Kisah dan Sejarah Lengkap Nabi Muhammad (Bagian 1)

Kisah dan Sejarah Lengkap Nabi Muhammad

Naviri Magazine - Nabi Muhammad adalah pembawa ajaran Islam, dan diyakini oleh umat Muslim sebagai nabi Allah (Rasul) yang terakhir. Menurut biografi tradisional Muslim (dalam bahasa Arab disebut sirah), Nabi Muhammad lahir sekitar tahun 570 di Mekkah (atau Makkah), dan wafat pada 8 Juni 632 di Madinah. Kedua kota tersebut terletak di daerah Hejaz (Arab Saudi saat ini).

"Muhammad" dalam bahasa Arab berarti "dia yang terpuji". Muslim mempercayai bahwa ajaran Islam yang dibawa oleh Muhammad S.A.W adalah penyempurnaan dari agama-agama yang dibawa oleh nabi-nabi sebelumnya.

Mereka memanggilnya dengan gelar Rasulullah, dan menambahkan kalimat sallallaahu alayhi wasallam, yang berarti "semoga Allah memberi kebahagiaan dan keselamatan kepadanya"; sering disingkat "S.A.W") setelah namanya. Selain itu, Al-Qur'an dalam Surat Ash Shaff (QS 61:6) menyebut Muhammad dengan nama "Ahmad", yang dalam bahasa Arab juga berarti "terpuji".

Michael H. Hart, dalam bukunya, The 100, menetapkan Nabi Muhammad sebagai tokoh paling berpengaruh sepanjang sejarah manusia. Menurut Hart, Nabi Muhammad adalah satu-satunya orang yang berhasil meraih keberhasilan luar biasa, baik dalam hal agama maupun hal duniawi.

Nabi Muhammad memimpin bangsa yang awalnya terbelakang dan terpecah belah, menjadi bangsa maju yang bahkan sanggup mengalahkan pasukan Romawi di medan pertempuran.

Genealogi

Silsilah Nabi Muhammad dari kedua orang tuanya kembali ke Kilab bin Murrah bin Ka'b bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr (Quraish) bin Malik bin an-Nadr (Qais) bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah (Amir) bin Ilyas bin Mudar bin Nizar bin Ma`ad bin Adnan. Dimana Adnan merupakan keturunan laki-laki ke tujuh dari Ismail bin Ibrahim, yaitu keturunan Sam bin Nuh.

Kelahiran

Para penulis sirah (biografi) Nabi Muhammad pada umumnya sepakat bahwa ia lahir di Tahun Gajah, yaitu tahun 570 M. Muhammad lahir di kota Mekkah, di bagian selatan Jazirah Arab, suatu tempat yang ketika itu merupakan daerah paling terbelakang di dunia, jauh dari pusat perdagangan, seni, maupun ilmu pengetahuan.

Ayahnya, Abdullah, meninggal dalam perjalanan dagang di Yastrib, ketika Muhammad masih dalam kandungan. Ia meninggalkan harta lima ekor unta, sekawanan biri-biri, dan seorang budak perempuan bernama Ummu Aiman, yang kemudian mengasuh Nabi.

Pada saat Muhammad berusia enam tahun, ibunya, Aminah binti Wahab, mengajaknya ke Yatsrib (Madinah) untuk mengunjungi keluarganya, serta mengunjungi makam ayahnya. Namun, dalam perjalanan pulang, ibunya jatuh sakit. Setelah beberapa hari, Aminah meninggal dunia di Abwa', yang terletak tidak jauh dari Yatsrib, dan dikuburkan di sana.

Setelah ibunya meninggal, Muhammad dijaga oleh kakeknya, 'Abd al-Muththalib. Setelah kakeknya meninggal, ia dijaga oleh pamannya, Abu Thalib. Ketika inilah ia diminta menggembala kambing-kambingnya di sekitar Mekkah, dan kerap menemani pamannya dalam urusan dagang ke negeri Syam (Suriah, Libanon, dan Palestina).

Hampir semua ahli hadits dan sejarawan sepakat bahwa Muhammad lahir di bulan Rabiul awal, kendati mereka berbeda pendapat tentang tanggalnya. Di kalangan Syi'ah, sesuai arahan para Imam yang merupakan keturunan langsung Muhammad, menyatakan bahwa ia lahir pada hari Jumat, 17 Rabiul awal; sedangkan kalangan Sunni percaya ia lahir pada hari Senin, 12 Rabiul awal atau (2 Agustus 570M).

Masa remaja

Dalam masa remajanya, diriwayatkan bahwa Muhammad percaya sepenuhnya dengan keesaan Tuhan. Ia hidup dengan cara sederhana, dan membenci sifat-sifat angkuh dan sombong. Ia menyayangi orang-orang miskin, para janda dan anak-anak yatim, serta berbagi penderitaan dengan berusaha menolong mereka.

Ia juga menghindari semua kejahatan yang biasa di kalangan bangsa Arab pada masa itu, seperti berjudi, meminum minuman keras, berkelakuan kasar, dan lain-lain, sehingga ia dikenal sebagai As-Saadiq (yang benar) dan Al-Amin (yang terpercaya). Ia senantiasa dipercaya sebagai penengah bagi dua pihak yang bertikai di kampung halamannya di Mekkah.

Kerasulan

Muhammad dilahirkan di tengah-tengah masyarakat terbelakang yang senang dengan kekerasan dan pertempuran. Ia sering menyendiri ke Gua Hira', sebuah gua bukit dekat Mekah, yang kemudian dikenali sebagai Jabal An Nur, karena bertentangan sikap dengan kebudayaan Arab pada zaman tersebut.

Di sanalah ia sering berpikir dengan mendalam, memohon kepada Allah supaya memusnahkan kekafiran dan kebodohan.

Pada suatu malam, ketika Muhammad sedang bertafakur di Gua Hira', Malaikat Jibril mendatanginya. Jibril membangkitkannya dan menyampaikan wahyu Allah di telinganya. Ia diminta membaca. Ia menjawab, "Saya tidak bisa membaca". Jibril mengulangi tiga kali, meminta agar Muhammad membaca, tetapi jawabannya tetap sama.

Akhirnya, Jibril berkata: "Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Maha Pemurah, yang mengajar manusia dengan perantaraan (menulis, membaca). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya."

Itu merupakan wahyu pertama yang diterima oleh Muhammad. Ketika itu, ia berusia 40 tahun. Wahyu turun kepadanya secara berangsur-angsur dalam jangka waktu 23 tahun. Wahyu tersebut telah diturunkan menurut urutan yang diberikan Muhammad, dan dikumpulkan dalam kitab bernama Al Mushaf, yang juga dinamakan Al-Quran (bacaan).

Baca lanjutannya: Kisah dan Sejarah Lengkap Nabi Muhammad (Bagian 2)

Related

Moslem World 6071722129303605054

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item