisme dengan sebelah mata? Sama seperti ideologi lainnya, feminisme juga memiliki kekurangan. Namun bukan berarti kamu tak boleh untuk mengambil pelajaran dari ideologi tersebut.


Related

Female 3405996060000439696

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item