Kisah Kehidupan, Perkawinan, dan Kematian Stephen Hawking

Kisah Kehidupan, Perkawinan, dan Kematian Stephen Hawking

Naviri Magazine - Stephen Hawking dikenal sebagai ilmuwan berpengaruh abad 21. Dia memiliki popularitas setara Albert Einstein yang dianggap sebagai ilmuwan berpengaruh abad 20. Meski kini telah meninggal dunia, namun nama Stephen Hawking masih sering disebut dan dikenang dunia.

Hawking lahir pada 8 Januari 1942 di Oxford, dari pasangan Frank dan Isobel Hawking. Keluarganya pindah ke St Albans ketika Hawking berusia delapan tahun.

Hawking bersekolah di St Albans School. Kala itu, kecemerlangnya sudah mendapat pengakuan dari teman-teman dan guru. Selanjutnya, dia masuk ke University College, Oxford, pada tahun 1959, di usia 17 tahun.

Sebenarnya, si penyuka makanan India ini ingin mendalami matematika. Namun, kampusnya saat itu tidak memiliki jurusan tersebut, akhirnya dia pun memilih fisika. Dia merasakan studinya begitu mudah, dia bahkan jarang mencatat.

Dia menyimpan ketertarikan kepada kosmologi, karena dapat membedah pertanyaan besar, “dari mana asal alam semesta?” Karena itu, pada 1962, Hawking pindah ke Cambridge setelah lulus dari Oxford, untuk mendalami bidang kosmologi.

Sepanjang 1970, riset Hawking fokus pada black holes. Dan sepanjang 1980, dia memperlebar fokusnya, mencakup konsep alam semesta yang lebih luas: penciptaan dan ciptaannya.

Pernikahan

Hawking menikahi sesama siswa Cambridge, Jane Wilde, pada 1965. Mereka bersama-sama dalam hubungan pernikahan selama 25 tahun, dan bercerai pada 1991. Meski begitu, Wilde sempat menulis buku tentang hubungan mereka, berjudul Music to Move the Stars.

Selepas bercerai dengan Wilde, Hawking menikahi mantan perawatnya, Elaine Mason, pada September 1995. Hubungan mereka juga tak bertahan lama. Mereka bersama-sama dalam ikatan pernikahan hingga tahun 2006.

Sejak saat itu, Hawking semakin dekat lagi dengan Wilde dan ketiga anaknya. Buku Wilde pun direvisi dan diadaptasi ke film pada 2014, berjudul The Theory of Everything. Film tersebut dibintangi Eddie Redmayne sebagai Hawking.

Kematian

Di usia yang sangat muda, tepatnya 21 tahun, Hawking didiagnosa terkena sebuah penyakit motor neuron. Penyakit bernama Amythropic Lateral Schlerosis (ALS) membuatnya mendapatkan diagnosa hanya mampu bertahan hidup selama 2 tahun kala itu. Namun, takdir berkata lain. Dia meninggal 55 tahun setelah mendapatkan diagnosa tersebut.

Saat mendengar diagnosa yang menyedihkan, pria yang meninggal di usia 76 tahun ini sempat depresi. Namun, dia berusaha tetap fokus dengan pekerjaannya.

Dia melawan segala rintangan yang menghadang. Meski perlahan-lahan dia kehilangan kendali atas otot-ototnya, dia masih bisa berjalan dalam jarak yang pendek dan melakukan tugas sederhana, seperti berpakaian.

Terbukti, meski terkena penyakit yang menghambat aktivitasnya, Hawking tetap mengukir prestasi yang membuat namanya harum.

Baca juga: Kisah Petinju Hebat Dunia, Muhammad Ali, Saat Masuk Islam

Related

Science 6435699617540261637

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item