Hewan-hewan Invertebrata Pemecah Rekor Terbesar di Dunia

Hewan-hewan Invertebrata Pemecah Rekor Terbesar di Dunia

Naviri Magazine - Invertebrata atau hewan tak bertulang belakang di antaranya adalah lebah, cumi-cumi, ubur-ubur, belalang, dan laba-laba. Sekilas, daftar hewan itu terkesan tidak berbahaya—khususnya jika kita bandingkan dengan hewan-hewan invertebrata serupa yang biasa kita temui.

Namun, ternyata ada beberapa spesies invertebrata yang layak ditakuti—rata-rata karena ukuran tubuhnya yang luar biasa, atau juga karena ancaman serangan dan racun yang dimilikinya. Berikut ini adalah spesies-spesies hewan invertebrata yang dianggap raksasa—karena melebihi ukuran umum tubuh sesamanya—sekaligus dianggap mengerikan.

Cumi-cumi raksasa

Hewan ini layak mendapat sebutan raksasa, karena ukurannya yang memang tidak biasa. Cumi-cumi yang dianggap sebagai Cephalopoda terberat ini dapat tumbuh hingga sepanjang 10 meter. Ia menyergap mangsanya dengan menggunakan bioluminescence untuk memikat ikan yang akan dijadikannya santapan.

Semula, keberadaannya dianggap sebagai legenda atau cerita mitos dari laut, sampai pada tahun 2007 sekelompok nelayan di laut Antartika menangkap cumi-cumi tersebut. Sekarang, hewan invertebrata terbesar ini dapat disaksikan di Museum Nasional di Wellington, Selandia Baru.

Kelabang raksasa

Hewan yang disebut Scolopendra gigantic ini hidup di hutan Amazon, Amerika Selatan, juga di beberapa pulau lainnya. Mereka dapat tumbuh hingga sepanjang 30 sentimeter, dan memangsa serangga, laba-laba, kadal, katak, burung, tikus, juga kelelawar.

Yang mengerikan, kelabang ini tidak takut pada manusia. Ketika merasa terancam, ia akan bergerak dengan cepat, dan menggigit. Korban yang terkena gigitannya akan merasa sakit luar biasa, meski jarang yang sampai berakibat fatal.

Lebah raksasa Asia

Lebah yang disebut Vespa mandarinia japonica ini merupakan serangga mematikan dari Jepang. Panjang tubuh mereka sekitar 2 inci, dan sengatannya dapat berakibat fatal selain menyebabkan rasa sakit yang luar biasa.

Lebah ini juga sangat ganas—tidak hanya menyerang manusia, namun juga memangsa serangga lain. Tidak jarang lebah ini terlihat sedang menghancurkan sarang lebah biasa, membunuh lebah-lebah lainnya, kemudian dengan menggunakan rahangnya yang kuat ia merampas madu dan membawanya untuk diberikan pada larvanya sendiri.

Laba-laba laut 

Sebenarnya, laba-laba laut atau Colossendeis colossea bukanlah laba-laba, meski penampilannya tampak lebih terkait dengan laba-laba dibanding dengan spesies lain. Organisme yang disebut Pantopoda ini memang jarang dikenal, karena hidup di kedalaman laut.

Tubuh mereka kecil, namun memiliki kaki-kaki yang panjang. Mereka memakan cnidarian (terutama ubur-ubur dan anemon) dengan cara menusukkan kakinya ke bagian tubuh lembut mangsanya, dan kemudian mengisapnya.

Laba-laba goliath 

Laba-laba goliath, atau Theraphosa blondi, memiliki ukuran tubuh berbobot 180 gram, dengan lengan sepanjang 12 inci, sehingga menjadikannya sebagai laba-laba paling berat di dunia. Pertama kali ditemukan di Laos, dan terlihat sedang memangsa burung-burung kecil, sehingga hewan ini pun kadang disebut laba-laba goliath pemakan burung.

