Mengenal Yehia Hamid, Raja Misterius di Semenanjung Arabia

Mengenal Yehia Hamid, Raja Misterius di Semenanjung Arabia

Naviri Magazine - Nama aslinya panjang, HM Amir al-Mumenin al-Mutawakkil 'Ala Allah Rab ul-Alamin Imam Yahya bin al-Mansur Bi'llah Muhammad Hamidaddin. Namun ia biasa dikenal sebagai Yehia Hamid atau Yahya Muhammad Hamid ad-Din (Imam Yahya) atau Mahmud al-Mutawakkil.

Ia adalah putra Sayyid Yahya bin Muhammad, terlahir dari cabang keluarga Hamad ad-Din dari Dinasti al-Qasimi. Ia lahir pada 1867.

Saat Yahya masih kecil, Yemen adalah salah satu provinsi Kekaisaran Ottoman. Sejak muda, ia menghabiskan waktu untuk menangani pekerjaan administrasi ayahnya. Saat berusia 37 tahun, ayahnya meninggal dunia, dan ia ditunjuk sebagai pewaris bergelar Imam Yahya. Persis 4 Juni 1904 (sampai 2 September 1926), ia menjadi Imam yang memimpin wilayah pegunungan di wilayah Utara Yemen.

Di bawah pemerintahannya, Yemen menentang kebijakan peraturan Turki, dan Yahya kemudian menyusun potensi kekuatan militernya. Perang sporadis pun meletus sampai tahun 1911.

Politik Imam Yahya terfokus pada upaya melindungi Yemen dari semua bentuk pengaruh asing. Yemen Utara dalam kepemimpinan Yahya menjadi negeri kecil yang sangat kuat dan terisolasi dari negara tetangganya. Walau kemudian ia mendapat bantuan militer dari Italia (1920 dan 1930-an), ia tetap menolak hubungan permanen dan misi diplomatik.

Ia mendelegasikan kekuasaan sektoral pada para bangsawan (sayyid) sebagai kepala pemerintahan lokal (semacam kepala daerah)—walau akhirnya penentangan politik terhadap kepemimpinannya yang konservatif menjadi faktor yang memicu terbunuhnya Imam Yahya di tahun 1948.

Berkaitan dengan berakhirnya Perang Dunia I (1918), Ottoman kehilangan kontrol pada Yemen Utara, dan Yahya pun mengumumkan negerinya sebagai negara merdeka. Sejak 2 September-17 Februari 1948, Yahya bin Muhammad mengumumkan dirinya sebagai penguasa dan Raja Yemen wilayah utara.

Namun dalam perang House of Saud (perang dengan dinasti Saudi di Arab) tahun 1934, pasukan Yahya dipatahkan. Raja Ibnu Saud menawarkan perdamaian tanpa memberi konsesi lahan.

Pada 1946, situasi politik Yemen Utara memanas, saat oposisi rezim Yahya semakin kuat dan terorganisir. Imam Yahya Muhammad Hamidaddin akhirnya tewas diberondong tembakan pada 17 Februari 1948. Ia digantikan anaknya, Ahmad bin Yahya.

Related

History 8532027793924975323

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item