Misteri Wabah Penyakit Tidur yang Hampir Menghancurkan Eropa

Misteri Wabah Penyakit Tidur yang Hampir Menghancurkan Eropa

Naviri Magazine - Di masa lalu, ada wabah penyakit yang aneh, yaitu wabah penyakit tidur. Sebagaimana namanya, wabah penyakit itu menyerang banyak orang yang kemudian sering tertidur, hingga tidak melakukan apa pun, termasuk makan dan minum. Karena itu, penduduk yang terserang wabah tersebut kemudian kehilangan tenaga, lalu mati.

Menurut catatan sejarah, penyakit tidur (sleeping sickness) telah ada di Afrika selama berabad-abad, menyerang banyak penduduk di sana. Catatan pertama mengenai hal itu dibuat oleh Khaldun, seorang penjelajah Arab pada abad ke-14 M.

Khaldun mencatat bahwa seorang kepala suku di wilayah Afrika menghabiskan sebagian besar waktunya dengan tertidur, kemudian meninggal dua tahun setelahnya.

Seperti korban penyakit tidur lainnya, kepala suku itu meninggal karena kelaparan akibat kelesuan hebat, dan tidak berfungsinya beberapa organ. Diketahui bahwa penyakit tidur itu menekan nafsu makan penderitanya, sehingga keinginan untuk mengisi tenaga pun hampir tidak ada.

Selain itu, penyakit ini juga merusak susunan saraf pusat secara perlahan selama bertahun-tahun, yang sering mengakibatkan kematian.

Penyakit tidur tidak menjadi permasalahan utama di Eropa sampai tahun 1800-an, karena penyebarannya terisolasi di daerah selatan Gurun Sahara. Akan tetapi, meningkatnya penjelajahan bangsa Eropa ke Afrika membuat penyakit itu mulai berkembang pesat di Eropa.

Pada 1902, pemerintah Inggris mengirimkan sekelompok ilmuwan untuk mempelajari penyakit tidur tersebut. Dokter ahli penyakit tropis dari Italia, Aldo Castellani (1874-1971), melakukan autopsi pada sejumlah korban. Hasilnya, pada sebagian otak korban ia menemukan adanya parasit yang tidak dikenal.

Ketika dokter Inggris, Sir David Bruce (1855-1931) bergabung dengan kelompok ini, ia dan Castellani melakukan perbandingan hasil penemuan untuk mendapat kesimpulan yang lebih akurat. Bruce sebelumnya telah mempelajari penyakit Nagana yang menyerang sapi. Ia menemukan bahwa Nagana disebabkan oleh parasit “Trypanosoma”, yang ditularkan melalui gigitan lalat Tsetse.

Kedua ilmuwan itu berhasil menemukan bahwa kasus-kasus yang mereka tangani saling berkaitan erat, yaitu parasit. Namun walau telah menemukan penyebab penyakit tidur itu, mereka masih harus mencari cara untuk menghindari terjadinya infeksi.

Untuk sedikit mencegah penyebarannya, Bruce membuat peta daerah yang banyak dijumpai lalat Tsetse, dan menyarankan para penjelajah untuk mengindari daerah tersebut.

Pada 1920-an, perusahaan obat Jerman, Bayer, memperkenalkan zat Arsenik, yang menjadi pengobatan efektif untuk membunuh parasit. Zat Arsenik bersifat sangat toksik, dan diperlukan hitungan secara tepat agar dapat membunuh parasit tanpa membahayakan penderitanya.

Penyakit parasit ada lebih dari 100 jenis, banyak di antaranya yang telah dipelajari dan dicatat oleh para ilmuwan sejak zaman kuno. Parasit dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu protozoa, hemintiasis, dan artropoda. Penyebarannya memang membahayakan manusia, tetapi dapat diatasi dengan banyak cara, termasuk penggunaan obat.

Baca juga: Hati-hati, Stres Bisa Menyebabkan Gejala Serangan Jantung

Related

History 3535955092687364060

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item