Mengenal ARV, Obat Penting untuk Mengatasi Virus HIV

Mengenal ARV, Obat Penting untuk Mengatasi Virus HIV

Naviri Magazine - Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang kekebalan tubuh penderitanya. Saat HIV tidak tertangani dengan baik, virus itu berubah menjadi AIDS, dengan dampak yang lebih berbahaya.

Meski belum bisa disembuhkan, efek merusak HIV dapat dikurangi dengan terapi antiretroviral (ARV). Konsumsi ARV secara teratur bisa membuat pengidap HIV memiliki angka harapan hidup setara dengan orang yang tidak terinfeksi HIV. Sayangnya, saat ini Indonesia sedang mengalami krisis ARV akibat kegagalan tender.

HIV adalah virus yang melemahkan sistem kekebalan tubuh manusia. Ia masuk melalui mukosa, menginfeksi sel dendritik lalu sel CD4 (komponen dalam sel darah putih). Virus kemudian dibawa kelenjar getah bening, berkembang biak di kelenjar limfa, lalu menyebar ke organ lain seperti otak, limpa, usus, hanya dalam hitungan hari karena terbawa aliran darah.

Terapi ARV bertujuan untuk menghambat replikasi virus dan menekan pertumbuhannya, sehingga CD4 meningkat dan sistem kekebalan tubuh kembali pulih.

ARV telah menjadi program penanggulangan HIV-AIDS di seluruh dunia, karena efektif menekan jumlah HIV sampai ke tingkat yang tidak bisa dideteksi alat deteksi jumlah HIV (HIV Viral Load). Selain itu, ARV juga mencegah pengidap HIV menularkan virusnya kepada orang lain. Artinya, ARV punya dua manfaat, yakni sebagai penyelamat hidup dan pencegah penyebaran.

“Dengan meminum ARV, orang dengan HIV tidak akan menularkan virus ke pasangan dan ke anak, asal dikonsumsi secara tertib dan teratur,” ungkap dr. Ronald Jonathan, konselor HIV/AIDS.

ARV dikonsumsi seumur hidup oleh pengidap HIV dan tidak boleh terputus. Kondisi putus obat bisa membikin resistensi virus, dan orang tersebut harus mendapat resep lain dengan jenis atau dosis obat berbeda. Konsumsi ARV memiliki efek samping jangka pendek berupa lelah, mual (sakit perut), muntah, diare, sakit kepala, demam, nyeri otot, insomnia.

Meski begitu, Ronald menyatakan efek yang ditimbulkan cenderung kecil, bila dibanding manfaat ARV. Konsumsi ARV memperlambat laju virus menuju stadium klinis, atau yang biasa disebut AIDS. Pada stadium ini, HIV diiringi berbagai penyakit mematikan.

Statistik di Indonesia

Saat ini, di Indonesia orang dengan HIV-AIDS (ODHA) diperkirakan mencapai 631.635 jiwa. Prevalensi individu yang tahu status mencapai 301.959 jiwa, pernah menerima pengobatan 180.843 jiwa, dan sedang dalam pengobatan sebesar 96.298 jiwa.

Mayoritas ODHA di Indonesia sebanyak 43,586 jiwa atau sekitar 42 persen dari total ODHA yang menggunakan obat ARV kombinasi Tenofovir, Lamivudin, dan Efavirenz (TLE).

Kombinasi obat ini dibuat dalam bentuk Fixed Dosed Combination (FDC), guna memudahkan konsumsi pada pasien. FDC hanya perlu diminum 1 butir sekali, sementara obat pecahan ARV harus diminum per butir dengan dosis Tenofovir 1 butir, Lamivudin 2 butir, dan Evavirenz 1 butir.

Baca juga: Hebat, Remaja 15 Tahun Menemukan Cara Murah Tes HIV

Related

Health 6239477534682084935

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item