Sejarah Perjanjian Sykes-Pycot dan Pecahnya Revolusi Bolshevik
https://www.naviri.org/2019/03/sejarah-perjanjian-sykes-pycot.html
Naviri Magazine - Wakil-wakil dari Rusia, Prancis, dan Inggris, menandatangani perjanjian bersejarah Sykes-Pycot, pada 16 Mei 1916. Namun, karena pecahnya Revolusi Bolshevik pada Oktober 1917, Rusia kemudian mengundurkan diri dari perjanjian itu.
Perjanjian itu diberi nama Sykes-Pycot, sesuai nama para penandatangan, yaitu diplomat Prancis François Georges-Picot dan diplomat Inggris Sir Mark Sykes.
Berdasarkan perjanjian tersebut, negara-negara Arab yang pada mulanya menjadi bagian dari Turki Ottoman akan dibagi-bagi oleh Prancis dan Inggris, setelah mereka mengalahkan Turki Ottoman dalam Perang Dunia I.
Karenanya, Irak dan Yordania, termasuk pula kawasan Palestina, akan dikuasai oleh Inggris. Sedangkan Suriah dan Lebanon akan dikuasai Prancis.
Perjanjian Sykes-Pycot mempunyai dampak yang panjang, yaitu persiapan pembentukan negara Israel pada tahun 1948 di atas tanah Palestina yang semula dijajah Inggris.