Ilmuwan Menemukan Bukti Ilmiah Nabi Musa Membelah Laut Merah

  Ilmuwan Menemukan Bukti Ilmiah Nabi Musa Membelah Laut Merah

Naviri Magazine - Tiap Nabi dan juga Rasul diberi kemampuan luar biasa yang disebut mukjizat. Nabi Musa, misalnya, memiliki mukjizat yang memampukannya membelah lautan. Hal itu ia lakukan saat menyelamatkan kaumnya dari kejaran pasukan Firaun.

Ribuan tahun setelah kejadiaan magis tersebut, ilmuwan mulai meyakini dan juga mencari pembuktian bahwa mukjizat itu merupakan fenomena alam. Dalam arti, benar-benar terjadi.

Dr Bruce Parker, mantan kepala periset maritim di Amerika Serikat, meyakini bahwa sejatinya Nabi Musa telah mengerti betul dengan teori bulan dan teori pasang surut air laut. Hingga Bruce yakin di kala itu Nabi Musa telah memperkirakan kapan waktu yang tepat untuk melarikan diri dari kejaran tentara Firaun.

Teori serupa pernah direpresentasikan dalam film Hollywood berjudul Exodus: Gods and Kings, yang menarasikan bagaimana Nabi Musa bisa memimpin kaumnya menyeberangi Laut Merah.

Dalam film tersebut, air laut tidak terbelah hingga membentuk tembok raksasa di kanan kiri menyerupai yang kita bayangkan. Film tersebut menggambarkannya secara lebih realistis, di mana jalur setapak yang mereka lewati tetap digenangi air, tetapi dapat dilewati. Persis fenomena tsunami di mana air terlebih dulu surut, hingga setelah itu pasang membuncah dan menerjang semua yang dilewatinya.

Teori Bruce ini tentu tidak diterima begitu aja. Banyak yang skeptis bahwa Nabi Musa dapat mengetahui kapan gempa dan tsunami bisa terjadi. Periode serupa itu hanya berlangsung 10 hingga 20 menit. Durasi yang diperkirakan tidak cukup buat menyeberangkan para pengikut Nabi Musa melewati jalan sejauh itu.

Bisa jadi, di sinilah mukjizat berfungsi bagi Nabi Musa. Mereka yang memiliki anggapan sama dengan Bruce beropini bahwa Tuhan membisikkan kepada Musa, kapan tsunami akan terjadi, juga kapan waktu yang pas untuk melarikan diri.

Teori ini diperkuat oleh peristiwa yang terjadi pada tahun 1798. Kkala itu, Napoleon Bonaparte beserta pasukannya menyeberangi Teluk Suez. Posisinya bersebelahan dengan Laut Merah, yang jauh hari sebelumnya sempat dilewati Nabi Musa.

Tanpa ragu, Napoleon dan para prajuritnya, yang kebetulan mengendarai kuda, menyeberangi daerah tersebut. Saat kira-kira sampai di seberang, seketika air laut mulai pasang. Bila mereka tidak memacu kudanya, bisa jadi pasangnya air laut yang seketika tersebut menenggelamkan mereka.

Lagi pula, Nabi Musa tinggal di dekat Laut Merah dalam waktu lama. Ia tentu mengerti bagaimana kondisi dan kapan Laut Merah mengalami pasang ataupun surut. Ia bisa jadi sudah menekuni hal tersebut, hingga bisa memperkirakan kapan air laut pasang dan juga surut.

"Dengan mengenali kapan pasang surut laut terjalin, berapa lama dasar laut mengering, dan kapan air hendak menyatu, Musa bisa memperhitungkan misi penyelamatan Israel," ucap Bruce.

Lain halnya dengan Firaun yang tinggal di Sungai Nil, yang tersambung dengan laut tengah yang relatif tenang. Ia tentu tidak mengetahui hal-hal terkait siklus pasang surut Laut Merah, dan tidak tahu rencana Nabi Musa yang akan menggunakan laut mematikan tersebut untuk melarikan diri darinya.

Related

Science 5454173324042663826

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item