Misteri Suku Sentinel, Orang-orang Paling Terisolasi di Dunia

Misteri Suku Sentinel, Orang-orang Paling Terisolasi di Dunia

Naviri Magazine - Dokumen Arab dan Persia awal melaporkan bahwa pulau-pulau Andaman dihuni oleh suku-suku ganas. Kemudian, penjelajah India dan Eropa menjauhi pulau-pulau ini untuk menghindari suku-suku yang ganas tersebut.

Marco Polo menyebut mereka, "Masyarakat yang paling keras dan kejam, yang tampaknya memakan semua orang yang mereka tangkap."

Suku Sentinelese merupakan penduduk pulau bagian Utara Sentinel kecil, satu-satunya suku yang tersisa di rantai Andaman, yang mampu mempertahankan isolasi mereka.

Sejak tahun 1967, pemerintah India telah berusaha melakukan kontak dan mengajak damai dengan Sentinelese di bawah naungan penelitian antropologi.

"Ekspedisi kontak" ini terdiri dari serangkaian kunjungan dengan membawa makanan, seperti kelapa dan barang-barang yang diperkirakan dibutuhkan suku Sentinelese, dengan tujuan untuk membujuk agar suku Sentinelese menghilangkan adat permusuhan mereka kepada orang luar. Hampir semua upaya ini disambut dengan hujan anak panah dan batu!

Pada pertengahan tahun 2006, para pemanah suku Sentinelese menewaskan dua orang nelayan dan merebut kapal, setelah dua nelayan tersebut melakukan aktivitas di bagian dalam pulau tersebut. Suku ini juga mengusir helikopter yang akan mengambil kedua jenazah nelayan tersebut, dengan menghujani anak panah.

Sampai saat ini, tidak ada upaya terencana untuk memasuki pulau tersebut. Bahkan akses untuk menuju ke pulau tersebut dilarang keras, karena dikhawatirkan akan memakan korban jiwa lagi.

Semua pengetahuan tentang suku terasing ini dilakukan dari jarak jauh. Karena ditakutkan memakan korban jiwa. Pulau yang dihuni oleh suku Sentinel ini berada di kawasan Asia Tenggara, di sekitar kepulauan Andaman.

Orang asing yang mencoba memasuki kawasan tersebut dipastikan akan mendapat serangan tak terduga. Suku ini diklasifikasikan sebagai kelompok negritos, sebuah kelompok yang yang memiliki karakteristik seperti orang Afrika, berkulit hitam dan berambut jagung.

Orang-orang Sentinelese tidak mengenakan pakaian, hanya memakai daun, dawai serat, atau bahan sejenis, sebagai hiasan. Bando yang terbuat dari tanaman merambat tampaknya menjadi mode di kalangan pria. Tidak ada tanda-tanda pertanian di pulau itu.

Sebagian besar alat dan senjata mereka terbuat dari batu dan tulang hewan, dan tampaknya suku Sentinelese memanfaatkan kepingan-kepingan logam yang terdampar di pantai mereka.

Karena tidak ada pengamatan secara langsung, populasi pulau Sentinel Utara diperkirakan mencapai 250 orang. Setelah tsunami Samudera Hindia tahun 2004, ada ketakutan bahwa Sentinelese mungkin telah hancur, namun mereka tampaknya telah selamat tanpa cedera.

Sepertinya, mereka memang tidak membutuhkan orang luar untuk membantu mereka. Karena itu, mengapa kita tidak menghormati pilihan mereka untuk tidak berhubungan dengan orang luar seperti kita?

Related

World's Fact 4558684377753861669

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item