Mengenal Macam-macam Tawadhu’ atau Rendah Hati Dalam Ajaran Islam

Mengenal Macam-macam Tawadhu’ atau Rendah Hati Dalam Ajaran Islam

Naviri Magazine - Makin berisi makin merunduk. Begitulah peribahasa 'ilmu padi' yang sering kita dengar. Dalam syariat Islam pun diajarkan hal yang serupa, yaitu sifat dan sikap tawadhu'.

Al-Qur’an dalam beberapa ayatnya menyebutkan pujian bagi orang-orang yang tawadhu’, dan mengancam orang yang sombong. Tidak ada keutamaan seseorang terhadap yang lain kecuali nilai takwanya. Berikut ini adalah macam-macam tawadhu’ menurut ajaran Islam.

Pertama: Tawadhu’ yang terpuji

Yaitu tawadhu’nya seorang hamba ketika melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya. Karena jiwa secara tabiat akan mencari kesenangan dan rasa lapang, serta tidak ingin terbebani, sehingga akan menimbulkan keinginan lari dari peribadatan dan tetap dalam kesenangannya.

Maka, apabila seorang hamba mampu menundukkan dirinya dengan melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, sungguh ia telah tawadhu’ dalam peribadatan.

Kedua: Tawadhu’ yang tercela

Yaitu tawadhu’nya seseorang kepada orang yang mempunyai pangkat dunia, karena berharap mendapat bagian dunia darinya.

Orang yang memiliki akal sehat dan selamat tentunya akan berusaha meninggalkan tawadhu’ tercela ini, dan akan berusaha berhias dengan sifat tawadhu’ yang terpuji.

Tingkatan Tawadhu’

Tawadhu’ di dalam agama

Yaitu patuh dan mengerjakan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wassalam secara pasrah, tunduk, dan taat. Hal itu tidak bisa terwujud kecuali dengan tiga perkara;

a. Tidak mempertentangkan ajaran yang dibawa oleh Nabi shallallahu alaihi wassalam dengan akal, analogi, perasaan, atau siasat.

b. Tidak menuduh bahwa dalil-dalil dalam agama adalah cacat dan jelek serta berprasangka bahwa dalil-dalil agama ada yang kurang, atau yang lainnya lebih utama. Barang siapa yang terlintas dalam pikirannya hal seperti ini, maka salahkanlah pemahamannya.

c. Tidak menyelisihi nash dan dalil yang telah tetap.

Kedua: Menerima kebenaran dari orang yang dicintai atau yang dibenci

Tidak termasuk sikap tawadhu’ adalah menolak kebenaran dikarenakan ia berasal dari musuh.

Menjunjung al-haq

Yaitu menjadikan al-haq (kebenaran) dan perintah sebagai dasar perbuatan dan menjalankan ibadah kepada Allah semata-mata karena perintah dari Allah, dan bukan karena kebiasaan atau hawa nafsu.

Baca juga: Misteri Dabbah, Makhluk Aneh yang Muncul Menjelang Kiamat

Related

Moslem World 4555953513659937609

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item