Andrei Sakharov, Ahli Fisika Rusia yang Menentang Bom Nuklir

Andrei Sakharov, Ahli Fisika Rusia yang Menentang Bom Nuklir

Naviri Magazine - Andrei Dmitrievich Sakharov adalah ahli fisika terkemuka Rusia, yang lahir pada 21 Mei 1921. Ia mendapatkan pendidikannya di Universitas Moskow, dan selama menjadi mahasiswa ia tercatat sebagai pemikir muda paling cemerlang di Rusia.

Sebagai anak seorang guru, Sakharov terbiasa dengan lingkungan akademis. Dia selalu bangun pagi dan belajar sejak pukul 4, sementara ayahnya sering memperlihatkan percobaan-percobaan fisika yang dianggapnya keajaiban.

Nama Sakharov mulai menjadi bahan pembicaraan internasional ketika diterima di Science Academy pada usia 32 tahun, dan menjadi anggota termuda di dalam asosiasi para ilmuwan tersebut. Pada tahun 1948, bersama Igor Tamm, dia mengerjakan proyek rahasia pembuatan bom hidrogen selama dua puluh tahun secara rahasia.

Pada tahun 1961, selama proses pengerjaan bom tersebut, Sakharov mulai mengkhawatirkan sisi moral dalam pembuatan senjata pembunuh massal yang tengah dikerjakannya, dan dia pun secara terus-terang dan terbuka meminta Perdana Menteri Uni Soviet, Nikita Khrushchev, untuk menghentikan proyek senjata nuklir yang tengah mereka kerjakan.

Pada 25 September 1962, Shakarov secara langsung menelepon Nikita Khruschchev, dan memintanya untuk membatalkan rencana penggunaan bom tersebut. Mulanya, Kruschchev memberikan jaminan percobaan bom itu ditunda, namun terbukti ia berbohong, karena selang sehari kemudian bom itu tetap diledakkan.

Shakarov sangat kecewa, dan sejak itu secara terang-terangan ia menentang kebijakan politik pemerintahnya, dan menentang perlombaan senjata nuklir serta kediktatoran komunis. Keberaniannya itu berbuah hukuman berupa penahanan rumah.

Namun hal itu justru membuatnya semakin terkenal, dan dianggap sebagai pahlawan demokrasi terutama di negara komunis. Puncaknya, pada 1970, Sakharov mendirikan Komite Hak Asasi Manusia—dan lima tahun kemudian dianugerahi Nobel Perdamaian.

Seiring dengan itu, ia juga menghidupkan isu-isu yang lebih luas, hingga namanya begitu melambung dan menginspirasi berbagai gerakan politik yang kelak menumbangkan Uni Soviet.

Akibat aktivitasnya yang bertentangan dengan kebijakan Kremlin, Sakharov pun dibuang ke Grozny, dua ratus kilometer dari Moskow, pada tahun 1985. Satu tahun kemudian, pada 1986, ia dibebaskan oleh Presiden Gorbachev yang tengah menerapkan politik restrukturisasi dan keterbukaan, dan Sakharov pun kembali ke Moskow.

Setelah itu, ia terpilih menjadi anggota parlemen, dan terus menyuarakan penentangannya terhadap komunisme.

Ketika Sakharov meninggal dunia pada 14 Desember 1989, rakyat Rusia berduka karena kehilangan sosok ilmuwan yang memiliki moral dan visi kemanusiaan begitu besar.

Related

Science 4396618052666479809

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item