Misteri Archaeopteryx, Nenek Moyang Burung dari Zaman Purba

 Misteri Archaeopteryx, Nenek Moyang Burung dari Zaman Purba

Naviri Magazine - Archaeopteryx/Arkheopteriks adalah burung. Ia mempunyai kaki-kaki yang dapat mencengkeram, sayap-sayap seperti burung, bulu-bulu seperti bulu burung modern, tempurung kepala seperti burung, dan sebuah furcula (tulang selangka burung). Selain itu, ia bisa terbang!

Walaupun fosil Archaeopteryx pertama kali ditemukan pada 1861, fosil-fosil lain yang ditemukan sejak saat itu tidak ada satu pun yang menunjukkan bentuk transisi antara reptil dan Archaeopteryx atau antara Archaeopteryx dan burung-burung.

Jika reptil berevolusi menjadi burung, maka akan ditemukan ribuan makhluk transisi yang hidup dan mati, yang meninggalkan jejak dalam bentuk fosil.

Walaupun bukti yang memberatkan dan bertentangan ini ada, namun banyak evolusionis mempertahankan pendapat bahwa Archaeopteryx adalah bentuk transisi antara reptil dan burung. Mereka menunjuk pada bukti bahwa burung ini mempunyai cakar di kedua sayapnya, gigi, dan beberapa ciri khas yang tampak seperti reptil.

Beberapa orang menyatakan bahwa ciri khas ini mengindikasikan bahwa Archaeopteryx berevolusi dari reptil. Tetapi, beberapa burung purba mempunyai gigi. Dengan bukti yang sama juga, ternyata banyak burung purba yang tidak mempunyai gigi.

Intinya adalah tidak ada fosil yang ditemukan yang menyatakan terjadinya kehilangan gigi secara terus-menerus/perlahan-lahan hilang pada burung-burung. Mereka ada yang mempunyai gigi dan ada yang tidak! Hal ini tidak mengejutkan, karena juga terjadi pada beberapa binatang bertulang belakang lainnya.

Beberapa ikan mempunyai gigi, beberapa amfibi mempunyai gigi, dan beberapa reptil mempunyai gigi. Tetapi ada ikan, dan amfibi, dan reptil, yang tidak punya gigi! Kebanyakan mamalia punya gigi, tetapi beberapa tidak. Keberadaan atau ketidakberadaan gigi tidak mengonfirmasi atau menyangkal teori evolusi atau penciptaan.

Apakah adanya cakar pada sayap membuktikan transisi reptil dan burung? Tidak, karena ada paling sedikit 3 burung yang hidup sekarang, yang juga mempunyai cakar di sayapnya.

Hoatzin, burung yang hidup di Amerika Selatan, mempunyai cakar di sayapnya ketika masih muda. Hal ini juga terjadi pada touraco, burung yang hidup di Afrika. Ostrich mempunyai 3 cakar pada sayapnya, tetapi tidak ada satu pun yang berani mengusulkan bahwa ketiga burung ini adalah binatang perantara reptil dan burung, karena mereka hidup pada saat ini.

Beberapa tahun lalu, paleontologis (ahli fosil) menemukan fosil burung modern dan menyimpulkan, dari bukti, bahwa burung modern itu hidup pada waktu yang sama dengan Archaeopteryx. Archaeopteryx tidak bisa menjadi nenek moyang burung jika burung modern dan Archaeopteryx hidup pada waktu bersamaan.

Baru-baru ini, paleontologis menemukan fosil-fosil seekor burung di Texas yang diduga hidup 75 juta tahun sebelum Archaeopteryx. Jika kita mengikuti pola pikir evolusionis, maka burung ini seharusnya lebih menyerupai reptil daripada Archaeopteryx.

Tetapi makhluk ini lebih menyerupai burung daripada Archaeopteryx! Ilmuwan yang percaya teori penciptaan menyimpulkan bahwa Archaeopteryx bukan seekor binatang perantara reptil dan burung, tetapi adalah burung, khusus diciptakan Tuhan dan terpelihara untuk kita dalam bentuk catatan fosil.

Related

Science 7910835272670984907

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item