Tak Ingin Dilahirkan, Pria Ini Menggugat Orang Tuanya ke Pengadilan

Tak Ingin Dilahirkan, Pria Ini Menggugat Orang Tuanya ke Pengadilan

Naviri Magazine - Pernahkah kita bertanya-tanya, mengapa orang tua kita melahirkan kita? Lebih dari itu, pernahkah kita memikirkan kenapa kita dilahirkan?

Seorang pria di New Delhi, India, berniat megajukan gugatan hukum yang tidak biasa kepada orangtuanya. Diwartakan Oddity Central pekan lalu, pria bernama Raphael Samuel itu berniat menuntut orangtua karena sudah melahirkannya ke dunia tanpa izinnya.

Samuel merupakan seorang anti-natalitas, orang yang meyakini bahwa melahirkan bayi tanpa meminta izin si calon bayi secara moral adalah perbuatan salah. Dia menyatakan tidak menentang anak-anak atau kehidupan itu sendiri. Dia hanya meyakini seseorang harusnya tidak dilahirkan tanpa izin yang bersangkutan.

Karena jika lahir, dia bakal mengalami kesulitan hidup. Karena merasa menjadi "korban", Samuel berniat melaporkan orangtuanya ke pengadilan.

Kepada harian setempat, The Paper, Samuel menyatakan kepada anak-anak India bahwa mereka tidak berutang apapun kepada orangtua mereka. Dia mengaku hubungan dengan orangtuanya berlangsung harmonis, dan dia sendiri mengklaim memiliki hidup yang menyenangkan.

"Namun, saya tidak mengerti mengapa saya harus menjalani pergolakan saat sekolah atau berkarir, sementara di sisi lain mereka tidak bertanya mengapa saya harus ada," kata dia.

Pria 27 tahun itu mengelola sebuah laman Facebook berisi pesan seperti, "Apakah bukan merupakan pemaksaan jika anak lahir dan memaksa mereka menjalani karir, perbudakan, atau penculikan?"

Atau pesan seperti "orangtua Anda mempunyai Anda, alih-alih anjing atau mainan. Anda adalah sumber hiburan mereka".

Dia menegaskan, adalah hak setiap orang di India untuk punya pilihan untuk tak punya anak. Selain itu, dia menyerukan setiap anak untuk bertanya mengapa mereka dilahirkan.

Oddity Central melaporkan, meski masih sedikit, pergerakan anti-natalitas berencana membentuk organisasi nasional untuk menyebarkan ajakan hidup tanpa anak. Argumentasi yang mereka berikan mulai dari alasan etika, sumber daya Bumi yang makin menipis, hingga ancaman sosial yang bakal dihadapi si calon bayi.

Pratima Naik, salah satu pemimpin pergerakan, berkata kelompoknya berkumpul secara sukarela, dan menyuarakan ekspresi mereka tanpa kekerasan.

"Kami hanya berusaha memberi pemahaman kepada orang-orang mengapa mempunyai anak di saat ini bukanlah pilihan tepat," tutur Naik.

Related

World's Fact 8274784100700690994

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item