Korset dan Standar Tubuh Wanita Ideal dari Masa ke Masa

Korset dan Standar Tubuh Wanita Ideal dari Masa ke Masa

Naviri Magazine - Di masing-masing zaman, rupanya, bentuk tubuh ideal wanita tidak selalu sama. Di masa sekarang, mungkin, postur tubuh kurus dianggap ideal. Namun, di masa lalu, postur semacam itu dianggap kurang menarik, karena wanita berisi atau montok justru dianggap ideal. Lalu di masa sebelumnya lagi, ada standar yang berbeda lagi.

Karena adanya semacam standarisasi semacam itu pula, para wanita di dunia mengenal berbagai bentuk pakaian, yang salah satunya ditujukan untuk membentuk tubuh. Korset adalah salah satunya.

Di masa lalu, korset bisa terbuat dari logam, kayu, atau gading, lalu dilapisi kain dengan detail renda dengan atau tanpa tali bahu. Ia dipasang untuk menghasilkan siluet bentuk dada hingga pinggang wanita yang berlekuk.

Dalam buku Cultural Encyclopedia of the Breast, Merril D. Smith menuliskan bahwa pinggang yang ramping namun pinggul besar dengan ukuran dada yang kecil, adalah bentuk tubuh ideal di masa Renaissance. Di sinilah korset berperan penting untuk menekan dada si perempuan, mengetatkan bagian pinggang agar tampak kecil, serta menahan perut.

“Buah dada yang besar dianggap buruk, sebab diasosiasikan dengan usia tua dan kemiskinan. Payudara yang besar lebih cepat turun karena usia, atau banyaknya anak yang harus disusui. Oleh karenanya, hal itu dianggap tak menarik bagi laki-laki.” tulis Merril.

Model pakaian wanita pada masa itu biasanya berpotongan rendah di bagian dada agar bisa memperlihatkan sensualitas di bagian payudara. Bagian perut hingga pinggang dirancang pas di badan, sementara di bagian pinggul dibuat lebih mengembang, untuk menghasilkan siluet lekuk tubuh perempuan yang ideal di masa itu.

Ketika pecah perang dunia, pembuatan korset tak lagi menggunakan logam. Alasan utamanya, logam diperlukan untuk keperluan perang. Sementara alasan kedua, yang sebenarnya telah lebih dulu diupayakan, adalah persoalan kesehatan.

Penggunaan korset bisa membuat perempuan mengalami sesak napas, hingga dislokasi organ. Namun, alasan ini sulit menjadi landasan, hingga Bernard Baruch, Ketua Dewan Perang Amerika pada 1917, secara khusus meminta perempuan berhenti menggunakan korset dari logam.

Pasca-perang dunia, standar bentuk tubuh ideal perempuan sedikit berubah. Alih-alih payudara kecil dengan badan yang kurus, di masa ini tubuh perempuan berisi dianggap lebih menggairahkan. Sebab mereka yang kurus dan pucat dianggap wanita kelas bawah yang miskin dan kelaparan akibat perang.

Menurut Merril, perubahan bentuk ideal itu juga dipengaruhi oleh sebuah gambar representasi kecantikan perempuan yang diciptakan oleh Charles Dana Gibson. Lukisan perempuan yang kemudian dikenal dengan Gadis Gibson itu menggambarkan perempuan Eropa-Amerika yang anggun nan elegan.

Gadis itu memiliki bentuk tubuh jam pasir yang montok, dengan payudara besar. Pinggangnya yang kecil, kontras dengan ukuran pinggulnya yang besar. Hal itu dimungkinkan dengan bantuan korset untuk menahan perut dan membentuk lekuk pinggang.

Sementara bagian dada, mulai dikenal bustehouder alias BH (dibaca: beha, penopang dada) dengan bantalan untuk menampilkan kesan dada lebih besar. Sehingga bentuk tubuh seperti jam pasir tercipta.

Di tahun 1920an, gambaran feminitas ini sempat mendapat perlawanan. Karakter kartun pekerja perempuan yang diciptakan Nell Brinkley, yang mencita-citakan hak suara bagi perempuan, menjadi idola baru. Gadis Brinkley memiliki tampilan yang kontras dengan sensualitas karakter Gadis Gibson.

Ia memiliki tampilan lebih boyish dan riang, dengan rambut pendek model bobs, mengenakan korset demi menampilkan bentuk tubuh yang ramping, dipadu dengan rok lurus dan ketat. Mereka yang mengikuti tren ini, sebagai bentuk pemberontakan, disebut dengan flapper.

Tapi gambaran ideal bentuk tubuh jam pasir untuk perempuan tak pernah benar-benar lenyap. Bentuk tubuh jam pasir kembali populer bersama lahirnya ikon film seperti Marilyn Monroe dan Jayne Mansfield.

Di tahun ini juga model push up bra mulai populer, demi menampilkan payudara yang penuh terangkat, dan menampakkan belahan dada. Tampilan belahan dada yang penuh jadi populer, karena dianggap indah di mata para pria.

Baca juga: Cara Pria Korea Selatan Merawat Wajah Hingga Sangat Tampan

Related

Lifestyle 2810899155449296806

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item