Selain memangsa burung-burung kecil, laba-laba ini juga memakan mamalia kecil, juga kadal dan serangga. Dalam beberapa kasus, mereka juga kadang menyengat manusia, meski racunnya tidak terlalu berbisa. Yang perlu diwaspadai dari laba-laba ini adalah rambut-rambut kecil pada kaki-kakinya yang dapat menyebabkan iritasi.

Ubur-ubur singa

Ubur-ubur singa atau Cyanea capillata dianggap sebagai ubur-ubur terbesar, karena ukuran diameter tubuhnya dapat mencapai 2 meter, dengan panjang tentakel mencapai 37 meter. Tentakel panjang itu mereka gunakan untuk menangkap makhluk-makhluk kecil yang mengambang bebas di lautan, namun juga digunakan udang-udang kecil sebagai rumah atau perlindungan.

Tentakel-tentakel panjang ubur-ubur ini juga dapat menangkap perenang yang lengah, meski sengatannya hanya mengakibatkan sakit yang ringan.

Belalang raksasa

Belalang ini memiliki panjang tubuh hingga 10 sentimeter, belum termasuk panjang kaki dan antenanya, serta memiliki berat lebih dari 71 gram. Dalam bahasa Latin, ia disebut Deinacrida. Karena ukuran tubuhnya yang besar, belalang ini tidak bisa terbang, meski pintar melompat.

Di dunia hewan, belalang ini kadang dianggap sebagai dinosaurusnya serangga. Banyak petani di Selandia Baru yang menangkap belalang ini untuk dijadikan bahan makanan. Selain rasanya yang dianggap enak, belalang ini juga dianggap hama karena kawanan belalang raksasa dapat menyantap berton-ton tanaman.

Giant weta

Dalam bahasa Latin, hewan ini disebut Deinacrida heteracantha, yang berarti “belalang mengerikan”. Hewan ini hidup di Selandia Baru, memiliki banyak kemiripan dengan belalang yang biasa kita temui, dan dianggap sebagai serangga terberat di dunia. Ukuran bobotnya mencapai 71 gram, dengan panjang yang bisa mencapai lebih dari 8 inci.

Giant weta terutama memakan tumbuhan, namun rahang mereka yang kuat dapat memberikan gigitan yang menyakitkan pada manusia, meski hal itu jarang terjadi. Mereka biasa hidup di bawah lantai batu, puing-puing, dan semak-semak.

Kepiting laba-laba Jepang

Kepiting laba-laba Jepang, atau Macrocheira kaempferi, memiliki kaki terpanjang yang melebihi panjang kaki arthropoda apa pun. Jika direntangkan, kaki hewan ini mencapai panjang 5,8 meter. Termasuk hewan omnivora, kepiting laba-laba Jepang memakan apa pun yang ada dalam jangkauan panjang lengannya yang bercakar.

Diperkirakan, panjang kaki yang dimiliki hewan ini adalah hasil evolusi, meski tetap belum diyakini untuk tujuan apa evolusi tersebut. Para ilmuwan hanya memperkirakan kaki-kaki yang panjang itu untuk menjadikan mereka bergerak lebih cepat dalam mengejar mangsa.

Isopoda raksasa 

Penyebutan “raksasa” untuk hewan ini mungkin terkesan berlebihan, karena ukuran panjang hewan ini hanya 60 sentimeter. Tetapi itu memang merupakan ukuran “raksasa” bagi isopoda, karena umumnya hanya berukuran panjang 1 sampai 2 sentimeter. Hewan ini hidup di lautan pada kedalaman 200 sampai 2.000 meter, mengais makanan di dasar laut.

Spesies isopoda yang disebut Bathynomus ini ditemukan di seluruh dunia, dan hampir semuanya identik. Diperkirakan telah berevolusi sejak sekitar 160 juta tahun lalu, namun tidak banyak perubahan yang terjadi pada wujudnya, karena kebutuhan mereka yang tidak banyak berubah. Mereka adalah hewan pemulung, yang memakan apa saja yang mereka temukan di sepanjang dasar lautan.

Baca juga: Kisah Kadal dan Monyet yang Dikirim ke Luar Angkasa

Related

Science 1433921188804353771

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item